•TPRC #40✓

91 10 2
                                    

Happy reading all

"Si-siapa Yah?" Chaterine menatap wajah ayahnya serius.

"Reno, Reva, Jevin, Keyna. Masa kamu lupa?" Malik terkekeh mengacak rambut putrinya gemas.

Chaterine menghela nafas pelan, bukan jawaban itu yang dia mau. Teman-temannya itu baru dikenal Chaterine semenjak keluarganya pindah rumah. Tapi sepertinya ayahnya memang tidak tau.

"Hm yah, kenapa kita dulu pindah rumah?"

Malik menatap Chaterine heran, tidak biasanya anak ini ingin tahu segala hal lebih jauh. Tetapi dia tetap menjawab pertanyaan putri tersayangnya. "Gak papa, yang ini lebih besar dari rumah lama." Chaterine hanya mengangguk, dia lalu izin pergi ke kamar.

Chaterine menutup pelan pintu kamarnya, lalu berjalan lesu ke tempat tidur. Dia membuang nafas berat berkali-kali.

Bosan.

Sekarang Chaterine tengah membuat posisi seperti sikap lilin dengan kaki lurus ke atas disandarkan pada dinding.

Chaterine menengok ke samping kiri dan menemukan tasnya, dia lupa menaruhnya dimeja belajar. Catherine mengambil tas itu dan merogoh isinya, tangannya mengangkat satu benda yang dicari-carinya tadi.

Chaterine hanya diam menatap surat itu. Tangannya bergerak membolak-balik benda tersebut tanpa berniat membukanya.

Ting!

Chaterine terdiam mendengar suara notifikasi pesan masuk dari ponselnya. Dia sedang malas untuk membalas SMS dari nomor tak dikenal itu.

Ting!

Ting!

Chaterine berdecak keras, dia meraba-raba sampingnya mencari keberadaan benda pipih itu. Dengan malas-malasan Chaterine membuka pesan masuk tersebut dan seketika senyum manis tercetak jelas di wajah cantiknya.

Calvins
Selamat malam

Lagi ngapain?

Sudah tidur ya?

Chaterine dengan cepat mengetikkan balasan.

Hehe belum kok, tadi habis baca buku.

Calvins
Ohh habis belajar ya?

Iya

Calvins
Gue telpon ya

Iya gpp telpon aja

Chaterine merubah posisinya menjadi duduk, jemarinya dengan lincah menggeser tanda hijau untuk menerima panggilan.

"Halo," Calvins mendaratkan bokongnya dikursi taman, menghirup dalam-dalam udara dingin malam ini.

Chaterine mengembangkan senyumnya walaupun tidak terlihat oleh Calvins, "iya halo juga."

"Lagi ngapain?"

"A-eh cuma baring-baring doang," Chaterine menggigit bibir bawahnya merasa bodoh harus salah tingkah diwaktu seperti ini.

Calvins terkekeh pelan, kaki kirinya diangkat hingga bertumpu pada kaki kanan. Terjadi keheningan beberapa saat.

Cowok itu mengadahkan kepala menatap langit malam, perkataan Papanya beberapa menit lalu masih terngiang-ngiang jelas direlinganya.

✎The Perfect Rich Couple [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang