26. Sandiwara

331 46 23
                                    

“Mama ....” Shishi sesenggukan menangis, merindukan semasa kecilnya yang begitu manis dengan sang mama. Karena hanya waktu Shishi kecil lah Airin ada untuk memeluk dan mengatakan sayang untuknya. Tempat Shishi berkeluh kesah dan menceritakan semua kesedihannya, tempat yang sekarang sudah berubah.

“Shi, Shishi. Kamu di mana?” Di sisi lain Theo terus mencari Shishi hingga sampailah ke belakang rumah Lia.

Dada laki-laki itu kemudian berdetak tak keruan, melihat gadis yang dicarinya ia dapati tengah sesenggukan seorang diri.

“Ya ampun, Shi. Kamu kenapa? Aku khawatir banget." Theo dengan cepat menghampiri gadis itu, menariknya ke dalam pelukannya dengan posisi dia membungkuk.

Shishi berdiri dan malah menangis sejadi-jadinya di pelukan Theo.

“Kak, Shishi gak bisa jadi pacar kakak,” ucapnya tiba-tiba.

“Kamu gak diapa-apain kan sama Jenov?” Theo sama sekali tak mempedulikan ucapan Shishi, yang dia khawatirkan sekarang adalah keadaan gadis itu.

“Kak, Shishi ini cewek gak bener. Gak pantes buat kakak.” Shishi terisak lagi, sungguh dengan mendengar Shishi yang terluka dan sakit seperti itu hati Theo ikut terluka.

“Sekarang kamu tenang dulu, ya? Kamu bisa cerita nanti.” Theo mengusap lembut air mata Shishi dan merapikan rambut juga baju yang dikenakan Shishi.

Theo juga membuka jasnya dan menyampirkannya ke bahu Shishi yang kini mulai berhenti menangis.

“Kamu kedinginan, sekarang kita balik ke pesta, ya? Lia tadi mau tiup lilin tapi nyari kamu dulu.” Shishi tersentak mendengarnya. Inilah yang dia takutkan, membuat kacau ulang tahun Lia.

Dan akhirnya Shishi pun segera kembali dengan punggung yang dirangkul Theo. Ayolah saat ini Theo bukan bersikap sok romantis dan manis, dia hanya ingin melindungi gadisnya saat ini.

Sesampainya di kerumunan ada satu yang menarik perhatian Shishi, yaitu Jenov yang tengah digandeng Yezy. Ya, ternyata Jenov bisa ada di pesta Lia karena menemani Yezy. Yezy itu teman sekelas Lia dan tanpa kecuali teman sekelas diundang semua.

Lia sudah meniup lilin dan tengah memotong kuenya. Potongan kue pertama yang tentu saja diberikan pada Jemian, tak hanya itu, Lia juga menyuapi Jemian membuat semua yang di sana melihatnya iri.

“Selamat ulang tahun, Sayang,” lirih Jemian dengan mesranya dan langsung mencium kening Lia sangat lama. Sontak saja perlakuan Jemian ke Lia itu mendapat sorakan dari semua orang di sana, membuat Lia akhirnya tersenyum malu-malu.

“Eh, Shi!” teriak Lia begitu matanya menangkap sosok Shishi yang dibalut jasnya Theo. “Sorry, ya, gue tiup lilin tanpa lo. Jemian nih yang nyuruh cepat-cepat tiup lilinnya.” Lia memberengut menunjuk Jemian.

“Gapapa lagi,” balas Shishi mencoba tersenyum manis.

Ya, Shishi sudah jadi sorotan semua mata sekarang, termasuk Jemian sendiri. Jemian tak hentinya memandangi Shishi dengan khawatir, dan tatapan Jemian ke Shishi itu ditangkap oleh Jenov. Membuat Jenov tersenyum sinis melihatnya, ia tak bisa percaya begitu saja bahwa Jemian dan Shishi tidak ada apa-apa.

“Li, Shishi gak enak badan katanya. Boleh ya dia istirahat aja di dalam?” Kini Theo yang bersuara, sedari tadi tangan Theo tak lepas dari punggung Shishi, memeluknya.

“Oh iya, istirahat aja di kamar gue, ya?” balas Lia yang khawatir menepuk bahu Shishi. “Gue tau dari tadi lo kecapean banget, mana bantuin dekor lagi.”

“Lanjutin ya, Li, Jaem, pestanya. Jangan pikirin gue, gue ada yang jagain Kak Theo,” ujar Shishi tersenyum lembut, senyuman yang sebenarnya sangat menyebalkan bagi semua tamu undangan, jelas beberapa orang juga kini mulai berbisik-bisik membicarakan Shishi.

Dan tanpa satu orangpun sadari ada seorang cowok asing yang memandangi Shishi lekat sedari tadi.

Shishi, kamu apa kabar? Lama gak ketemu.

“Sok-sokan bilang sakit padahal pengin berduaan tuh pasti, najis banget,” gumam si gadis di samping pemuda barusan.

“Hush, Yerii.” Peringat cowok itu gak suka.

“Apa, sih, Marko! Kamu gak tau aja kelakuan cewek itu gimana,” keluh Yerii gak suka Marko pacarnya itu mengganggu kejulidannya.

“Emang kenapa kelakuannya?”

“Dia itu playgirl parah, pacarnya banyak, ganti terus, di sekolah aja ketua osis sama kapten basket itu dia pacarin. Pokoknya parah banget. Tadi pagi dia ke sekolah dianterin cowoknya yang udah mahasiswa sampe nekat ciuman di depan gerbang sekolah, nah sekarang ganti lagi nih cowoknya bukan yang tadi pagi. Gak taulah kenapa Lia masih mau temenan sama dia.”

Marko terdiam mendengar penjelasan pacarnya. Shishi seperti itu? Tidak mungkin. Dulu ia cukup mengenal Shishi dengan baik.

“Tuh si Jemian! Pacarnya Lia, dia tuh mantannya juga, cowok di sana juga tuh!” Sekarang Yerii menunjuk Arjun yang lagi nyender ke pohon palem makan cake.

“Banyak deh gak tau siapa aja, aku gak kenal sama tu cewek, soalnya dia jauh dari prestasi! Dia terkenal di sekolah karena kelakuan bobroknya.” Yerii melipat tangannya di dada.

“Jauh dari prestasi?” Marko terkejut, karena dulu Shishi itu selalu meraih juara kelas dan banyak prestasi yang ia raih.

Ada apa dengannya? Gelisah Marko, cinta pertamanya Shishi sekaligus teman semasa kecilnya.

~

Di sisi lain Shishi sama Theo yang baru sampai ke ruang tamu segera duduk, mereka gak mau di kamar Lia karena tentu gak baik berduaan di kamar, pikir mereka.

“Kak, Shishi minta maaf.” Gadis itu membuka pembicaraan.

Theo yang tahu arah pembicaraan ini tersenyum. “Karena Jenov? Kamu masih suka sama dia?” tebaknya yang benar-benar konyol.

Shishi menggeleng. “Shishi gak pantes buat kakak, Shishi bukan cewek baik-baik.”

Theo kembali tersenyum dan mengusap kepala Shishi. “Aku ingin jadi tempat berlindung kamu, Shi. Tempat kamu berkeluh kesah dan cerita. Aku ingin selalu ada di setiap kamu butuh dan terluka. Aku ingin kamu selalu tersenyum, aku ingin bahagiain kamu.”

“Kak–”

“Aku gak akan peduli apa yang orang bilang tentang kamu.”

“Kakak gak tau aja tadi di sekolahan–”

“Aku tau!” potong Theo lagi. “Aku tau masalah foto di mading itu, aku tahu masalah kamu sama Jeffano. Karena itu aku gak bisa nyerah gitu aja meskipun aku tahu hati kamu belum buat aku.”

Shishi terkejut mendengar semua itu, tangannya bergetar karena mengingat Jeffano. Ia takut Theo terluka karena Jeffano.

“Jemian udah cerita semuanya,” jelas Theo membuat perasaan Shishi gak keruan sekarang ini.

“Jemian cerita tentang keluarga Shishi?” tanya Shishi pelan, mendadak merasa malu sama Theo karena keluarganya.

Theo menggeleng. “Tentang keluarga kamu nggak, cuma tentang Jeffano.”

“Ayo, Shi. Aku siap lindungin kamu dari Jeffano.” Theo menyentuh pundak Shishi dan menatap penuh harapan.

“Aku gak bisa, Kak, aku gak mau manfaatin kakak.” Gadis itu semakin menunduk dalam tidak kuasa melihat tatapan mata Theo, dia tidak akan bisa menolak jika harus bertatapan seperti itu.

“Aku gak punya perasaan apa-apa sama kakak.”

“Aku gak minta kamu balas perasaanku sekarang, Shi.”

“Kak.” Suara Shishi hampir habis, ia lelah dan menyerah dengan semuanya.

“Kalau gitu kita pura-pura pacaran.” Shishi langsung tercekat mendengar hal gila dari Theo.

“Kali ini gak ada penolakan. Sekarang di depan siapapun kita pacaran, termasuk di depan Jemian dan Liana!”

tbc

GREED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang