9. Festival

411 61 18
                                    

Sudah dua hari ini Lucky terus ngechat Shishi dan isinya suka banget gombalin dan ngasih perhatian. Sebenarnya Lucky orangnya asyik. Tapi, gak tau kenapa Shishi gak suka cara dia yang terlalu blak-blakan itu, terlalu to the point tanpa bikin Shishi nyaman terlebih dulu.

Ya, Shishi pribadi suka sama cowok yang kalem cara deketin dia, bikin dirinya nyaman dan sayang terlebih dulu. Baru nyatain cintanya dan pastinya Shishi gak bisa nolak kalau udah nyaman, kan? Lah ini Lucky dari tiap katanya keliatan banget pengin milikin cewek itu.

“Shi, besok weekend. Jalan, yuk? Waktu itu kamu juga iyain,” ajak Lucky di telepon. Bahasanya itu udah aku kamu.

“Maaf, Kak. Shishi udah ada janji.”

Shishi gak bohong, ini bukan akal-akalan aja. Besok udah ada janji sama Lia, karena dia udah lama gak jalan dan seneng-seneng bareng Lia. Persahabatan antar cewek kan suka gitu, seolah Lia itu pacar Shishi.

“Sama cowok? Aku patah hati, lho.” Terdengar suaranya yang kayak kecewa.

“Nggak, Kak. Sama Lia, kok,” jelas Shishi apa adanya.

“Ya udah gak apa-apa, tapi kalo main ke rumah boleh gak? Mau ngapel.”

Nah kayak gini nih, Shishi gak suka Lucky yang blak-blakan.

“Mama gak bolehin cowok maen ke rumah, Kak.” Kali ini Shishi beralasan.

Sebenarnya Airin ataupun Chakra bodo amat mau ada cowok ngapel apa nggak, waktu itu juga pernah Jenov maksa banget datang ke rumah padahal udah Shishi larang keras, dan mama papanya biasa aja sama kehadiran Jenov.

Ya, Shishi sendiri yang gak mau ada cowok main ke rumah. Meskipun pacarnya itu gonta ganti tapi dia gak pernah bikin rumah dibikin mondar mandir cowok masuk. Kecuali Jeff! Ya Jeffano yang keras kepala itu.

***

Pagi ini Shishi udah sama Lia di mall. Berjalan-jalan berdua, belanja beberapa barang yang cewek banget dan bersenang-senang. Pokoknya Shishi happy banget hari ini, menghabiskan waktu sama sahabat itu lebih berarti daripada sama pacar, pikir Shishi sendiri.

“Shi, Festival tahunan di jalanan depan hari ini kan? Kita ke sana yuk?” ajak Lia tiba-tiba sambil memainkan handphonenya.

“Ngapain? Lo bilang kita mau nonton,” gerutu Shishi gak setuju, tapi sahabatnya itu tak hentinya terus narik tangan Shishi jalan buat keluar.

“Jemian mau jemput ke sini, tenang dia pake mobil biar lo bisa kebawa.” Lia mulai memasukkan handphonenya ke tas lagi.

“Hah Jemian? Lo bilang mau berdua aja jalan sama gue, kok ada Jemian, sih. Mau jadiin gue obat nyamuk hah,” gerutu Shishi gak semangat banget, ia juga males ketemu Jemian di luar sekolah, ngerti lah maksudnya, Shishi gak mau perasaannya itu nyiksa sendiri.

“Kita udah setengah hari jalan berdua, Shi. Nah itu Jemian!”

Pasrah sudah kalau kayak gini. “Gue pulang aja deh, Li. Lo sama Jemian pergi aja berdua,” ujar Shishi ketika Lia menariknya buat nyamperin Jemian di parkiran.

“Eiy, kangen ....” Lia langsung melepas tangan Shishi dan langsung meluk cowoknya itu, Jemian juga membalas pelukan Lia dan mengusap kepalanya penuh sayang.

Panas hati Shishi. Dia cuma bisa melirik itu dan matanya sama Jemian bertemu, dia langsung buang ke manapun tatapannya itu. Dia dan Jemian gak pernah semesra itu dulu, mungkin karena Shishinya yang terlalu cuek gak kayak Lia yang suka manja-manja itu.

Sumpah, Jemian ganteng banget! Gantengnya berlipat daripada yang Shishi lihat tiap hari pake seragam sekolah. Nggak, gak boleh! Ingat, Shi, Jemian itu punya Lia sekarang.

Dan akhirnya mereka bertiga pergi ke festival itu. Dengan Shishi duduk di belakang, dan Lia yang nempel banget sama Jemian, Jemian yang lagi nyetir aja Lia peluk lengannya. Shishi di belakang mereka menyedihkan banget deh pokoknya melihat pemandangan itu, dan kayaknya mereka benar-benar lupa akan keberadaan Park Shishi.

***

Wah rame banget ternyata. Jajanan aneka serba ada di pinggir jalan begitu rapi berbaris, dan di lapangan sana ada panggung yang lumayan besar dengan penampilan grup band.

Benar-benar menyedihkan! Harusnya Shishi gak ikut ke sini.

Lihatlah Lia dan Jemian sibuk pacaran berdua, tangan mereka gak terlepas, mencicipi beberapa jajanan dan saling suapi dengan manisnya. Sedangkan Shishi terus di belakang mereka sedari tadi sama sekali gak mereka hiraukan. Miris banget Shishi hari ini.

Harusnya yang di samping Jemian itu Shishi bukan Lia. Pikiran jahat terus hinggap di kepala Shishi. Setan yang menyuruhnya buat dengki sama kemesraan mereka, tapi nggak, Shishi gak bisa benci Lia.

Shishi pun akhirnya memilih berdiam diri tidak lagi mengikuti mereka pergi ke mana. Biarlah, Shishi juga gak mereka anggap ada karena dunia merasa milik mereka berdua. Perut Shishi juga keroncongan laper banget, mending cari makan terus pulang. Shishi juga bukan anak kecil, kan?

.

Setelah beberapa menit berlalu, Shishi kenyang dan nyari toilet buat mastiin keadaannya. Ya, begitulah perempuan, tak jauh dari memastikan bahwa wajahnya tidak bermasalah.

“Woy, Shishi! Gue nyari lo ke mana-mana!” Lia berteriak keras dan menghampiri.

“Gue laper tadi, Li. Lagian lo malah sibuk pacaran dan lupain kehadiran gue.” Cewek itu mempoutkan bibir kesal.

“Ya maaf. Pokoknya gue sekarang gak bakalan lepasin tangan lo.” Lia narik tangan Shishi dan ia gandeng.

“Emang Jemian ke mana?”

“Biarin lah, biar sama temennya,” jawab Lia datar.

Mereka berdua pun menuju dekat panggung.

“Eh liat deh, itu vokalisnya ganteng banget, ya?” Tatapan Lia penuh kagum sama sang vokalis di atas panggung sana.

“Yah lumayan,” balas Shishi datar yang sebenarnya mengakui ketampanan itu.

Ya akhirnya sekitar tiga puluh menit Lia menghabiskan waktunya sama Shishi lagi di festival ini. Kalau nggak, Shishi pasti udah hujat Lia abis-abisan.

Lia gak sejahat itu, dia sahabat baiknya, mana mungkin dia setega itu sama Shishi. Andai Lia tahu perasaan Shishi sama Jemian, Shishi gak tau reaksi dia bakal kayak gimana. Mungkin bakal sebut Shishi sahabat yang jahat.

“Hei, di sini kalian ternyata.”

Ah Jemian datang lagi, bikin Shishi salfok lagi sama penampilannya itu yang laki banget. Jem, please jangan siksa gue, batinnya.

“Shi, kenalin sepupu gue yang waktu itu gue pernah ceritain.”

Baru sadar kalau Jemian gak sendiri, dan cowok di samping Jemian ini? Cowok yang tadi, kan? Iya cowok yang nyanyi di panggung tadi, si vokalis yang disebut ganteng sama Lia. Jangan-jangan mereka sengaja nih mempertemukan Shishi sama cowok itu.

“Hai, Shishi, ya? Gue Theo.”

tbc

GREED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang