Mantan tersingkat Shishi yang kemarin dipegang Jemian sekarang harus dipegang sama Ajie si adik kelas. Gak apa-apa sih, kayaknya hampir semua sekolah gak tau Shishi pernah jadian sama Ajie. Dipikir-pikir emang Shishi tu kayak ambil status aja terima Ajie jadi pacarnya padahal nggak sama sekali, Shishi beneran serius pas jadian sama Ajie.
“Hei, Ajie,” panggil cewek itu. Kebetulan banget Shishi yang lagi nyantai duduk di sisi koridor dan itu anak bisa muncul lewat di depannya.
Ajie melihat Shishi tampak terkejut, matanya mengerjap dan detik kemudian membuang tatapannya ke manapun, ia sedikit mundur dan sangat kelihatan takut.
Nah, kalian jadi tahu kan power of Jeffano itu sekarang sebesar apa?
“Jangan pergi, gue mau nanya sesuatu.” Shishi melipat kedua tangannya di dada dan menatap Ajie tajam, rasa-rasanya Shishi seperti dendam pada cowok yang lebih muda darinya itu.
“Ada apa ya, Kak?”
Kak katanya. Shishi tertawa seperti merasa itu adalah hal yang lucu, kemarin-kemarin waktu masih pacaran Ajie panggilnya sweet heart, honey dan sejenisnya, atau kalau nggak panggil Shishi aja.
“Lo ketemu Jeffano di mana?” tanya Shishi tanpa basa basi lagi, dia ngenes sama satu mantannya yang namanya Jeffano itu, selalu mengendalikan asmaranya.
“Nggak, Kak. Aku gak kenal sama yang namanya Jeffano. Maaf, Kak, aku duluan ya ada urusan.” Ajie buru-buru melangkah hendak pergi, namun sebelum itu Shishi dengan cepat menarik tangannya dan mencekal tangan itu begitu kuat.
Tiap kali menyangkut Jeffano, Shishi itu paling gak bisa meredam emosi. Bawaannya kesal dan marah.
“Gue tau lo putusin gue pasti dilabrak Jeff. Diapain lo sama dia? Ngomong apa aja dia tentang gue, hah?” tanya Shishi secara bertubi dan kenceng banget, membuat anak-anak yang lain yang ada di sekitar menoleh ke arah mereka.
“Kak, maaf. Kalau kakak masih sayang sama Kak Jeffano jangan gini, Kak. Jangan gonta-ganti pacar terus buat lupain dia. Jangan permainkan banyak cowok yang benar-benar suka dan sayang sama kakak dan buat mereka sakit hati,” ujar Ajie takut-takut, kentara sekali dari wajahnya. Shishi geram sekali melihatnya.
Mendengar itu Shishi mengepalkan tangan erat, sangat benci ketika seseorang menyebutkan dirinya masih sayang seorang Jeffano, karena mantan yang masih dia sayang itu Jemian. Dan Jeffano sendiri? Justru dia adalah mantan yang paling-paling menyakitinya.
“Permisi, Kak. Saya duluan.” Ajie sedikit menunduk dan pergi dari hadapan Shishi.
“Tau apa lo tentang gue? Lo gak tau apa-apa!” teriak cewek itu menatap punggung Ajie yang semakin menjauh, amarahnya benar-benar tersulut, bahkan ia menahan tangis.
“Jeffano sialan! Gue benci sama lo!” desisnya dengan dada bergemuruh penuh amarah, lagi-lagi Shishi harus menangis karena satu cowok itu.
–
“Ngapain lo nangis di sini? Diputusin siapa lagi sekarang, hah?” Echan yang memang cuma lewat itu langsung berhenti dan menepuk bahu Shishi, agak keras.
“Ajie,” jawab Shishi sangat pelan, tapi Echan masih mampu mendengarnya dengan jelas.
“Ajie? Siapa sih? Yang mana hah?” tanya cowok itu dengan kepala yang sepertinya langsung berpikir keras, wajahnya tampak memperlihatkan itu.
“Adkel,” jawab Shishi datar dan diakhir dengan cegukan, saking lamanya ia menangis.
“What? Bocah lo tangisin? Yang bener aja.” Echan memekik dan diakhiri dengan tawanya yang khas.
Shishi yang kesal langsung berdiri dan menginjak kaki cowok itu keras. “Dia bukan bocah! Dan gue gak nangisin dia!” desis Shishi mengusap air mata kasar dan langsung pergi dari hadapan Echan.
Pada kenyataannya Shishi menangis memang bukan diputusin Ajie, tapi karena seorang Jeffano yang terus ikut campur urusannya, bahkan mengendalikan siapa saja yang dekat dengan cewek itu. Shishi sangat-sangat benci.
“Sakit, bangsat!” teriak Echan lalu mengejar Shishi yang sudah menjauh.
Shishi gak mempedulikan Echan dan di depan sana ada Jemian berjalan ke arahnya, ah tepatnya mereka pasti akan berpapasan sekarang.
Dan kalian tahu? Jemian cuman senyum tipis aja melihat Shishi, tipis banget, saking tipisnya hampir gak keliatan dia lagi senyum.
Tapi, karena Shishi adalah seorang pengagum Jemian, dia tahu Jemian lagi senyum. Dan Shishi? Ya balas senyum aja, padahal maunya Shishi nyapa Jemian, bilang hai atau apa pun itu. Cuma di depan Jemian Shishi mendadak jadi orang bloon gitu, juga menjadi pendiam seketika.
“Gue gak suka sama mantan lo yang satu itu, Shi. Kayak kulkas berjalan tau gak, untung bentuk mukanya kalem,” gerutu Echan di belakang Shishi, cewek itu hampir terkejut karena ternyata Echan mengekorinya di belakang.
“Salut sama lo, Shi. Segala jenis cowok pernah lo pacarin.” Echan masih tak hentinya berceloteh ria meski gak Shishi tanggapi sama sekali.
“Iya, cowok radio butut kayak lo aja gue pernah pacarin tuh,” ujar Shishi datar. Ya habisnya dari tadi Echan mengoceh terus mulutnya, batin Shishi dalam hati.
“Si tai!” Echan memukul kepala Shishi, gak keras juga sih, Echan tidak setega itu untuk mengasari perempuan.
Dan tak terasa mereka sampai juga di kelas.
Shishi mendapati Lia yang langsung senyum cerah dan melambaikan tangannya itu.
“Eh, Shi. Sini deh gue mau tanya.” Lia dengan gak sabarnya manggil sahabatnya itu, padahal gak dipanggil juga Shishi sudah pasti duduk di sana di bangku mereka.
“Shi, lo sama Jemian dulu pacaran berapa lama? Gak pernah skinship kan kalian?”
Shishi mendengus, ternyata itu yang mau ditanyain sama Liana, Jemian.
“Sebulan lebih kayaknya, jadian 4 November putus 10 Desember,” jelas Shishi apa adanya. “Lebih dikit.”
Tapi gak lama mata Shishi memicing, dia agak curiga kenapa Lia tertarik bertanya soal Jemian.
“Wih masih inget lo?” Lia terkagum sendiri, dan tak biasanya Lia juga seperti itu, membuat Shishi semakin curiga, hatinya mendadak was-was.
Shishi masih ingat karena cuma Jemian mantan yang masih Shishi sayang, setiap hal kecil dirinya sama Jemian masih dia ingat. Tapi Shishi gak bisa bilang itu sama Lia, sama Echan atau sama siapa pun juga gak pernah sama sekali, katanya sih malu.
“Ih tau, gak? Jemian semalam tadi chat gue dan bilangnya mau kenal lebih dekat sama gue, Shi,” bisik Lia yang langsung membuat hati cewek berambut panjang lurus itu seperti keretek-keretek sakit.
Shishi menatap sahabatnya itu serius, dan ia lihat matanya begitu berbinar ceria, seseneng itu Lia dideketin Jemian, batin Shishi dengan hati mencelos.
“Oh.” Dan hanya kata itu yang bisa keluar dari mulut Shishi.
“Misal nih, misal. Gue sama Jemian ada kemajuan. Lo izinin gue kan pacaran sama satu mantan lo itu? Boleh kan, Shi? Gak ada rasa apa pun lagi kan lo sama dia?” tanya Lia secara bertubi dan makin antusias, matanya memancarkan harapan.
Dan Shishi tahu sahabatnya itu sekarang tengah bahagia. Tapi, kenapa harus Jemian? Batinnya.
“Boleh, kan, Shi?” ulang Lia menyadarkan Shishi yang melamun.
tbc
Ini narasinya terkesan santai karena pada awalnya ini pake POV Shishi tapi aku ganti.

KAMU SEDANG MEMBACA
GREED
Hayran Kurgu[17+] Tidak ada yang berniat selingkuh, namun keadaan membuat mereka menjalaninya dan menjadi pengkhianat. Start : 10 Januari 2022 Finish : 11 Juli 2022 REPUB : 17 Maret 2024