Tok... Tok....
Kenzi mengetuk pintu rumah Chaterine, selang beberapa detik keluar Malik dengan rambut basah dan handuk terkalung dilehernya.
Pada saat membuka pintu tatapan Malik langsung tertuju pada Rollan yang berdiri dibelakang Kenzi, tatapannya berbeda seperti sedang menelisik sesuatu dari wajah Rollan. Cowok itu pun menatap balik Malik dan merasa tidak nyaman dengan tatapan itu. Suasana tegang itu akhirnya hilang saat Kenzi kembali membuka suara.
"Om kami izin masuk ke kamar Chaterine, mau ngambil barang saya yang ketinggalan," pinta Kenzi .
"Oh iya silakan masuk aja, kamarnya gak dikunci juga kok." Malik mempersilahkan keduanya masuk, lalu pergi dari situ melanjutkan aktivitas yang sempat tertunda.
"Lo duduk di sofa ruang tamu aja tunggu gue," suruh Kenzi pada Rollan dengan nada berbisik.
Rollan menggeleng pelan, "gak mau, gue juga mau ikut masuk." Balasnya ikutan berbisik.
Kenzi melotot lalu membuat gerakan tangan seperti mengusir, "sana lo." Titahnya sekali lagi.
Rollan menurut, dia akhirnya duduk disofa menunggu Kenzi.
Cewek itupun segera masuk ke kamar Chaterine segera menggeledah mencari dimana kertas-kertas itu berada.
"Anjir gue lupa ditaruh dimana sama Chaterine."
Dengan cepat Kenzi mencari disekitar meja belajar lalu beralih ke ranjang dan terakhir dia memilih untuk menggeledah kotak kado itu satu persatu.
"Sialan banyak banget kotaknya, duh seharusnya gue minta bantuan Rollan aja tadi," rutuk Kenzi pada diri sendiri sambil tak henti-hentinya menggeledah isi kado tersebut satu-satu.
"Ahaaaa ini dia," Kenzi bersemangat saat mendaptkan kertas-kertas itu tersimpan dikotak kedelapan yang dia geledah. Kenzi segera memasukkan kotak kado yang berisi kertas-kertas itu ke dalam tasnya dan langsung meninggalkan kamar Chaterine.
Melihat Kenzi mendekat Rollan berdiri dan menghampirinya. "Udah semua?" tanyanya.
Kenzi mengangguk, "yuk ah pulang."
"Gak izin dulu ni?"
Kenzi menatap jengah Rollan seraya memutar bola matanya jengkel , "Om kami pulang ya Assalamualaikum." teriaknya.
"Waalaikumsallam, iya hati-hati ya," terdengar sahutan malik dari dalam.
Kenzi segera menarik lengan Rollan dan menuju mobil mereka terparkir.
"Kita kemana nih?" tanya Rollan sembari menjalankan mobilnya.
"Kalo kerumah gue ntar ditanya-tanyain papa gue, malas banget, ke rumah lo aja gimana?"
Rollan sontak menggeleng, "Gak. Jangan, bokap nyokap gue kepoan. Gue juga malas jelasin."
Kenzi memegangi kepalanya dan berdecak keras, "YA TERUS DIMANA LAGI NIH?" teriaknya kesal.
Rollan berpikir, beberapa menit kemudian dia mendapatkan ide tempat yang sekiranya sepi dan cocok untuk digunakan mereka memecahkan kasus ini tanpa didengar banyak orang.
sekita 45 menit menyetir Rollan membelokkan stirnya masuk kejalan yang sangat sepi dan sedikir rumah, Kenzi yang memperhatikan keadaan sekitar mengernyit heran. Dia bingung, kepalanya menengok ke kanan kiri berusaha mengenali tempat ini, tapi nyatanya dia tetap tidak tahu karena tidak pernah ketempat se-sepi ini.
"Kita mau kemana woy? jangan macam-macam lo," kata Kenzi dengan nada tersirat rasa takut.
Rollan tertawa kecil tak lama dia menghentikkan mobilnya didepan sebuah kafe sederhana yang hampir tak ada kendaraan terparkir disana tanda bahwa kafe tersebut sedang tidak ada pengunjung.
KAMU SEDANG MEMBACA
✎The Perfect Rich Couple [END]
Teen Fiction❝Tentang rasa yang dibentuk dengan cinta❞ Calvins Harry. Cowok yang paling bodoamat kalo masalah cewe, jomblo dari orok dan gak pernah punya gebetan. Apalagi pacar. Gans? Sudah pasti MOST wanted kok Tajir? Pake banget malah Pinter? Iyalah genius mal...