35. Mall

297 42 8
                                    

"Jadi beneran Jemian itu mantan Shishi?" tanya Ryu begitu Lia dan Jemian berlalu dengan motor. Ryu rupanya belum terbiasa mengobrol bersama Shishi dengan bahasa lebih santai.

Shishi mengangguk saja jalan berdua sampai keluar gerbang menuju halte sana, mengingat betapa kikuknya semua orang saat istirahat di depan Lia.

"Kok Lia tega sih jadian sama Jemian, sahabat yang baik tuh harusnya gak boleh pacarin mantan sahabatnya, begitu juga Jemian harusnya gak boleh gebet sahabat si mantan. Kayak gak ada cewek lain aja."

"Ryu, apaan sih! Gue sama Jemian cuman sebulan doang, Jemian aja bilangnya gak berasa gue mantan dia." Shishi menyikut Ryu agak kesal.

"Shishi percaya gitu aja sama Jemian? Ryu tuh lihat, tatapan Jemian tuh tadi ke Shishi bukan ke Lia, Ryu yakin Jemian ada perasaan sama Shishi," gerutu Ryu tak keruan.

Sampai akhirnya sebuah motor menghampiri mereka. Siapa lagi kalau bukan Theo, cowok yang berstatus pacar untuk Shishi.

"Siapa?" bisik Ryu melihat Theo membuka helmnya dan seketika itu Ryu terpana melihat ketampanan seorang Theodore.

"Oh?" Shishi gugup sendiri. "Kak, kenalin ini temen SD Shishi sekarang pindah ke sini."

Mata Ryu memicing mendengar ucapan Shishi yang sama diri sendiri itu manggil Shishi. Iya, itu Shishi yang dia kenal semasa SD.

"Hai, gue Theo, cowoknya Shishi." Theo mengulurkan tangan.

Ryu yang terkejut mendengar kata cowoknya Shishi langsung membulatkan mata dan menjabat tangan itu masih penuh keterkejutan.

"Ryu Shafa," ujarnya.

"Ryu, gapapa lo gue tinggal? Ojolnya bentar lagi datang kan?" Shishi sedikit merasa tidak enak.

"Iya, gapapa, pulang aja duluan," ujar Ryu sedikit kikuk.

Entahlah, ia merasa sedikit tidak mendukung hubungan Shishi dengan Theo, entah karena apa sebabnya.

***

"Kita jalan dulu ya, Shi, bentar." Theo menggenggam tangan Shishi dan memasuki mall.

Lemahnya Shishi dan kekurangannya Shishi di sini. Dia gak bisa tegas buat menolak seseorang berada di kehidupannya, karena itu juga dia dengan gampangnya mendapatkan pacar baru selama ini.

Shishi masih sadar tentang status mereka itu sebenarnya apa dan bagaimana. Membiarkan Theo menggenggam tangannya sepanjang perjalanan juga jelas salah, apalagi seperti sekarang ini, membiarkan Theo memeluk dirinya saat berada di photo booth, dan juga ... skinship-skinship lainnya.

Haruskah Shishi menjalaninya saja dengan apa adanya? Tanpa mengutamakan sebuah rasa? Dan berharap bahwa akhirnya hatinya jatuh untuk pria itu?

"Wah wah wah siapa ini?" Seseorang entah siapa tiba-tiba berpapasan dengan mereka berdua.

Yang membuat Shishi heran adalah Theo dengan cepat menghalangi tubuhnya seolah orang di depannya itu berbahaya.

"Kenapa diumpetin?" tanya laki-laki itu menampilkan smirk.

"Ah anak SMA, ya?" lanjutnya setelah melihat rok dan sepatu Shishi. "Seriusan lo sekarang sukanya sama ABG? Pengen yang masih setelan ya?"

"Yuda, lo jangan macem-macem, ya?" Theo menggeram.

Laki-laki yang dipanggil Yuda itu tertawa kecil. "Lumayan sih kayaknya, kalo udah bosen boleh bagi ke gue, ya?"

Theo tak lagi bisa menahan amarahnya, ia langsung menghampiri laki-laki itu dan memukulnya. Namun, Shishi tak tinggal diam langsung menjerit dan menahan Theo sebisa mungkin.

"Nggak, Kak. Jangan. Jangan lanjutin, Shishi mohon." Gadis itu memohon dan setengah menangis.

Yuda semakin tertarik setelah melihat Shishi memohon dan kelihatan hampir menangis. Ia menyeka darah di sudut bibirnya dan tersenyum miring dengan pandangan tak lepas dari gadis itu.

"Ayo kita pulang sekarang." Shishi menggenggam tangan Theo dan menariknya untuk keluar.

Diam-diam Shishi meneteskan air matanya, ucapan Yuda tadi cukup menyakiti dirinya tentunya meski Shishi tak mau ambil hati. Ucapan Yuda melecehkan dirinya, dan Shishi sangat sensitif tentang masalah seperti itu.

"Kakak gak malu jalan sama Shishi?" lirihnya begitu keluar dari mall itu.

"Kenapa malu?" tanya Theo yang sebenarnya dalam suasana tidak baik.

"Umur kita jauh, cowok tadi aja ngatain Kakak, kan? Pasti orang-orang nganggapnya kita ini cuman kakak adik."

Harusnya Shishi tak bicara seperti itu, karena itu hanya membuat Theo semakin geram dengan diam-diam rahangnya mengeras.

"Paling kamu yang malu jalan sama aku," balas Theo terdengar dingin.

Shishi tak terbiasa dengan nada bicara Theo yang seperti itu, membuatnya sedikit meringis tak enak hati dan takut.

Langkah Shishi dan Theo tiba-tiba terhenti karena dua orang di depannya.

Jeffano, dan seorang perempuan!

Entahlah, setelah kejadian itu, dimana Jeff hampir merusaknya mereka tak pernah bertemu lagi. Shishi juga tak pernah mendengar kata maaf dari mulut Jeff tentang permasalahan itu.

Dan tentu ada sedikit trauma dalam diri Shishi bertemu dengan Jeff, ia merapatkan tubuhnya pada Theo seperti takut. Kontan Theo pun langsung merangkul Shishi dan tatapannya tajam pada Jeff.

Si perempuan di samping Jeff tiba-tiba bersuara, "Gak main-main nih cewek bocah, selalu sama yang lebih dewasa. Biar apa coba?" ujarnya tertawa kecil.

Ah Shishi ingat sekarang, perempuan itu adalah perempuan yang pernah ngelabrak Shishi waktu pacaran sama Jeff dulu, perempuan selingkuhan Jeff. Ternyata Jeff masih berhubungan dengan perempuan itu, Shishi tak habis pikir.

"Karena yang lebih dewasa lebih hot, kan? Lebih berpengalaman dan lebih bisa memuaskan?"

"Anjing! Bacot lo! Kalo cowok udah gue tonjok lo!" Theo maju dan mendorong kasar bahu cewek berambut blonde itu.

Seketika itu Jeff menahan tangan Theo, gak terima ceweknya didorong kasar.

"Urusin tuh jalang lo!"

Shishi terperangah melihat apa yang dilakukan Theo saat ini untuk pertama kalinya. Theo yang biasanya lemah lembut sekarang tampak begitu sangar dan menyeramkan di mata gadis itu.

"Kak, gak usah diladenin." Shishi menarik Theo dan diam-diam tatapannya bertemu dengan Jeff dan seketika itu juga Shishi membuang tatapannya.

"Jeni! Apa kabarnya dia?" suara perempuan yang bersama Jeff kontan membuat langkah Theo berhenti.

Siapa Jeni? Kenapa membuat langkah Theo berhenti?

Shishi memberanikan diri melirik Theo dan ia bisa melihat ekspresi pria itu semakin tampak kemarahannya, hatinya memang tengah tidak baik-baik saja saat ini. Tangan pria itu menarik tangan Shishi sangat erat berjalan menuju motor.

"Dasar jalang kelas tri, kasihan banget sih haha!"

Shishi sangat tahu perkataan itu ditujukan padanya, tapi ia tak mau meladeninya sedikit pun, biarkan perempuan itu merasa menang karena Jeff berada di sisinya dan tampak lebih memilihnya.

Shishi sangat ingin bertanya siapa itu Jeni, tapi melihat Theo yang masih seperti itu membuatnya urung.

"Sekarang ke apartemen aku, ya?" ujar Theo tanpa persetujuan dan langsung berlalu meninggalkan area mall.

Sebenarnya ... Shishi sudah sangat sering keluar masuk apartemen Theo. Bukan apa-apa dan tidak aneh-aneh, paling memasak bersama, makan dan Shishi yang selalu merapikan tempat tinggal Theo itu. Selayaknya sepasang kekasih pada umumnya.

tbc

GREED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang