"Lo yakin udah siap? Rollan memastikan.
Virginia mengangguk yakin.
Ketiganya saling memandang, Rollan, Zayn juga Virginia.
Mereka mulai melangkah perlahan memasuki pekarangan rumah Chaterine.
Tok...tok...tok....
Rollan mengetuk pintu dihadapannya.
Tak berselang lama muncul Chaterine membukakan pintu masih dengan mengenakan piyama tidurnya, dia sedikit kaget melihat kedatangan tiga orang kakak kelasnya di pagi hari.
Chaterine mempersilahkan tamunya untuk masuk terlebih dahulu.
"Ada perlu apa ya?" Chaterine menatap satu-persatu dengan alis terangkat.
"Om Malik ada?" tanya Rollan.
"Ohh ada bang, bentar ya gue panggil dulu."
Chaterine pergi dari ruang tamu untuk memanggil ayahnya, beberapa saat kemudian Malik datang untuk menemui para tamu tak terduga.
Sedangkan Chaterine sedang didapur untuk membuatkan minuman.
"Ada perlu apa kalian pagi-pagi kesini?" tanya malik sembari menatap tamunya satu persatu.
"Saya datang bawa jawaban yang sudah saya janjikan ke om," jawab Rollan tegas dan penuh keyakinan.
"Oh ya? cepat sekali, kamu benar-benar yakin? saya tidak menerima jika ada kesalahan."
Rollan menatap tajam, "yakin," jawabnya disertai anggukan.
Pembicaraan mereka berhenti saat Chaterine datang dengan membawa nampan berisi 5 gelas jus mangga segar untuk ketiga tamunya, dirinya juga ayahnya serta sepiring cookie.
Setelah menyajikannya ke atas meja Chaterine segera duduk disofa sebelah ayahnya.
"Lagi bahas apa?" Chaterine bertanya sembari menggigit cookie.
"Gue udah tau siapa pelaku yang nabrak kita waktu kecil."
Chaterine menghentikan aktivitas mengunyahnya. Kaget.
Secepat itukah?
"S-siapa?"
Rollan menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya perlahan.
"Itu adalah almarhum papa saya."
Semuanya langsung menoleh ke Virginia, gadis itu dengan lantang mengatakan hal tersebut. Rollan serta Zayn dibuat sedikit terkejut.
"B-bukannya Papa kak Virgi ada ya?"
"Itu papa tiri saya, selang beberapa menit setelah menabrak sesuatu yang ternyata itu adalah Rollan dan Chaterine, kami sekeluarga kecelakaan dan Papa meninggal ditempat."
"Itu mungkin karma langsung dari Tuhan, karena Papa kabur waktu itu," lanjut Virginia, air mukanya berubah menjadi sendu.
"Bisa kamu ceritakan bagaimana detail kecelakaan itu?" Pinta Malik.
Virginia tampak berpikir sejenak, "saya sebenarnya sedikit ragu juga om, waktu kejadian saya masih kecil ya seumuran sama Rollan persisnya, jadi saya gak terlalu paham dan ingat."
Virginia melanjutkan ceritanya, "waktu itu kami sekeluarga pergi naik mobil mau liburan seingat saya. Saya waktu kecil kalau lagi dimobil itu suka baring-baring dikursi belakang, jadi waktu papa nabrak sesuatu saya gak tahu pasti itu apa. Yang jelas setelah papa putar balik arah, papa jadi gak fokus dijalan dan tanpa sadar ada truk dari arah berlawanan, dan akhirnya...."
Virginia tak melanjutkannya ucapannya, dadanya kembali sesak. Rollan dengan sigap merangkulnya.
"Saya turut berdukacita."
KAMU SEDANG MEMBACA
✎The Perfect Rich Couple [END]
Teen Fiction❝Tentang rasa yang dibentuk dengan cinta❞ Calvins Harry. Cowok yang paling bodoamat kalo masalah cewe, jomblo dari orok dan gak pernah punya gebetan. Apalagi pacar. Gans? Sudah pasti MOST wanted kok Tajir? Pake banget malah Pinter? Iyalah genius mal...