•TPRC #42✓

103 10 2
                                    

Begini kah rasanya ditinggalkan oleh orang paling disayang?

Dada seperti ditusuk ribuan jarum, hati terasa ngilu seperti gusi terkena es.

****

Mereka berempat kembali kedepan pintu gudang dengan tangan kosong kecuali Calvins, dia datang membawa sebuah palu.

Calvins mulai mengarahkan palu digenggamnya dengan gerakan mengayun hingga dua benda logam tersebut berhantaman mengeluarkan bunyi cukup nyaring

Tak...tak...tak

Chaterine mengangkat kepalanya tak bersemangat mendengar suara berisik dekat pintu gudang, dia semakin merapatkan pelukannya ke kedua kakinya yang ditekuk.

Pikirannya sudah kacau, Chaterine sudah berpikiran buruk tentang siapa orang yang tengah membuat keributan didepan pintu gudang. Suara benda logam berhantam memenuhi pendengarannya semakin membuat Chaterine meringkuk ketakutan.

Dia semakin takut bahwa didepan itu bisa jadi orang yang menjebaknya tadi, menyuruhnya ke atap sekolah atas nama Calvins. Bagi Chaterine dia orang yang sangat licik dan menakutkan  sekali.

"Tolong...." lirih Chaterine sangat pelan.

Hantaman terakhir Calvins layangkan cukup keras dengan seluruh tenaga yang tersisa.

Pintu terbuka!

Calvins bergegas masuk kedalam tapi langkahnya terhenti saat diambang pintu. Dia tidak bisa melihat dengan jelas keadaan didalamnya, benar-benar sangat gelap.

"Kenapa berhenti Vin?" Kenzi ikut melihat kedalam gudang.

"Senter."

Kenzi mengeluarkan ponselnya dari saku baju kemudian menyerahkan pada Calvins.

Calvins menyalakan fitur senter diponsel Kenzi, mulai melihat sekeliling dengan bantuan cahaya tersebut.

"Dih serem banget," Zayn melihat sekelilingnya.

"Penakut!" kata Rollan mengolok.

"Berisik! Diem!" Calvins memberi peringatan.

Cahaya senter menyoroti keadaan gudang yang tampak tidak terawat. Debu dimana-mana, meja kursi tak terpakai tidak disusun rapi, alat-alat kebersihan berserakan serta lantai gudang yang tampak rusak.

"ALLAHUAKBAR ITU APA!" semuanya melebarkan mata melihat ke arah senter menyorot, Zayn yang tadi berteriak menutup mulutnya rapat-rapat bersembunyi dibelakang punggung Rollan.

Calvins melihat seorang gadis sedang meringkuk ketakutan memeluk lututnya sendiri. Rambutnya terurai berantakan, bajunya tampak sedikit kotor. Calvins yakin itu adalah gadis yang sedang dicari-carinya.

Calvins memberikan ponsel tadi pada pemiliknya, memberi isyarat agar cahayanya tetap menyala tidak dimatikan.

Dia mulai berjalan mendekati gadis itu, tangan Calvins pelan menyentuh pundaknya, respon yang diterima jauh diluar dugaan Calvins. Chaterine memberontak bahkan dia seperti dikelilingi ketakutan amat dalam.

✎The Perfect Rich Couple [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang