•TPRC #32✓

101 16 0
                                    


Semua luka
Semua harapan
Semua Drama
Semua Sandiwara
Hati ini sudah tak mampu menerima segalanya!
Hati ini sudah terlalu rapuh untuk menerima kenyataan yang ada!

🍃🍃🍃

Suasana kantin sangat ramai siang ini, entah apa yang terjadi namun suasananya tak seperti biasa. Kali ini terasa lebih ramai saja.

Chaterine melambai-lambaikan tangannya saat melihat Kenzi memasuki kantin bersama Nara—teman satu ekskul basketnya.

"Kok sendiri? Calvins mana?" mata Kenzi memperhatikan sekitar celingak-celinguk mencari keberadaan Calvins.

"Lagi pesen makanan, gue disuruh tunggu disini."

"Ohh," Kenzi manggut-manggut paham. "Btw gue duluan ya mau rapat anak basket."

"Udah duluan aja? Abaru aja nyampe." Chaterine bingung.

"Cuma mau beli air minum doang, yaudah bye ya."

Belum sempat Chaterine bicara lagi Kenzi sudah berlalu dari hadapannya.

"Ngeliatin apaan?" tanya Calvins sambil menaruh dua piring mie goreng di atas meja.

"Kenzi tadi lewat."

"Ohh.. gak mampir dulu disini?"

"Tau tuh katanya mau rapat anak basket."

"Sibuk banget ya dia," ujar Calvins sambil mengaduk-ngaduk mie gorengnya.

Chaterine hanya mengendikkan bahunya saja,b"hmm gitu lah."

Mie yang sudah akan masuk ke dalam mulut Calvins tertahan di udara ketika mendengar seruan seseorang yang mempertanyakan dirinya.

"Calvins ya?" tanya laki-laki itu sambil menunjuk wajah Calvins.

Pangkal alis Calvins mengkerut tanda dia sedang mencoba mengingat sesuatu.

Ahh sepertinya dirinya lupa siapa orang yang sedang berada didepannya saat ini.

"Aelah masa lo lupa sama gue?" tanya orang itu lagi sambil menaik turunkan alisnya.

Chaterine memperhatikan wajah laki-laki yang sedang menatap Calvins dengan mata berbinar. Sepertinya Chaterine mengingat sesuatu tentang cowok dihadapannya ini.

"Agam?" tembak Chaterine terus memerhatikan wajah cowok yang tengah menatapnya bingung.

Cowok itu terlihat mencoba mengingat-ngingat sesuatu, sedetik kemudian dia berseru heboh tanda sudah mengingat cewek dihadapannya.

"Eh lo waktu itu yang menang olimpiade fisika kelas 10 kan?" tanya cowok yang ternyata bernama Agam itu.

"Nahh iya, kalo lo itu yang hampir pingsan pas pembagian piala kan?

Wajah Agam terlihat cemberut mengingat kejadian itu, Agam termasuk orang yang tingkat kepercayaan dirinya berada dilevel terendah. Tidak bisa ditatap lama-lama, tidak bisa berbicara didepan umum, tapi Agam bukan tipe orang yang pemalu.

Agam memutar bola matanya malas, "aelah malah diingetin, gue udah lupa juga."

Calvins membulatkan mata karena terkejut, dia sekarang telah ingat siapa cowok dihadapannya.

"Agam. Sahabat gue waktu kelas 9?" seru Calvins dengan nada suara naik satu oktaf.

"Kelamaan lo ngingat gue," balas Agam sambil menyeruput es jeruk kepunyaan sahabat SMP-nya itu.

✎The Perfect Rich Couple [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang