GREED

20. Dirawat

“Ya ampun, Shishi. Lo kenapa?” Seseorang menghampiri dan memeluk gadis yang meringkuk lemah itu.

Jeff panik banget, memindahkan tubuh Shishi ke atas kasur dan menyelimutinya. Ia juga menyeka dan mengelapi darah mimisan Shishi yang gak terlalu banyak itu.

“Shi,” panggil Jeff melihat gadis itu menatap padanya.

“Apa yang kamu rasain? Mau ke rumah sakit?” tanya Jeff kini menatap Shishi lembut.

Shishi menggeleng. “Gak usah, Shishi cuman masuk angin,” jawabnya pelan.

Jeff tetap khawatir, ia cek suhu tubuh Shishi memang gak lagi demam.

“Aku tetep mau telepon dokter biar ke sini, kamu tunggu bentar, ya?” Jeff mengelus-elus kepala Shishi dan berdiri.

Jeff itu pada seorang gadis ya seperti ini pada dasarnya, lembut dan suka memanjakan, perhatian dan baik banget, dan yang pasti sama Shishi itu sayang banget. Dua aja kesalahannya dulu yaitu selingkuh berulang dan pemaksa. Memang perempuan mana yang mau diduakan? Yang pada akhirnya ya bahasanya Jeff sama Shishi jadi kasar banget kalau ngobrol, ngikutin Shishi yang suka marah-marah sama dia.

Shishi stres berat, kecapean, banyak begadang karena gak bisa tidur, anemia dan kurangnya asupan makan ataupun minum.

“Berlebihan kamu, Jeff. Sampe panggil dokter segala, dikasih obat juga Shishi langsung sembuh,” ujar Mama Airin sepeninggalnya dokter.

“Shishi biar Jeff yang rawat, Tan,” jawab Jeff tidak mau membesarkan masalah apalagi menyebut yang dilakukan Airin itu salah besar.

Jeff berjalan ke arah ranjang Shishi menggenggam tangan Shishi yang dipasang selang infus. Memandang wajah gadis yang begitu disayanginya itu dengan penuh penyesalan.

Airin melihat perlakuan Jeff terhadap anaknya hanya tersenyum tipis, itulah mengapa dia sangat mempercayakan Shishi pada laki-laki itu. Meskipun Airin tahu sendiri kelakuan Jeff yang suka selingkuh dan ia juga tidak bisa membenarkannya, tapi bagi Airin Jefflah yang terbaik untuk anaknya.

Airin menyayangi Shishi? Tentu saja, ibu mana yang tidak menyayangi anaknya. Hanya saja Airin terlalu kaku untuk memperlihatkan kasih sayangnya itu, terlalu gengsi untuk memeluk Shishi dan mengatakan kata sayang untuk Shishi.

Ayolah, Airin bahkan masih memiliki teman yang masih lajang dan belum berkeluarga, tapi dirinya yang masih 34 tahun sudah memiliki anak gadis berusia 17 tahun.

Dirinya yang mendadak dan belum siap menjadi ibu di usia dini dulu membuatnya seperti itu, yah begitu juga dengan Chakra, yang mendadak jadi seorang ayah. Hingga akhirnya perlakuan mereka pada anaknya tak lebih seperti pada seorang teman, tanpa memikirkan dan mempedulikan perasaan Shishi sendiri.

***

Pagi sekali, Shishi bangun dan melirik ke sampingnya Jeff sudah tidak ada. Tidak seperti dua jam sebelumnya, Jeff ada di sampingnya menemani dirinya tidur. Iya, Jeff nekat tidur seranjang dengan Shishi.

“Udah bangun kamu?” Jeff masuk ke kamar dengan senyum manisnya.

Shishi mencoba bangkit untuk duduk dan Jeff membantunya. Jeff merindukan moment mesra dengan Shishi. Iya, dulu saat berpacaran mereka sangat manis dan akan membuat siapa saja yang melihatnya iri.

“Kenapa lo masih di sini?” tanya Shishi datar.

“Ya apa lagi? Ngerawat kamu lah, bentar ya aku ambilin kamu sarapan dulu.”

“Gue gak mau makan,” tolak Shishi cepat.

“Sayang, jangan gitu. Kamu harus makan biar cepat sembuh.”

“Jangan panggil gue sayang! Gue bukan pacar lo!” teriak Shishi kembali menggila.

Jeff menghela napas beratnya, ia ingat ucapan dokter kalau Shishi gak boleh stres. “Ya udah maaf,” ujarnya pelan. “Tapi lo harus makan, ya? Kalo nggak, gue panggil sayang lagi,” lanjutnya menampilkan smirknya.

Shishi hanya mendelikan mata melihat punggung Jeff yang kini sudah berlalu untuk mengambil sarapan untuknya.

“Sekarang lo jangan sekolah, istirahat beberapa hari.” Jeff menyuapi Shishi lagi untuk yang ke sekian kali, karena tangan Shishi masih diinfus alasan Jeff. Beruntung Shishi yang lagi sakit sampai tidak kehilangan nafsu makannya, ia makan dengan lahap.

“Jangan ngatur,” dumel gadis itu dengan mulut penuh.

“Gak ngatur,” tukas Jeff, “Emang kata dokter lo harus istirahat penuh.”

Shishi hanya diam dengan wajah memberengut, Shishi kan suka judes kalau berhadapan dengan Jeff.

“Tadi sok-sokan bilang gak mau makan, tapi nyatanya malah lahap banget,” ujar Jeff menatap mangkuk buburnya yang bersih sambil geleng kepala, pasalnya tadi dia masukinnya banyak banget.

Shishi masih aja mempoutkan bibirnya setelah meminum obat yang diberikan Jeff.

“Siniin hape lo, lo jangan maksain sekolah hari ini.” Dengan seenaknya Jeff mengambil HP Shishi yang tengah dimainkan sama Shishi sendiri, begitulah Jeff.

“Siapa ketua kelas lo?” tanya Jeff yang langsung melihat barisan chat karena memang Shishi lagi ngetik buat Lia pas Jeff merampas hp itu.

Busyet, banyak banget cowok yang ngechat.

“Jangan ih!” kesal Shishi, bibirnya makin manyun.

“Siapa ketua kelas lo?” tanya Jeff lagi masih sama.

“Arjun,” jawab Shishi pada akhirnya meski berlipat judesnya.

Mendengar nama Arjun, Jeff langsung terdiam. Ia ingat kalau Arjun itu orang yang pernah ia labrak gara-gara pacarin Shishi. Ngomong yang nggak-nggak ke Arjun seolah-olah hati Shishi itu cuma buat dia.

Namun, detik berikutnya sudut bibir Jeff terangkat, ia tersenyum licik. Memang sudah seharusnya seperti itu, pikirnya.

“Hallo, Bro. Cewek gue gak bisa masuk sekolah, dia lagi dirawat.”

“Kecapean sama dehidrasi.”

“Dirawat di dirumah elaaahh.”

“Surat? Males amat. Lo aja yang bikin.”

Shishi tidak bisa mendengar suara Arjun tapi ia cukup mengerti dengan balasan-balasan Jeff berikutnya.

“Kak, uang lo nanti gue ganti,” ujar Shishi setelah beberapa lama saling diam.

“Uang apaan?” tanya Jeff sok gak mengerti.

“Padahal gue seneng mau dipenjara, tapi lo seenaknya malah nyogok orang tua Yezy pake duit segitu gedenya,” gerutu gadis itu mempoutkan bibirnya, Jeff itu seneng banget hancurin tujuan Shishi.

Jeff tertawa. “Aneh lo malah seneng mau dipenjara, lo mau punya catatan kriminal emang? Ngaco lo.”

“Pokoknya gue bakal ganti, karena gue tau lo pasti manfaatin uang itu buat seenaknya sama gue, kan?” tuduh Shishi yang lagi-lagi membuat Jeff tertawa.

“Seenaknya gimana maksud lo? Gue serius, gue gak bakalan jadiin itu hutang lo, lo kan gak minta atau minjem sama gue, gue lakuin itu karena sayang sama lo, gue gak mau liat lo di penjara!” pungkas Jeff dengan begitu tajam, Jeff memang setulus itu melakukan itu untuk Shishi Pranantha.

Apa lagi kayak gitu, hutang gue jadi berlipat-lipat sama dia. Shishi membatin dalam hati, setulus apapun Jeff di mata Shishi pasti karena ada maunya.

Shishi memejamkan matanya kuat, dia gak mau punya hutang budi atau hutang apa pun sama Jeff. Karena dia tau, itu sama aja menyerahkan diri sama laki-laki itu.

tbc