⚠️⚠️⚠️
Hujan mulai turun dan rupanya semakin deras di sore ini, Shishi yang tengah berada di apartemen Theo menghela napas beratnya karena sekarang dirinya terjebak di sana. Ia berdiri di sisi jendela dan melihat pemandangan luar yang terhalang dengan air yang terus berjatuhan.
Sedang Theo sendiri sibuk mengerjakan tugas kuliahnya di sofa tak jauh dari Shishi.
Namun, beberapa menit kemudian Shishi dikejutkan dengan pelukan Theo yang tiba-tiba itu dan dari belakang.
Pura-pura pacaran ataupun beneran memang kenyataan sama saja. Dan Shishi tak mau lagi ambil pusing saat ini, yang penting dirinya sudah nyaman dengan Theo dan ia akan menjalaninya dan mulai menerima laki-laki itu secara perlahan.
“Shi,” lirih Theo yang masih memeluk dari belakang itu dan dagu di bahu Shishi.
“Masih takut? Masih kebayang?” tanyanya dengan tangan mulai mengelus lengan Shishi.
Gadis itu masih diam dengan mata terpejam, dan tubuhnya mulai gemetar seiring Theo mengecup tengkuknya. Ya, ia tidak bisa melupakan kejadian-kejadian itu.
Dimana Jeff yang memaksanya waktu itu dan juga adegan sang papa yang ia pergok basah, semua itu meninggalkan jejak di kepalanya yang membuatnya sakit dan kehilangan kontrol ingin berteriak di setiap kali dirinya berada di posisi seperti itu—meski hanya sebuah pelukan. Selama ini Theo mencoba membantu menyembuhkan Shishi akan lukanya itu.
“Rasanya memang gak sekacau kemarin-kemarin, Kak. Tapi Shishi masih merasa takut,” gumamnya mulai bisa menerima punggungnya yang menempel dengan dada Theo, dan tubuhnya yang didekap erat pria itu. Biasanya kemarin-kemarin ia tak bisa menerima dan tiba-tiba menangis sendiri.
“Besok kita ke rumah sakit lagi,” ujar si pria mulai membalikkan tubuh Shishi dan menatapnya lekat.
Shishi menggeleng. “Nggak usah,” lirihnya dan langsung membuang pandangannya ke arah lain.
Namun, dengan sigap pula Theo menangkup wajah gadisnya.
“Tatap aku, semuanya baik-baik aja,” desisnya yang entah membuat Shishi merinding mendengarnya.
“Kamu harus konsul terus.” Tangan Theo kembali menarik rahang Shishi memintanya menatapnya.
“Masih takut?”
Shishi yang hendak membuang tatapannya lagi tangan Theo seperti menahannya.
“Mau sembuh, kan?” Entah Shishi merasakan aura lain dari laki-laki ini, seperti penuh penekanan.
Diamnya Shishi membuat Theo tersenyum miring.
“Aku bilang tatap aku, Shishi!” Benar saja, Theo memang berbeda hari ini.
Kenapa? Apa karena perempuan yang bernama Jeni itu? Batin Shishi tak keruan. Hari ini Theo memang berubah drastis dari biasanya setelah mendengar nama Jeni.
“Jangan bilang kalau kamu masih ada rasa sama Jeff.”
Kalimat yang paling Shishi benci selama ini, kenapa semua orang harus menganggap seperti itu? Yang menjalani Shishi bukan mereka, kenapa mereka seolah-olah mengerti apa yang dirasakan Shishi?

KAMU SEDANG MEMBACA
GREED
Fanfic[17+] Tidak ada yang berniat selingkuh, namun keadaan membuat mereka menjalaninya dan menjadi pengkhianat. Start : 10 Januari 2022 Finish : 11 Juli 2022 REPUB : 17 Maret 2024