21. Depresi

395 58 33
                                    

Sampai hari telah sore, Jeff tak sedikitpun meninggalkan Shishi di kamarnya. Tetap menemani gadis tersayangnya dan merawatnya, memasakannya dan semuanya.

Shishi kesal sendiri, ia tidak bebas memainkan ponsel. Shishi memang begitu, sakitnya tidak ia rasa, makanya tubuhnya sampai drop. Shishi benci Jeff karena begitu.

Dan orang tuanya? Oh jangan tanyakan mereka, Airin dan Chakra selalu menganggap bahwa anak mereka baik-baik saja, kalaupun sakit cukup disuruh minum obat.

“Shi, coba kamu ngaca deh!” perintah Jeff tanpa Lo-Gue lagi, Shishi yang penasaran pun melakukannya.

Keadaan Shishi memang terlihat menyedihkan, rambutnya kayak gembel, dan wajahnya pucat dan kusut banget.

“Sini aku rapiin rambut kamu.” Jeff menghampiri setelah mengambil sisir di meja rias Shishi.

“Gak mau ah, apa-apaan lo!” Shishi menolak dan bersiap tiduran lagi. Tapi bukan Jeff namanya kalau bukan pemaksa.

Perlahan-lahan Jeff pun mulai menyisir rambut panjang Shishi dengan sangat lembut.

“Aku pengin kita kayak dulu lagi, Shi,” lirih Jeff tapi Shishi malah diam dan sedari tadi memejamkan matanya keenakan rambutnya dimainin Jeff, Jeff sisirinnya pelan banget.

“Aku kangen denger kata sayang lagi dari mulut kamu.”

“Kepercayaan gue udah hilang buat lo, lo sia-siain semua kesempatan yang udah gue kasih dulu,” balas Shishi.

Sampai akhirnya suara-suara berisik dan nyaring terdengar dari luar, seperti ada beberapa orang dan hendak memasuki kamar.

Benar saja, pintu kamar Shishi terbuka sempurna. Menampilkan Echan, Lia, dan Jemian, kali ini gak ada Arjun.

Sedangkan pemandangan mereka bertiga adalah Shishi yang disisirin Jeff! Pemandangan itu cukup membuat mereka bertiga canggung. Shishi bilang benci Jeff tapi nyatanya mereka seintim itu, setidaknya itu yang mereka pikirkan.

“Kalian? Kenapa gak bilang dulu mau ke sini?” ujar Shishi cukup terkejut.

“Udah bilang, kok. Lo nya aja yang sibuk pacaran,” jawab Echan gak enak banget didengar. Shishi baru inget dia gak main-main HP karena Jeff gangguin mulu, kepo mulu tiap Shishii pegang HP.

“Hai, Kak Jeff,” sapa Lia tersenyum meski masih canggung.

“Hai, Li. Makin cantik aja kamu,” balas Jeff gak tau tempat, di depan pacar Lia sama di depan Shishi pula.

“Oh jadi lo yang namanya Jeffano?” sambar Jemian melipat kedua tangan di dada agak songong.

“Lo siapa?” tanya Jeff balik gak kalah sangar, menyimpan sisirnya dan duduk di samping Shishi.

“Gue cowoknya Lia,” jawab Jemian yang justru malah agak ambigu buat Jeff.

“Cowok Lia? Jadi lo ngira gue lagi godain cewek lo? Hahaha.” Jeff malah tertawa menggelegar.

Jeff gak tau, kalau Jemian seperti itu karena kesal aja sama cerita-cerita tentang Jeff dari Shishi dan Lia. Jeff yang suka seenaknya sama Shishi.

“Kak Jeff! Apaan sih lo!” gerutu Shishi menatap Jeff tak suka, tapi tatapan Shishi kan memang selalu seperti itu kalau buat Jeff.

“Jemian, cuekin aja dia!” lanjut Shishi.

Jemian?

Jeff terdiam dan menatap Jemian lekat, lalu menatap Shishi dan Lia. Detik berikutnya Jeff tertawa sinis. Jeff tentu tahu kalau Jemian itu salah satu mantannya Shishi dari mata-matanya di sekolah Shishi.

GREED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang