47

380 29 2
                                    

HAI HAI HAI JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN YAAA! SEMOGA SUKA!!
YANG BELUM FOLLOW, FOLLOW DULU DONG BANH

HAPPY READING!

****

Hari terus berlalu hingga tak sadar Atlas dkk hari ini melakukan ujian akhir. Sebentar lagi mereka akan melepas seragam putih abu dan berganti almet univ mereka nanti. Sekarang mereka sedang berada di salah satu cafe untuk merayakan ujian akhir mereka. Disini juga ada Ara yang sedari tadi sibuk meminum susu karamel. Setelah tadi acara makan-makan mereka sekarang sedang asik bercanda dan membicarakan hal hal random.

“Bay the way kalian mau kuliah dimana?” tanya Ara membuat mereka saling tatap.

“Gue si dimana aja asal masih daerah sini biar masih bisa kumpul sama anak-anak” jawab Alfie terlebih dahulu yang di angguki mereka.

“Katanya mau satu univ, jadi ga kalian?” tanya Ara lagi.

“Ya tergantung ra, kemauan kita kan beda-beda. Tapi semoga aja si sama” celetuk Gavin.

“Gue udah omongin sama Andres mau di UI” ujar Atlas membuat mereka menatap Atlas.

“Wih pas banget gue juga juga mau di UI sama Alden” ucap Gala.

“Lo gimana Vin?” tanya Andres.

“Gue kayanya mau di bandung” celetuk Gavin membuat mereka mengalihkan pandangan menatap Gavin.

“Yah vin ga bisa ketemu dong” ujar Ara, lesu.

“Masih kayanya ra, belum pasti nanti deh gue coba ngomong sama bokap biar satu univ” sahut Gavin.

“WIIII BERARTI KITA SEMUA SATU UNIV” teriak Gala heboh.

Gavin menatap Gala sinis, menyenggol lengannya “Brisik anjirt”

“Yah ga satu sekolah sama gue lagi, tungguin gue di UI ya” ujar Ara, lesu.

“Gapapa nanti kita sering-sering main ke markas sama sekolah deh, lagian kalo kerumah lo sama markas kita ga bakal bosen ra” ucap Gala yang diangguki yang lain.

“Oh iya den, waktu itu yang dimarkas lo mau ngomong apaan? Siapa pelakunya?” tanya Alfie tiba-tiba, membuat mereka menatap Alden dengan serius.

Alden menatap satu persatu wajah sahabatnya. Mengambil ponsel di saku celananya lalu menelfon seseorang.

“Cafe FriendZone, sekarang” ucap Alden saat panggilan sudah terhubung, setelah mengatakan itu ia langsung mematikan panggilannya sepihak.

“Lo nelefon siapa?” tanya Atlas yang diacuhkan oleh Alden.

Menunggu beberapa menit dengan keadaan hening membuat mereka semakin penasaran. Tiba-tiba seseorang duduk disamping Alden dengan jaket kulit hitam yang menutupi kaos putihnya.

“Arkan?” tanya Ara bingung.

Alden mengambil ponselnya yang tadi ia taruh di meja. Memperlihatkan seorang wanita yang sedang berbicara dengan seseorang disambungan telefon. Atlas dkk kaget melihat siapa orang itu.

Ara terdiam. Air matanya sebentar lagi akan mengalir bebas “Ga ga mungkin, ini pasti editan. Ga mungkin dia sejahat itu sama gue” ucap Ara, lirih.

“Bukan gue doang yang liat, Arkan juga, malah ternyata dia duluan yang tau. Dia juga punya vidionya” ujar Alden memberikan ponsel Arkan yang langsung diambil oleh Ara.

“Tapi siapa yang telfonan sama dia? Sedangkan dia ga punya kakak dan di dua vidio itu dia manggil pake embel-embel kak” celetuk Gala yang membuat mereka tambah pusing.

“Bisa jadi itu kakak sepupunya” sahut Alfie “Tapi siapa? Lo tau kakak sepupunya ga ra?” sambungnya.

“Setau gue dia ga punya kakak ataupun kakak sepupu. Di vidio itu dia bilang kakaknya meninggal karena Atlas berarti dia punya kakak yang udah ga ada. Tapi dia ga pernah cerita tentang keluarganya” jelas Ara.

“Orang yang habis di tangan Atlas cuma—“

“Siapa?” tanya Ara saat ucapan Gavin terputus.

“Fatir, kan?”

****

Dua orang yang sedang duduk disatu ruangan tampak saling bertatapan. Seorang wanita yang tampak gelisah dan seorang pria yang tampak tenang dengan sebatang rokok yang di hampit menggunakan jarinya terlihat sedang memikirkan sesuatu.

"Trus gimana?" tanya pria itu.

"Gue ga tau kak, masalahnya kak Alden udah tau semuanya dari lama tapi kayanya belum dibocorin karena Ara dan yang lain juga bersikap kaya biasa"

Lelaki itu mengerutkan dahinya. Lalu apa yang harus di takuti? Alden juga tidak memberitahukan yang sebenarnya "Terus apa yang harus lo takutin?"

Wanita itu berdecak "Ck, kak lo mikir dong nanti kalo kak Alden cerita yang sebenernya gimana? Lo ga takut mereka tau? gue si takut, apalagi the vegos yang terkenal bruntal banget"

"Udah lo tenang aja selama lo tutup mulut dan ngelakuin semuanya dengan rapih kita ga bakal ketahuan. Satu lagi nanti kalo lo ketahuan tenang ada gue sama anggota gue yang jagain lo, jangan lupa lo juga adek gue. Ga mungkin gue biarin gitu aja" jelas lelaki itu.

"Trus ini mau gimana lagi? Rencana apa lagi yang bakal lo lakuin?" tanya wanita itu.

"Maybe Ara bakal gue tidurin" ucapnya dengan enteng.

Wanita itu membulatkan matanya. Menepuk pelan bahu lelaki yang berada di depannya "Lo gila?!"

Lelaki yang di tepuk bahunya terkekeh pelan "Iya, dan lo lebih gila"

****

hai hai gimana nih sama ceritanya? oiya kalian jangan lupa vote sama komen dong. hargai penulis juga kita cape cape ngetik sama mikir sampe berjam-jam bahkan berhari-hari tapi yang vote cuma beberapa orang. ga cuma di cerita aku di author-author lainnya juga. kita ga minta banyak, cuma kalian vote sama komen aja udah buat kita seneng banget. vote sama komen ga sampe semenit loh, kalian komen titik aja kita seneng banget. vote sama komen itu membantu banget, apa lagi buat author kecil kaya aku. itu tu udah bahagia banget, kaya wah kalian suka nih sama cerita aku, wah banyak yang komen nih, itu tu kya jadi rasanya pengen cepet-cepet up aja gitu. udah deh segitu aja maaf ya kalo kata-kata aku ada yang buat kalian ga nyaman aku ngetik kaya gini cuma buat ngeluarin unek-unek aku hehe. buat kalian yang udah baca sampe sekarang dan terus dukung aku makasi ya makasi banget loh. sayang kalian banyak banyak, semangat kalian!!

ATLAS [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang