43. Telanjur

324 42 13
                                    

Mata Shishi perlahan terbuka meski masih dengan kepala yang sakit, tapi ingatannya langsung tertuju ke saat terakhir dirinya tak sadarkan diri tadi malam.

Ia langsung bangun dan melihat ke sekeliling, matanya membulat karena bukan di jalanan melainkan di sebuah ruangan yang serba putih, tangannya pun terpasang infusan.

Shishi memukul kepalanya karena harusnya semalam tadi ia langsung ke kosannya, bukannya berjalan tanpa arah dan tujuan.

“Lho, Shishi, udah bangun?” Suara seorang pria dan Shishi cukup familier dengan suara itu.

Gadis itu mendongak dan tebakannya tidak salah.

“Kak Jeff?” gumamnya.

Pertemuan mereka tentu kikuk dan canggung, sangat. Jeff sangat merasa bersalah dan Shishi masih memiliki sedikit trauma itu.

“Kamu pasti masih sangat benci aku,” ujar Jeff tersenyum miris.

Shishi diam, tidak menampiknya tetapi juga tidak mengiyakan. Bukan satu dua kali Jeff menjahatinya, kan?

“Kenapa Shishi bisa di sini?”

Jeff lega karena Shishi gak menggunakan lo gue, itu artinya Shishi mau berbicara dengannya. Jeff sudah sangat mengenal gadis itu.

“Ceritanya panjang sih, aku juga gak tau kenapa kamu bisa ada di sini. Awalnya temen aku gak sengaja liat kamu pas di brankar, dia ngabarin aku karena tau kamu itu mantan aku.”

Benar-benar canggung, apalagi pas kata mantan itu keluar. Mereka gak pernah bercerita dengan tenang seperti ini kan? Biasanya Jeff yang ngotot dan Shishi yang suka marah-marah, toxic! Itu hubungan mereka pas pacaran.

“Kak Jeff tau siapa yang udah nolong Shishi? Shishi mau ucapin makasih, soalnya semalam Shishi pingsan di jalanan.”

Jeff menggeleng. “Nanti aku bantu cari tau, ya?”

“Kenapa bisa pingsan? Kamu nih pasti suka lewatin makan terus, iya kan?” ujar Jeff berdecak dan rasanya ia ingin mengacak rambut Shishi tetapi ia urungkan, bahkan Jeff sedikit mundur karena dirasa terlalu dekat.

Shishi hanya tersenyum tipis, Jeff ini memang super perhatian tetapi sayang Shishi tidak tahan dengan sikapnya yang suka memaksa dan tukang selingkuh itu.

“Shi, kamu masih sama Theo?” tanya Jeff hati-hati.

“Nggak,” jawab Shishi pelan dan menggeleng lemah.

Jeff mengembuskan napas leganya secara terang-terangan. “Aku lega banget dengernya, Shi. Dia tu cowok gak bener.”

Shishi hanya diam saja, tak mau menanggapi Jeff, karena lagi-lagi harus mengingat bagaimana hubungannya bisa berakhir dengan Theo dan itu karena mamanya.

“Emang Kak Jeff udah merasa jadi cowok bener?” tanya Shishi yang entahlah tanpa ia pikirkan dulu, karena mengingat betapa brengseknya Jeff padanya waktu dulu.

“Shi, aku minta maaf.”

Shishi merutuki dirinya sekarang, menyesal dengan perkataannya karena Jeff jadi membahas masa lalu.

“Barusan Shishi cuma becanda, Kak,” balas Shishi sedikit cengir.

“Aku sadar kesalahanku terlalu banyak, aku–”

“–Kak Jeff masih sama Kak Rosa, kan?” potong Shishi cepat, ingin mengalihkan pembahasan.

Jeff memejamkan mata dan akhirnya mengangguk. Shishi tersenyum mendengar itu, dari awal Shishi kenal Jeff juga mereka sering betengkar karena perempuan itu.

“Shishi yakin, Kak Jeff sayang banget sama dia, kan?” ujar Shishi meskipun sebenarnya malas karena Rosa dulu sering sekali melabrak dirinya.

Jeff diam saja karena sejujurnya dia masih ada perasaan untuk Shishi, dan selalu seperti itu, tapi sayangnya satu perempuan saja tak cukup untuknya.

GREED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang