Percayalah aku terpaksa melakukan semuanya!
^_^
Calvins menatap jam dinding yang terletak diatas papan tulis kelasnya, badannya dimajukan beberapa senti dengan kepala sedikit mendongak untuk menyesuaikan jarak yang ada. Dia lalu menoleh ke teman diseberang mejanya, Dila- si sekretaris kelas."Dil Miss Eva kok masuk gak sih?"
Dila mengangkat bahunya, "ya gak tau, tapi— eh bukannya Rollan sama Zayn tadi pergi ke kantor panggil Miss.Eva."
"Sial! jadi mereka tadi ke kantor panggil Miss Eva, anjir si kampret bilangnya mau ke toilet, gue susul ah."
Calvins berlari keluar kelas dengan terburu-buru, entah aura apa yang dikeluarkannya bisa membuat sebagian siswi yang tengah olahraga dilapangan menjerit histeris, rambut berantakan serta sisi baju kanannya yang keluar membuat daya tarik tersendiri. Dan Chaterine menjadi bagian dari para siswi itu, tapi bedanya dia tidak ikut merasakan pesona yang dikeluarkan cowok itu, dia hanya diam menatap Calvins dengan perasaan hampa, seolah semuanya sudah hangus terbakar dalam sekejap mata.
Calvins berhenti dengan tangan bertumpu pada tembok disampingnya, nafasnya sedikit terengah, tatapan mata mengarah pada dua orang didepannya tengah memandang heran kearahnya.
"Miss Evanya ada?" tanya Calvins menatap dua temannya bergantian.
"Gak ada," jawab Rollan.
"Yess!!" serunya mengepalkan kedua telapak tangan.
Rollan dan Zayn saling memandang lalu sama-sama menyunggingkan senyum licik.
"Miss.Eva emang gak ada, tapi PR minggu kemaren tetap dikumpul plus dikasih tugas baru," kata Zayn menyambung ucapan Rollan. Senyum Cavins memudar tergantikan oleh raut wajah khawatir.
Zayn tertawa kecil namun terdengar seperti tawa ejekan, "pasti lo belum ngerjakan PR?" tebak Zayn. Calvins mengangguk dengan wajah polos membuat siapa saja akan gemas dengan ekspresi wajahnya yang seperti ini.
"Sukurin!" keduanya segera berlalu dari hadapan Calvins dengan wajah tak berdosa. Sedangkan cowok itu sendiri masih diambang kesal, bibirnya ingin sekali mengeluarkan umpatan-umpatan dan mengabsen nama-nama hewan dikebun binatang.
Calvins berbalik dengan mulut siap mengeluarkan sumpah serapah, "BANG—" entah mendapat firasat buruk darimana Calvins tak jadi melanjutkan umpatannya. Dia menengok kebelakang, dan benar saja ada Bu Eka sang guru BK tengah berjalan beberapa meter dibelakangnya lagi dengan senyum khasnya membuat Calvins bergidik ngeri, lalu cepat-cepat berjalan menuju kelasnya.
"Ngapa lo kayak habis dikejar mantan?" Zayn menatap heran Calvins yang datang dengan nafas ngos-ngosan.
"Mantan pala lo," balas Calvins seraya menoyor kepala Zayn.
"BANGSAT! Gak usah main kasar dong! pagi-pagi udah bikin kesel aja, ngajak berantem?" yang namanya Zayn, marah tidak akan nada gunanya sama sekali. Wajahnya sudah didesain kocak dan tidak akan kelihatan marah walau dia sedang kesal sekalipun, dan lagi dia selalu saja mengeluar umpatan-umpatan yang malah berujung lawakan.
"Lo marah?" tanya Calvins memastikan.
"Udah tau nanya lagi," jawabannya kesal.
"Bego lo, kalo gue udah tau gak mungkin gue nanya. Please jangan kayak gini lagi Zayn."
Zayn mengangkat alis bingung, "kenapa emangnya huh?" sahutnya ngegas.
"Lo makin kelihatan begonya!" tukas Calvins dengan wajah serius, membuat Zayn ingin sekali menabok wajah manusia sok kegantengan didepanya saat ini, tapi Zayn melupakan satu hal bahwa Calvins memanglah siswa terTAMPAN yang dinobatkan sebagai THE MOST WANTED.
KAMU SEDANG MEMBACA
✎The Perfect Rich Couple [END]
Teen Fiction❝Tentang rasa yang dibentuk dengan cinta❞ Calvins Harry. Cowok yang paling bodoamat kalo masalah cewe, jomblo dari orok dan gak pernah punya gebetan. Apalagi pacar. Gans? Sudah pasti MOST wanted kok Tajir? Pake banget malah Pinter? Iyalah genius mal...