44. Puncak

335 43 40
                                    

Cowok terberengsek saat ini tu Jemian, karena mencintai dua cewek sekaligus. Rasa yang awalnya ia kira hanya simpati dan iba pada Shishi nyatanya lebih dari sekedar itu.

Jemian mencintai Shishi seperti ia mencintai Lia. Ya, tak ada yang bisa Jemian pilih saat ini dan hanya menjadikan Shishi seseorang yang jahat untuk Lia.

“Jemian,” panggil Lia dan Jemian tak menyahut.

“Ih dari tadi aku panggil, kamu tu kenapa? Mikirin Shishi, kan?” Lia memukul tangan Jemian pelan.

“Iya, kenapa, Li?” Jemian tersentak dan menatap penasaran.

Lia mendengus sebal dan menjauh dari Jemian, menatap ke sekeliling taman sekolah tempatnya jadian dengan Jemian dulu.

“Kamu pacarin aja Shishi sekalian sana!” gerutunya dengan bibir mengerucut.

“Lho, kok kamu ngomongnya gitu? Shishi sahabat kamu lho.” Jemian mendekat dan merapikan rambut Lia dari samping.

Lia meluluh dan kembali berhadapan dengan pacarnya itu. “Gimana keadaan Shishi sekarang? Aku kangen banget sama dia,” lirihnya dengan sendu.

“Gapapa, aku pastiin Ryu gak bakalan ganggu Shishi lagi. Makanya kamu harus bisa cegah Shishi sebangku sama Ryu,” ujar Jemian yang pikirannya tidak di sana, ia selalu terbayang saat bersama Shishi di pantai kemarin sekaligus memikirkan ia yang begitu jahat pada gadis di depannya itu.

Lia mengangguk dan meraih tangan Jemian, selalu seperti itu, Lia yang selalu bermanja dan membuat Jemian gemas.

“Aku merasa bersalah banget sama Shishi, gara-gara kita dia jadian sama Kak Theo, dan aku belum sempat minta maaf soal itu.”

Jemian mencelos mendengar itu, Shishilah yang menyakiti Lia bukan sebaliknya.

“Gak usah dipikirin terus, kamu sahabat terbaik Shishi,” gumam Jemian balas mengusap tangan Lia sayang.

“Ya udah ke kelas, yuk. Siapa tau Shishi udah dateng.” Lia dengan semangatnya berdiri dan menarik tangan Jemian.

“Kayaknya Shishi gak sekolah lagi,” gumam Lia setibanya di pintu kelasnya dengan lemas.

“Ya udah aku ke kelasku sekarang, ya?” Jemian mengusak pucuk kepala Lia dan gadis itu hanya mengangguk.

Baru beberapa langkah Jemian dari pintu kelas Lia, ponselnya berbunyi.

Dan mulai detik itulah sekolah gempar! Video Shishi dengan Jemian yang berciuman tersebar luas! Bahkan sampai adegan Echan yang memukuli Jemian lengkap di sana.

***

Di sisi lain, Shishi yang baru turun dari bus langsung berjalan menuju gerbang sekolah, sayangnya ia tidak membuka ponselnya dan tidak tahu berita terbaru pagi ini.

Shishi tak mau ambil pusing tentang setiap orang yang melihatnya seperti jijik dan sejenisnya, ia sudah terbiasa tentang itu.

“Eh lo!” panggil seorang gadis cantik.

“Berhenti bikin ulah napa, jalang?! Bikin malu!” ujarnya mendorong bahu Shishi kasar.

“Minggir gue mau lewat!” Shishi dengan nada angkuhnya menubruk bahu orang itu.

“Wah ngajak ribut nih! Hajar aja,” bisik temannya.

Tanpa diduga Shishi diseret ke tempat sepi yang sekiranya tidak dijangkau cctv, di situ Shishi dikeroyok oleh empat siswi.

“Dari awal gue emang gak suka sama lo! Pada kenyataannya lo memang sampah! Harusnya Lia dengerin gue buat jauhin lo!” ujar gadis itu setelah menendang perut Shishi.

GREED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang