50. Melupakan (END)

659 64 22
                                    

“Puas lo! Puas sekarang, hah?” teriak Ryu setelah menampar Jemian begitu kerasnya.

Jemian hanya diam, sebelah wajahnya begitu kebas ia rasakan, tamparan Ryu bukan main-main.

“Aku belum sempet minta maaf,” lirih Lia menahan tangisnya.

“Shishi udah pergi! Kita gak bisa apa-apa lagi,” ujar Ryu setelah mengatur napasnya dan mulai melangkah pergi.

“Sekarang kita gimana?” tanya Lia melirik Jemian.

Jemian yang dengan pandangan kosong masih terdiam, sampai akhirnya Lia menepuk sebelah pipinya dan membuatnya tersadar.

Ting~

Sebuah notifikasi dari web sekolah di semua ponsel murid, Jemian yang kesadarannya kembali segera melihatnya begitupun dengan Lia.

Sebuah screenshot percakapan antara Lia dan seseorang, ya sangat jelas itu Lia tapi yang berkirim chat dengan Lia tidak diketahui karena di percakapan pun Lia tidak memanggil jelas padanya.

Asal tau aja Shishi itu anak di luar nikah, anak yang gak diinginkan. Sebarin ke anak-anak lain biar dibully terus.

Nyokapnya lonte, gue kalo ketemu nyokapnya gak berasa dia nyokapnya saking mudanya, iya ngelahirin Shishi di umur 17.

Makanya tingkahnya nurun ke Shishi sekarang cowok mana aja diembat.

Gue sebagai sahabat deketnya tau semua tentang dia.

Dia nyaris dipake sama mantannya, larinya ke gue.

Gue benci Shishi.

Capek gue pura-pura gak tau apa yang dilakukan Jemian sama dia.

Iya, bully aja terus, pukulin terus, gue gak peduli.

Dia duluan yang mulai rusak persahabatan kita, gue cuma ikutin apa yang dia lakuin di belakang gue.

Hanya satu tangkapan layar itu membuat rahang Jemian mengeras sembari melirik Lia dengan mata tajamnya.

“Jemian ini ... nggak–” ujar Lia yang langsung gelagapan dengan mata ketakutan.

“Kamu sadar hal ini lebih jahat daripada kamu sebarin video kemarin?” tanya Jemian begitu dingin.

“Tapi–”

“Kamu jahat sampe ngatain mamanya Shishi lonte!” potong Jemian matanya semakin tajam.

“Aku kecewa sama kamu, iya aku sama Shishi emang salah! Aku berusaha ngerti saat kamu sebarin video itu, tapi kelakuan kamu yang seneng Shishi dibully dan dipukulin aku gak nyangka banget kamu bisa kayak gitu!”

“Jemian, dengerin dulu,” isak Lia menarik tangan Jemian tapi dengan cepat cowok itu menepisnya.

“Ternyata yang dibilang Yerii kemarin itu bener, kamu seneng Shishi dipukulin.”

“Tuhan gak salah membuat aku deket sama Shishi, menempatkan aku yang harus mengetahui semua rahasia Shishi dan bukan kamu sahabatnya! Mungkin kamu akan menyebarkan semua aib keluarga Shishi!”

GREED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang