Dari sekolah Shishi langsung ke rumah Lia dan gak pulang dulu, Lia yang minta – sebenarnya yang maksa. Katanya takut malah Shishi gak datang nanti malam. Ada bagusnya sih, Shishi juga takut Jeff masih di rumah dan makin ngelunjak, atau yang parahnya ikut ke pesta Lia dan mengacaukan pestanya.
Cewek itu sama Lia sekarang lagi sibuk dekor, tepatnya ngarahin aja sih, karena Lia nyewa tukang dekor. Lia semangat banget karena katanya mau kenalin Jemian sama bundanya. Shishi bingung juga kalau gitu bundanya Lia tau dong kalau mereka udah pacaran dari kemarin ya? Gak taulah Lia.
Lia peduli dan sayang banget sama Shishi sahabatnya, tapi Shishi dengan tidak tahu dirinya masih menyimpan perasaan sama pacarnya itu. Ini bukan ingin Shishi, tapi perasaan Shishi makin sini rasanya makin dalam, apalagi dengan sikapnya Jemian yang sok peduli dan kasihan sama dirinya.
“Shi, lo tar malam pake dress ini, ya? Punya gue tapi sama sekali belum dipake, kok.” Lia memperlihatkan dress warna pink cantik banget, bukan hanya itu tapi harganya juga kayaknya mahal banget.
Lia terlalu baik sampe gue rasanya gak mau terima lagi kebaikannya.
“Gak usah, Li,” tolak Shishi akhirnya, dia merasa terlalu membebani Lia.
“Terus lo mau pake seragam sekolah aja gitu? Atau mau pulang terus nanti malah ketemu Kak Jeff? Mau lo?” tanya Lia sewot banget dengan melipat kedua tangan di dada. “Lo gak boleh pulang dulu, gak boleh ketemu Kak Jeff.”
Shishi sama Lia sama-sama mengkhawatirkan Jeff sekarang, setelah kejadian tadi pagi tentang Jeff yang seenaknya sama Shishi, Lia takut dia kelewatan lagi. Iya, sekhawatir itu dia.
***
“Wah, Shishi cantik banget kamu.” Bundanya Lia natap Shishi dari atas sampai bawah. “Bener-bener deh cowok manapun yang lihat kamu pasti terpesona,” pujinya dengan mata benar-benar memancarkan ketulusan.
“Ah Bunda bisa aja,” balas Shishi tertawa kecil. Dia selalu iri sama Lia tiap kali ketemu atau ngobrol sama bundanya Lia seperti itu. Karena Shishi gak pernah diperlakukan seperti itu sama mamanya di rumah, Airin sang mama mungkin gengsi buat sekedar bilang cantik apalagi sayang sama Shishi.
“Jemian udah di depan,” bisik Lia yang juga cantik banget malam ini.
“Bunda, ada yang mau Lia kenalin lho,” ujar Lia malu-malu, ia tampak terus mengulum bibirnya menahan senyum.
“Siapa? Cowok, ya?” tebak bundanya menggoda. Lia lagi-lagi mengangguk malu.
“Ya udah mana?” tanya Bunda antusias banget. Bunda Lia benar-benar idaman banget.
Lia berjalan ke luar dengan senyum yang gak pernah pudar di wajahnya, dan gak lama kembali lagi bersama Jemian. Namun, nyatanya Jemian gak datang sendiri, dia sama Theo. Shishi mulai tidak enak, sepertinya itu memang bagian dari rencana Lia dan Jemian untuk mempertemukannya dengan Shishi.
“Kamu mau kenalin dua cowok?” tanya bunda tertawa kecil, melihat dua anak muda itu satu per satu, ganteng-ganteng ternyata.
“Nggak lah, Bunda mah.” Lia ikut tertawa kecil.
“Ini namanya Jemian, Bunda.“ Lia memperkenalkan dengan menyentuh bahu cowoknya itu.
Jemian salim dan mencium tangan Bundanya Lia. “Hallo, apa kabar, Bunda? Nama saya Jemian,” sapa Jemian yang ternyata langsung memanggil bunda juga.
“Saya mau meminta izin buat jagain Lia dan sayangin Lia,” lanjut Jemian yang dengan manisnya kini menggenggam tangan Lia.
Sedangkan Shishi yang melihat itu cuma bisa senyum dengan hati yang ia rasakan sakit, melihat Jemian seserius itu sama Lia sampai minta izin bundanya buat pacarin.
Sesak adalah bukti perasaan Shishi ke Jemian itu makin nyata. Tapi, meskipun begitu Shishi gak pernah sekalipun benci sama hubungan Jemian Lia, gak pernah mengharapkan mereka putus. Di sini, Shishi cuma benci sama diri sendiri.
“Shi, kamu gapapa?” Theo menghampiri.
“Oh, Kak? Ah gapapa, kok,” jawab Shishi sedikit gugup. Sedikit merasa bersalah karena akhir-akhir ini Theo suka ia abaikan dan gak ia pedulikan.
“Wah anak Bunda udah ada yang ngapel, padahal baru kemarin deh rasanya masih Bunda timang-timang.” Bundanya Lia mengusap rambut anaknya itu, menunjukkan kalau beliau sayang banget sama Lia.
“Ya udah kalian boleh pacaran, tapi inget, ya, pacaran sewajarnya aja dan tahu batasan. Jemian, Bunda titip Lia sama kamu, dan jangan kamu sakiti dan bikin Lia nangis, ya?” Mendengar itu Lia langsung semringah, wajahnya bahagia terlihat banget, begitu juga Jemian, Shishi bisa lihat tangannya semakin erat genggam tangan Lia.
Andai Mamanya seperti bundanya Lia, memperlakukan anaknya ini seperti berlian.
Shishi di sana cuma bisa senyum aja ikut bahagia melihat mereka berdua, tepatnya menutupi semua luka yang harusnya gak dia rasain itu. Mulai sekarang apa pun caranya dia harus bisa lupain Jemian.
“Oh iya, Bun. Cowok yang ini Theo sepupunya Jemian, emm ... gebetannya Shishi tuh! Bentar lagi pasti jadian!”
Shishi terkejut dengan ucapan Lia, langsung malu banget sekarang ini.
“Wah, Nak Theo, Shishi juga udah Bunda anggap anak sendiri, jadi kamu jangan sakitin dia juga, ya? Jaga Shishi baik-baik dan perlakukan Shishi sebaik mungkin.“ Entah, air mata Shishi langsung netes aja dengar bundanya Lia ngomong kayak gitu. Pertama kalinya Shishi merasa dirinya dianggap berharga dan penting.
“Siap, Bunda,” balas Theo dengan santai dan tertawa kecil.
“Ya udah, kalian sana keluar, tamu-tamu udah pada datang kayaknya. Bunda gak mau ganggu kesenangan anak muda.”
Ya, pesta Lia diadain di taman luar rumahnya dan kedua orang tuanya benar-benar pengertian. Orang tua idaman Shishi banget, gak kayak Airin dan Chakra.
Lia sama Jemian udah keluar dengan gandengan mesra, tersisa Shishi sama Theo. Tuh dua sejoli emang sengaja banget kayaknya, dari awal Shishi gak dibolehin pulang ke rumah sama Lia, tujuannya ya ini biar Shishi bisa sama Theo.
“Shi, ayo.” Theo menunjukkan tangannya dengan matanya karena sudah siap digandeng. Iya, singkatnya dia minta Shishi ngegandeng dia.
Shishi yang awalnya udah nyaman sama Theo sekarang berubah canggung. Di luar banyak orang dan dia udah terkenal banget hari ini di sekolah, apa kata mereka pas lihat Shishi gandengan sama Theo? Shishi cewek gak bener banget di mata mereka. Shishi keinget omongannya Yerii tadi.
“Shi, gak mau gandengan nih? Mau pegangan tangan aja?” Sama aja kali, Shishi cuma bisa membatin.
Tanpa diduga Theo malah narik tangan Shishi dan genggam tangannya, langsung keluar menuju pesta berada. Satu yang Shishi takutkan, dia ngerusak pestanya Lia, itu aja. Shishi takut bikin malu karena kelakuannya yang ganti terus cowoknya.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
GREED
Fanfiction[17+] Tidak ada yang berniat selingkuh, namun keadaan membuat mereka menjalaninya dan menjadi pengkhianat. Start : 10 Januari 2022 Finish : 11 Juli 2022 REPUB : 17 Maret 2024