•TPRC #43✓

93 13 4
                                    

*play mulmed!

Lagunya si tampan Johhny:*

*****

Darah berdesir hangat, jantung berdetak cepat, nafas yang tercekat serta pandangan menatap lurus. Kapan terakhir kau merasakan itu?

✓✓✓✓✓

Rintik-rintik hujan menemani langkah Chaterine menuju gerbang sebuah rumah mewah. Dia menghentikan langkahnya saat sudah berada didepan pagar dekat pos satpam.

"Pak."

Satpam itu tersentak, mengalihkan pandangannya dari televisi yang tengah ditonton.

"Non Chaterine? Ada apa malam-malam kesini Non?" tanya pak Andi— satpam rumah keluarga Calvins.

Wajar saja Pak Andi mengetahui namanya. Karena dia sering sekali dibawa Calvins kerumah atau hanya sekedar mampir, bahkan pembantu rumah Calvins yang berjumlah banyak itu pun mengenal Chaterine.

"Mau ketemu sama Calvins pak, dia ada dirumah kan?"

"Ada non, masuk aja paling den Calvins jam segini belum tidur," kata pak satpam sembari mempersilahkan Chaterine masuk.

Gadis itu memencet bel dua kali setelahnya diam beberapa saat. Hingga beberapa menit kemudian pintu terbuka dan tampaklah Calvins yang hanya memakai celana pendek serta T-shirt berwarna putih.

Hanya keheningan yang menyambut, dua insan itu sama-sama diam enggan menyapa atau sekadar tersenyum, seperti ada dinding penghalang diantara keduanya padahal nyatanya mereka sekarang sedang berdiri berhadapan dengan jarak tidak sampai 5 meter.

"Vin... Kalo gue ada salah gue minta maaf, kenapa lo tiba-tiba berubah gini? gue salah apa sama lo Vin. Jelasin ke gue sejelas-jelasnya supaya gue gak ngambil kesimpulan sendiri."

Calvins hanya diam memandang tepat ke manik mata gadis dihadapannya, sorot matanya dingin tidak memancarkan perasaan apapun. Hanya diam memandang dengan bibir terkatup rapat.

"Jangan diem aja Vin! Jelasin sejelas-jelasnya! lo gak bisa ninggalin gue gini aja tanpa alasan," Chaterine sudah terisak sejak mengatakan kalimat pertama, air matanya luruh ketika melihat cowok yang dicintai berdiri tepat didepannya tanpa mengatakan sepatah katapun dan hanya memandang diam.

"Ja...ngan hiks tinggalin gue saat gue udah sayang sama lo hiks... lo jahat Vin jahat!"

Chaterine memukul-mukul dada Calvins seraya menangis sesenggukan, pertahanannya runtuh, dia tidak bisa hanya terlihat baik-baik saja padahal hatinya sedang menjerit pilu penuh kesedihan. Air matanya tidak terbendung lagi Chaterine jatuh duduk didepan Calvins yang masih hanya diam memandang ke depan.

"Hiks kenapa lo diem aja Vin? Kenapa? hiks lo itu cowok pengecut yang cuma berjuang di awal doang."

"Hiks.. please jangan giniin gue Vin, jangan tinggalin disaat gue udah sayang-sayangnya."

"Please balik Vin.. hiks hiks."

Biar saja dia dikatakan cewek tidak tahu malu, tidak punya harga diri. Kerena memang pada dasarnya perempuan lebih mementingkan hati daripada logika, biar saja dibilang bodoh asal hati tidak tersakiti.

✎The Perfect Rich Couple [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang