4. Apa kabar

520 73 22
                                    

Di kantin, Shishi sama Lia seperti biasa mereka duduk berdua. Lia yang akhir-akhir ini lebih ceria dari biasanya, dan Shishi tahu itu karena Jemian. Tanpa Shishi tanya Lia selalu cerita semuanya, dan kayaknya mereka emang lagi dalam tahap pdkt, sesuatu yang selalu membuat Shishi merasa sesak.

Lia sahabat baik Shishi, jadi harusnya Shishi emang dukung Lia sama Jemian, meskipun hatinya gak rela, Shishi harus belajar rela.

“Hai, aku boleh duduk di sini, kan?” Cowok yang Shishi pikirin udah nongol aja gabung satu meja sama mereka.

Ya Tuhan, inilah ujian yang sebenarnya. Jemian duduk di samping Lia sambil bawa semangkok baksonya. Lia cuma ngangguk aja sambil senyum malu-malu.

“Hai, Shi. Apa kabar?” tanya Jemian tersenyum menatap Shishi, dilihat dari gerak-geriknya Jemian emang biasa aja berhadapan dengan Shishi.

Hati Shishi keretek-keretek lagi, ditanya kabar sama mantan yang masih tersisa rasa buat si mantan.

“Baik,” jawab Shishi pada akhirnya begitu singkat, padahal cuma ditanya kabar doang tapi udah gak keruan.

Shishi mau ngomong banyak hal sekarang ini, tapi pasti tahu lah kalian ... di depan Jemian Shishi kikuk banget, artinya jantung Shishi deg-degannya meningkat.

“Eh, Li. Bentar deh.” Di tengah-tengah mereka menikmati bakso ini Jemian tiba-tiba membuat sepasang mata Shishi bergulir padanya, memaksa Shishi mau gak mau harus melihat kemesraan itu. Nyesek cuy.

Jemian mengambil tisu dan mengarahkannya ke sudut bibir Lia yang memang tampak mengkilat dan penuh kehati-hatian.

“Maaf, ya,” ujar Jemian sebelum benar-benar menyeka sudut bibir Lia.

Jemian itu sopan banget, dia sangat menghargai cewek. Gak kayak kebanyakan cowok yang suka mengklaim pacarnya miliknya itu suka berbuat sesukanya si pemilik. Jemian itu beda, makanya Shishi gak bisa buang jauh perasaannya gitu aja setelah putus waktu itu.

Iya, Jemian memang sopan dalam memperlakukan perempuan. Tapi dia dengan tidak sopannya patahin hati Shishi lagi jika benar-benar jadian sama Lia sahabat baiknya. Meskipun mereka belum resmi jadian tapi Shishi yakin mereka bentar lagi bakal jadian.

“Eh, Shi. Lo sekarang jomblo, kan?” tanya Jemian tiba-tiba, membuat Shishi seketika terbatuk karena gugup dan terkejut.

“Kenapa emang?” tanya Shishi masih gugup.

“Shishi baru diputusin Ajie si adkel kemarin,” sela Lia sedikit tertawa kecil. Tapi Shishi langsung mempelototinya.

Malu-maluin karena yang putusin Ajie bukan Shishi, mana dia adik kelas lagi. Batin Shishi.

“Seriusan?” Jemian matanya terbelalak, lalu ikut tertawa.
“Gue gak tau deh kriteria Shishi itu sebenarnya kayak gimana, dilihat-lihat kok macem-macem ya semua karakter kayaknya ada,” lanjutnya masih terkekeh seperti lucu untuknya, tapi ngenes bagi Shishi.

Kriteria gue itu, lo, Jemian. Elo yang sopan dalam memperlakukan perempuan. Rasanya Shishi pengin banget berteriak gitu sama Jemian.

“Sepupu gue ada yang mau kenalan sama lo, dia pernah liat lo pas lagi sama Lia di cafe joy dan dia tertarik sama lo,” jelas Jemian. Jadi itu maksudnya nanyain Shishi jomblo apa nggaknya?

Shishi sama Lia saling pandang. Cafe joy? Udah lama banget dia sama Lia gak ke sana berdua aja.

“Ah udah lama sih kayaknya, waktu itu gue sama sepupu gue ada di sana juga dan merhatiin kalian, mau gue kenalin langsung gak enak waktu itu lo pacarnya Jenov.”

Pacaran sama Jenov? Itu artinya belum lama Shishi putus sama Jemian dong? Iya, setelah putus sama Jemian Shishi jadiannya sama Jenov.

“Eh tunggu.” Lia menyela. “Waktu itu kamu perhatiin aku apa perhatiin Shishi?”

Wah Lia berani banget nanya kayak gitu. Dan lihat bahasa mereka belum jadian juga udah aku kamu.

“Eh? Dua-duanya, sih, gue perhatiin kalian berdua,” jawab Jemian yang tampak salah tingkah, terlihat dari cara dia mengusap-usap tengkuknya.

Jemian bilang perhatiin dua-duanya? Jangan bilang Jemian udah naksir Lia dari saat itu? Ketika Lia berada di samping Shishi. Nyesek banget sih, Shishi terus membatin.

“Jadi, gimana, Shi? Lo mau kenalan sama dia? Nanti gue kasih nomor lo ke dia, udah dari lama sih dia nanyain terus.”

“Jadi inti pembicaraan lo ini, lo mau comblangin gue sama dia, kan?” simpul Shishi merasa sebal, main jodoh-jodohan gini tuh Shishi gak suka meskipun cuma sama teman, apalagi ini dicomblangin sama mantan sendiri.

“Gak juga sih, kan dia yang tertarik duluan sama lo.” Jemian menghabiskan es teh manisnya.

“Gue males pacaran buat sekarang, Jem,” ujar Shishi pelan.

Iya, Shishi benar-benar se-lelah itu buat yang namanya pacaran, karena ujung-ujungnya makan hati. Jomblo itu lebih enak, bisa bebas.

“Dia udah kuliah lho, ketemu aja dulu, kan bisa jadi temen juga. Gak harus melulu jadi pacar.”

Lia tiba-tiba memekik nyaring. “Nah Udah kuliah! Mahasiswa! Bagus tuh, bisa jadi lawannya Kak Jeff.”

“Apaan sih bawa-bawa Jeffano,” gerutu Shishi bikin mood hancur aja.

“Siapa Jeffano?” tanya Jemian yang kebingungan.

“Mantan Shishi, cowok terlama yang pacaran sama Shishi hampir satu tahun lho.”

“Gak usah diperjelas kali, Li.” Mood Shishi benar-benar berantakan sekarang. Dia gak suka Jemian yang mau ngenalin sepupunya itu sama Shishi, karena dia maunya Jemian sendiri.

“Lo beneran bisa selama itu pacaran, Shi? Lo pasti sayang banget sama cowok yang namanya Jeffano itu, ya?” simpul Jemian yang benar-benar menyebalkan.

Jemian sama aja kayak semua orang yang menganggap lama hubungan karena udah terlanjur sayang. Gak tau aja kalau Shishi diselingkuhin berkali-kali dan Jeff menolak untuk putus, gak pernah nganggap putus bahkan sampai hari ini.

Sekarang Shishi menjawab dengan nada bener-bener ketus, “Nggak! Belum tentu pacaran terlama karena cinta mati, dan belum tentu juga pacaran tersingkat itu karena gak pernah cinta dan gampang dilupakan.”

Setelah mengatakan itu Shishi langsung pergi meninggalkan mereka, ia harap Jemian ngerti kalau kalimat terakhirnya itu buat dia. Dia mantan tersingkatnya tapi masih Shishi sayang.

Shishi nyesel udah putusin Jemian dulu cuma karena keegoisannya dan kesalahpahaman, Jemian gak peka kalau waktu itu Shishi lagi merajuk.

Kesal kenapa Jemian gak coba pertahanin dirinya, Shishi gak serius bilang putus tapi Jemian mengiyakan kalau katanya itu kebahagiaan Shishi, Shishi juga bodoh dan malah pertahanin ego gak mau narik kata-katanya lagi.

Maunya Shishi tuh Jemian datang ngejar lagi dan gak mau putus sama Shishi, tapi nyatanya nggak sama sekali.

Dan Jenov yang datang di waktu yang tepat, sangat ngerti Shishi, bikin dirinya nyaman meskipun kelakuannya yang suka memaksa itu. Dan akhirnya jadian sama Jenov dan meyakinkan hati bahwa Jemian gampang ia lupakan sama kayak mantan-mantannya yang lainnya. Namun ternyata, melupakan Jemian tidak segampang itu.

tbc

GREED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang