29. Noda

440 58 42
                                    

17+

Brak~

Shishi yang lagi asyik main HP terkejut banget, Jeff masuk kamar dengan tatapan tajam dan teriakannya itu.

“Shishi! Itu gak bener kan? Lo gak bener pacaran sama cowok tadi kan?” teriaknya yang kini berdiri di hadapan gadis itu.

Jeff benar-benar gila! Ini sudah larut malam dan tentunya ada orang tua Shishi di rumah. Tapi dia gak peduli sama sekali main masuk ke kamar Shishi. Ah lagian kan orang tua Shishi mana peduli.

“Gak bener kenapa?” tanya Shishi sok santai dan kembali mainin HP.

“Putusin dia! Tinggalin dia! Lo cuma punya gue, Shishi!” teriaknya lagi mengacak rambutnya lalu tangannya menyapu nakas yang terdapat jam weker dan bingkai foto hingga membuatnya berjatuhan, menimbulkan suara berisik.

“Kenapa? Lo gak bisa labrak dia? Dia gak takut sama lo? Dia gak kayak Arjun sama Ajie yang bisa lo kendalikan?” Shishi masih mencoba santai meskipun nada bicaranya sebenernya udah gak bisa dibilang santai lagi.

“Sialan!” desisnya. “Putusin atau gue bikin dia lumpuh!”

Inilah yang Shishi takutin, Jeff buat Theo terluka.

“Gue gak bakalan pernah maafin lo kalo lo beneran sampe lakuin itu!” Shishi balas berteriak dan berdiri hingga mereka berhadapan.

“Lo cuma milik gue!” desis Jeff langsung mendorong tubuh Shishi ke kasur dan tubuhnya mengungkung tubuh itu sekarang.

Jeff mencium dan mencumbu Shishi membabi buta dengan tangannya yang udah ke mana-mana, bahkan udah masuk ke dalam piyama Shishi dan meremas kasar dadanya.

Shishi udah nangis karena perlakuan Jeff, dia merasa jijik setiap sentuhannya itu. Jeff begitu gampangnya melucuti pakaian Shishi.

“Mama,” isak Shishi pelan, dia mengingat mamanya ketika dirinya kecil. Yang akan selalu ada pas dirinya kesakitan apalagi ada yang nyakitin.

“Mama,” isak Shishi lagi. Dia yakin Mama Airin ada di rumah dan tahu Jeff ada di kamarnya sekarang, tapi dia gak mau peduli, padahal sebelumnya Shishi sudah berteriak.

Shishi udah gak bisa berontak lagi karena Jeff mengikat kedua tangannya, dan gadis itu udah berantakan banget sekarang, rasa perih terasa di bagian beberapa tubuh, bibir, leher, dada, perut, bahkan paha, si brengsek itu sengaja meninggalkan jejaknya.

Shishi mau teriak rasanya tidak ada tenaga, Jeff juga menampar wajah Shishi berkali-kali.

“Kak, jangan ....” Shishi cuma bisa menangis.

Dia gak merasakan nikmat sama sekali di sini, yang ada rasa geli itu malah jijik dan membuat hatinya tambah ilfeel. Belum lagi bayangan Papa Chakra yang kepergok berhubungan seks dengan wanita lain waktu itu harus muncul dalam benak Shishi membuat dadanya semakin membuncah gak keruan.

“Kak Jeff, gue benci lo selamanya,” tangis Shishi lagi lirih, “benci!”

Jeff yang bersiap membuka penghalang tubuh Shishi satu-satunya itu tiba-tiba menjauhkan tubuhnya dari Shishi, napasnya juga memburu, dia menatap tajam dengan wajahnya memerah.

“Kamu beneran udah gak cinta lagi sama aku?” lirih Jeff kini tatapannya yang tajam berubah sendu.

“Shishi cinta sama kakak, cinta banget, tapi itu dulu sebelum kakak sakitin Shishi. Cinta Shishi ikut hancur seiring kakak terus sakitin Shishi.”

Jeff mengacak rambutnya asal dan kelihatan frustrasi, ia meraih kaos hitamnya yang tergeletak dan memakainya kembali, menarik resletingnya dan berjalan ke arah Shishi. Dia membuka ikatan di tangan gadis itu tepatnya sabuk miliknya.

GREED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang