22. Paksa

362 53 14
                                    

Sudah dua hari berlalu, Shishi gak mau lama-lama gak sekolah karena di rumah selalu ada Jeff. Meskipun belum sepenuhnya pulih tapi udah merasa lebih baik, dua hari kemarin dihabiskan sama tidur dan makannya di kamar jadi bisa lahap banget, gak di dapur dan bikin Shishi enek sama meja makan.

Jeff udah kayak baby sitter Shishi asli, sekarang aja Shishi bawa bekal makan yang dia buatin pagi-pagi banget. Hal yang gak pernah Mama Airin lakukan buat Shishi kecuali pas TK.

“Jeff udah jadi suami idaman banget kan, Shi?” goda Papa Chakra pas cewek itu dengan terpaksanya masukin kotak bekal itu ke dalam tas.

“Apaan sih,” gerutu Shishi gak suka. Chakra papanya bukannya nanya udah sehat apa belum malah godain. Mamanya juga, sama aja.

“Shishi berangkat!” Cewek itu berlalu tanpa melirik papa sama mamanya, Shishi bersikap dingin seperti itu karena mereka dingin sama dirinya.

“Ayo berangkat, gak boleh nolak!” Jeff membuka pintu mobilnya.

Shishi emang mau nolak, tapi percuma karena ujungnya dia pasti tetap dipaksa masuk.

“Kak Theo,” lirihnya tiba-tiba di persimpangan dia lihat Theo sama motornya, pasti mau jemput.

“Hah? Apa?" seru Jeff melirik cepat, syukur deh dia gak dengar jelas.

“Cepetan gue telat!” ketus Shishi.

Dan sampailah di depan gerbang sekolah, Shishi yang mau turun tangannya tiba-tiba dicengkram.

“Mau apa lo? Gue bukan cewek lo, ya?” Mata Shishi melotot takut karena Jeff mendekat.

“Gue mau tiap pagi kita kayak dulu lagi, kayak gini,” bisiknya yang tepat di telinga Shishi.

“Ya sayang? Sampai kapan pun gue gak bakal lepasin lo!” lanjutnya masih berbisik sampai rasanya Shishi merinding karena hembusan napasnya itu.

Dia tarik tengkuk Shishi cepat dan akhirnya bibir mereka bersentuhan. Cukup lama meskipun Shishi berontak.

Kalian jangan berpikir ini enak, ini sama sekali gak ada enaknya, karena gue tidak menikmati.

Sekelebat bayangan Papa Chakra malah muncul di kepala ketika melakukan itu sama perempuan asing, rasanya Shishi makin ilfeel sama yang Jeff lakukan sekarang. Kok malah merembet dan nyambung ke sana?

Mata Shishi sama sekali gak tertutup yang ada malah keluarin air.

Sial! Ini kan di depan gerbang, dan Shishi lihat para murid ngeliatin dirinya dan bisik-bisik. Shishi yakin dia bakal jadi bahan gosip pagi lagi ini mah.

Shishi mengatur napas setelah Jeff lepasin, dia menatap benci dengan tangan bersiap nampar, sayangnya tangan Shishi malah langsung digenggam erat.

“Kenapa sih lo tiap gue cium selalu nangis?” tanyanya dengan wajah tanpa dosa.

“Padahal ciuman doang juga bukan gue perawanin,” lanjutnya begitu enteng. Doang katanya?

“Tau gak sih lo! Lo nempatin gue dalam masalah lagi!” kesal Shishi setengah menangis.

Jeff berdecak sinis. “Lo gak mau mereka julidin? Asal lo tau aja, mereka yang julidin lo itu semuanya juga pernah kayak lo, bahkan mungkin lebih. Mereka itu munafik.”

“Lo harus inget, sama cowok manapun lo deket dan pacaran lo itu tetep milik gue!”

“Ini karena uang itu, kan? Uang yang lo kasih ke Yezy bikin lo berani lagi seenaknya sama gue! Gue bakal ganti, gimanapun caranya gue bakal ganti.” Iya, setelah Jeff ngasih uang itu dia sampai berani cium paksa Shishi lagi.

GREED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang