31. Kiss

522 45 20
                                    

Sore kedua di rumah Lia, Shishi duduk di taman samping rumah Lia, bekas ulang tahunnya waktu itu. Dan bundanya Lia masih belum pulang, katanya mau menemani sisa akhir hidup neneknya Lia yang memang tengah sakit parah.

Shishi tersenyum miris mengingat kedua orang tuanya, mereka beneran gak peduli, dia kabur juga gak ada yang nyari nyampe ke rumah Lia, kan? Iya, kalau peduli harusnya mereka sudah ada di sana buat jemput pulang.

Sebentar lagi mau senja dan anginnya begitu dingin menyentuh tubuh. Menaikkan kupluk hoodie yang dia kenakan, hoodie itu punya Lia Shishi pinjam karena dia gak bawa.

Grep~

Seseorang memeluk Shishi dari belakang.

“Kamu di sini,” lirih orang itu yang ternyata Jemian.

Shishi mencoba melepaskan tangannya itu tapi ditahan, Jemian juga menenggelamkan dagunya di bahu Shishi. Deg-degan sudah tentu, suka ya iya. Tapi Jemian saat ini kayaknya salah mengira kalau gadis yang dipeluknya itu Lia.

“Jem–”

Ucapan Shishi gak bisa lanjut karena Jemian membalikan tubuhnya dan parahnya bibirnya menyentuh bibir Shishi. Mata gadis itu terbelalak karena terkejut dan ia lihat Jemian memejamkan matanya dengan bibir bergerak lembut.

Deg deg deg deg~

Apa Jemian merasakan detakan jantung Shishi yang tidak keruan ini? Shishi gak tau apa yang terjadi sama dirinya, karena dia menyukai ciumannya. Padahal jelas-jelas dirinya benci sama cowok yang suka main nyosor sembarangan. Jeff dan Jenov, dua cowok yang udah nyium paksa dirinya, ia rasakan tidak semanis ciuman Jemian.

Kesadaran Shishi kembali dan mendorong Jemian dengan keras.

Jemian tentu terkejut dan lebih terkejut lagi saat sadar kalau cewek yang dia cium itu adalah Shishi.

“Shishi!” pekiknya dengan wajah terkejut dan panik.

“Maaf, gue gak tau itu lo. Gue kira lo Lia.”

“Sumpah, maaf banget.”

Shishi gak tau harus gimana sekarang atau harus ngomong apa sama Jemian. Rasa bersalah sama Lia juga mendominasi, akhirnya dia lari masuk ke dalam rumah dan berakhir masuk ke kamar tamu yang dia tempati. Tak berhenti di sana dia masuk ke kamar mandi, rasanya ingin mencari tempat yang aman.

Dia marah sama Jemian karena cowok itu ternyata sama kayak cowok lainnya. Shishi salah sudah menilai Jemian yang sopan dalam memperlakukan perempuan, karena kebersamaannya sama Jemian dulu cuma satu bulan, pantes aja Jemian bilang ke dirinya gak berasa mereka mantanan.

Iya, Shishi memang marah saat ini, tapi di sisi lain dirinya merasa terbang ke awan saat Jemian menciumnya barusan. Gak kayak pas Jeff yang cium, Shishi gak menikmati apa-apa malah yang ada benci. Bukannya ini hanya menunjukkan kalau perasaannya ke Jemian itu nyata? Perbedaan perasaan ketika berciuman dengan orang yang dicinta dan bukan dengan orang yang dicinta.

Shishi menjijikan, pengkhianat, gak tau diri, udah tiga cowok yang cium lo, dan bisa-bisanya menikmatinya saat si cowok itu pacar dari sahabat lo sendiri.

Makian untuk diri sendiri tiba-tiba muncul di telinga, meski Shishi sadar itu suara hatinya sendiri dia tetap menutupi telinga dengan kedua tangan. Setelah kejadian Jeff hampir memperkosanya, suara itu selalu muncul, mengatakan kalau dirinya menjijikan.

.
.

“Shi, lo gak apa-apa? Lama banget dari tadi.” Lia mengetuk pintu dan akhirnya Shishi keluar.

Sial, kenapa Jemian ikutan masuk.

Dia berdiri di samping Lia dan juga ikut menatap khawatir.

“Sorry, gue lama, ya?” Sang gadis mencoba cengir, ia merasa gak harus memberikan alasan detail perihal lama di toilet.

GREED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang