Pagi ini Shishi kembali masuk sekolah, raut wajahnya semakin dingin. Tak ada sedikitpun senyum di wajahnya sekalipun itu pada sahabatnya—Lia.
Lia yang memang mengerti mencoba memahami dan tak mau banyak bertanya, ia yang sesama perempuan paham jika ditanya kenapa atau baik-baik aja nggaknya itu malah semakin sakit.
“Kangen banget sama Shishi,” ujar Lia memeluk Shishi seperti biasa meskipun kali ini ia rasakan begitu canggung karena ekspresi sahabatnya itu.
Melihat kehadiran Shishi beberapa teman sekelas saling berbisik dengan gosip dan julidan versi mereka sendiri-sendiri. Salah satu judul gosipnya yaitu Shishi putus cinta lagi makanya wajahnya muram, Shishi kena karma makanya diselingkuhin. Ya, tanpa mereka tahu cerita sebenarnya, kan?
“Li, gue mau duduk sama Ryu, boleh, ya? Lo sama Echan aja,” ujar Shishi langsung berdiri.
Tentu Lia terkejut mendengar itu, ia menatap tak percaya.
“Kemarin gue nginep di rumah Ryu dan ada sesuatu yang perlu gue beresin.” Tanpa menunggu persetujuan dari Lia, Shishi dengan cepat pindah ke seberang yaitu tempat duduknya Echan, biar Echan pindah ke bangkunya.
Puncak rasa bersalah Shishi pada Lia sekarang ini, karena Jemian semalam tadi blak-blakan mengatakan sayang padanya, memeluk dan juga menciumnya lebih dari sekali.
Maaf, Lia. Gue udah jahat banget sama lo, gue gak pantes jadi sahabat lo.
“Oy, sekolah juga lho.” Echan kebetulan langsung datang dan tak jauh di belakangnya juga ada Ryu.
“Mulai sekarang lo duduk sama Lia, gue mau sama Ryu,” sahut Shishi cepat dengan tatapan datarnya.
Echan menelan ludah karena sikap Shishi yang benar-benar dingin itu.
“Ada apaan nih? Gue cium bau-bau sesuatu.” Echan memicingkan matanya, tapi detik berikutnya ia sengaja didorong oleh Ryu dari belakang.
“Beneran Shishi mau sebangku sama Ryu?” tanya gadis itu setelah mendorong Echan tanpa dosa dan duduk di bangkunya.
“Dasar cewek barbar,” gerutu Echan pada Ryu terpaksa pindah ke bangku Shishi dan menyikut Lia. “Kenapa sih tuh anak?” Dan Lia hanya mengedikan bahu dan tersenyum tipis.
Shishi sama Ryu tampaknya kini berbincang-bincang asyik, tanpa sedikitpun mempedulikan sekitar. Terutama Lia, gadis itu hanya memandang keduanya dengan tatapan cemburu sebagai sahabat, ia juga merasa sedih karena sikap Shishi itu.
Sedangkan Shishi sendiri mulai memahami dan merasa bahwa dirinya berada di posisi Yezy dulu. Yezy sahabatnya yang menjauhinya dan memusuhinya karena bermain dengan pacar Shishi yaitu Jenov.
Jadi, beginikah Yezy saat itu? Shishi membatin sambil memandang Yezy yang juga asyik berbincang dengan teman sebangkunya.
“Shishi, ngapain lo duduk sama Ryu?” Kedatangan Jemian dan suaranya yang menggelegar membuat seisi kelas tiba-tiba hening.
“Pindah!” perintah Jemian begitu tegas, tatapannya sangat tajam.
“Ih lo apaan, sih?” Shishi yang merasa tak enak karena selalu menjadi pusat perhatian.
“Duduk lagi sama Lia, jangan sama Ryu!” Jemian menarik Shishi meski agak kasar.
Jemian benar-benar tak mau Shishi menjadi belok karena kedekatannya bersama Ryu. Bayangan Shishi yang lagi ciuman sama Ryu tadi malam terbayang di kepala Jemian.
“Eh, Jem. Jangan kasar-kasar dong lo.” Echan yang merasa Jemian kelewatan langsung berdiri.
“Chan, lo balik lagi ke bangku lo. Shishi gak boleh sama Ryu,” desis Jemian penuh penekanan.

KAMU SEDANG MEMBACA
GREED
Fanfiction[17+] Tidak ada yang berniat selingkuh, namun keadaan membuat mereka menjalaninya dan menjadi pengkhianat. Start : 10 Januari 2022 Finish : 11 Juli 2022 REPUB : 17 Maret 2024