Entahlah intinya bersamamu aku merasa nyaman
*****
Seorang pria ber-jas sedang duduk di sofa sembari mengusap wajahnya kasar dan menghela nafas panjang.
Jadi bagaimana ini?" tanya pria itu kepada rekan kerjanya yang juga duduk disampingnya sedang menatap kearahnya.
"Saya gak tau juga kalo keadaannya bakal kayak begini Lik, kita berpikir bahwa sikap mereka yang hampir serupa menjadikan keduanya tidak akan saling mengenal! tapi sekarang kejadiannya malah sebaliknya!"
Lagi-lagi Malik mengusap wajahnya frustasi dan menatap manik coklat sahabatnya itu yang telah membantunya bangkit dari jurang kepasrahan.
"Bagaimana perasaan putriku saat tau bahwa orang yang dicintainya harus pergi selama 6 tahun kedepan?"pertanyaannya lebih dari sebuah ungkapan hati seorang Ayah yang khawatir dengan keadaan anaknya.
"Seharusnya betul kita harus menyekolahkan mereka ditempat yang berbeda, hingga mereka akan saling mengenal ketika Calvins sudah pulang dari pendidikannya selama 6 tahun itu," Nicholas tak tahu lagi harus berkata apa untuk memperjelas situasi sekarang.
Kenapa kejadian 10 tahun silam itu harus terjadi? Mereka tidak tahu jika kejadian itu akan berakibat untuk sekarang, dan mereka sama-sama tak mau melukai perasaan seorang anak muda yang tidak tahu betul akan perjuangan dan kesetiaan cinta.
Dan sekarang Chaterine tahu bahwa orang tuanya sedang menyembunyikan sesuatu hal yang sangat berpengaruh dalam hidupnya, dan hingga waktunya nanti dia akan tahu segalanya.
"Kapan kita akan menjelaskan semuanya?" tanya Malik kepada Nicholas.
"Saat Calvins sudah diambang kelulusan, dan dia diterima di universitas yang kupilih maka kita akan menjelaskan—"
Belum sempat Nicholas melanjutkan ucapannya dengan cepat Malik memotongnya dengan nada ketidaksetujuan.
"Disaat semuanya sudah terlambat? Maka hati putriku akan hancur berkeping-keping, bagaimana jika anak 10 tahun silam itu akan masuk kehidupan anakku?"
"Heyy Malik kau ini kenapa? Ayolah anak itu sudah tidak ada disini, bukankah kau sudah menjauhkan kehidupan putrimu darinya? Dan bukankah kejadian itu membuat Chaterine tidak bisa mengingatnya. Dan ya, Calvins aku yakin dia akan menjaga perasaannya dia takkan pernah mengkhianati Chaterine aku yakin itu," ucapnya penuh keyakinan.
"Satu lagi, Calvins pergi untuk kebaikan masa depan mereka berdua, siapa lagi yang bisa melanjutkan perusahaan kita selain dia?"
Malik terdiam mendengar kata-kata dari sahabat yang sudah dianggap sebagai saudaranya itu. Dalam kalimat yang diucapkannya ada benarnya juga. Calvins pergi untuk masa depannya dan putrinya.
Dan soal Calvins yang takkan mengkhianati Chaterine, dia tak percaya seratus persen begitu saja, Malik tahu betul pikiran anak muda seperti apa. Anak 18 tahun yang dilepas begitu saja ke luar negeri sendirian dengan sebuah janji untuk saling mempercayai, rasanya itu meragukan.
Malik dan nicholas berpikir jika dulu mereka tidak menyekolahkan anak mereka bersama-sama. Mungkin Calvins sudah terikat janji dengan perempuan lain sebelum bertemu dengan Chaterine. Tapi kenapa semuanya begitu rumit? Mereka percaya bahwa rencana Tuhan akan indah dan tidak terduga-duga, hanya Tuhanlah yang tahu kedepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✎The Perfect Rich Couple [END]
Fiksi Remaja❝Tentang rasa yang dibentuk dengan cinta❞ Calvins Harry. Cowok yang paling bodoamat kalo masalah cewe, jomblo dari orok dan gak pernah punya gebetan. Apalagi pacar. Gans? Sudah pasti MOST wanted kok Tajir? Pake banget malah Pinter? Iyalah genius mal...