23. Foto

357 52 27
                                    

“Li, kalo tar malem gue ngomong sama Kak Theo kalau gue cuma nganggap kakak gimana, ya? Kecewa gak dia?” Shishi membuka pembicaraan pertama ketika bel istirahat berbunyi, pengen ngomong ini sedari tadi.

“Gila lo! Nggak nggak! Lo bukan sahabat gue lagi kalo sampe nolak Kak Theo, dia kurang apa coba.” Lia menggerutu gak jelas memasukkan buku-bukunya.

“Kok gitu sih, Li. Perasaan kan gak bisa dipaksa.” Shishi mengerucutkan bibir, Lia mainnya bawa-bawa persahabatan lagi.

“Emang lo jadian sama Arjun sama Ajie ngutamain perasaan lo? Nggak, kan? Lo pernah bilang perasaan bisa nyusul yang penting udah nyaman dan coba jalanin dulu.”

Shishi bungkam mendengar ini, waktu jadian sama Arjun, Ajie, Jenov ataupun Jeff Shishi gak yakin kalau dirinya masih suka Jemian, tapi sekarang ... perasaannya malah semakin nyata dan dalam sama Jemian meskipun dia milik orang di depannya.

Iya! Alasannya sekarang Jemian. Bukan karena Shishi maunya yang jadi pacar dia itu Jemian, tapi dia gak mau nyakitin perasaan cowok karena dia sayang sama cowok lain, itu aja. Shishi takut.

Di sisi lain sekarang Shishi bimbang banget, dia takut Theo kecewa sama kayak Lucky, dan itu udah pasti. Gimana caranya biar Theo gak kecewa dan sakit hati?

“Shi, kok kayaknya gue suka lo yang kemarin-kemarin, deh. Gak pernah galau soal cowok, meskipun lo gonta ganti terus cowoknya. Lo beneran tobat sekarang? Gara-gara Kak Lucky? Atau Kak Jeff?” cerocos Lia melipat kedua tangannya, gak habis pikir deh Shishi sama Lia.

Shishi mendengus sebal. “Gue heran, lo sama aja kayak Jemian. Pengin banget gue jadian sama Kak Theo, padahal gue jelas-jelas suka gonta ganti cowok, kalo gue akhirnya putus juga sama Kak Theo gimana?” sungut Shishi tajam.

“Lo suka ngobrol sedetail itu sama Jemian?” Lia melebarkan matanya.

Mati dah gue. Gue kan sama Jemian gak dekat kalau Jemian gak sama Lia.

“Ya waktu itu kan waktu sama lo Jemian pernah ngomong gitu juga sama gue,” jawab Shishi akhirnya mencoba menutupi gugupnya, semoga aja Lia gak nanya kapan dan di mana.

Lia cuma mengangguk-anggukan kepalanya aja mengerti.

“Kak Theo yang terbaik buat lo,” ujar Lia dengan pasti dan yakin. “Gue tau semua cowok yang lo pacarin, lo gak pernah manfaatin mereka dan lo gak pernah yang namanya selingkuh, tapi merekanya aja yang bego.”

“Termasuk Jemian?” Shishi ngomong apa lagi ini? Keceplosan!

Lia diam dan tatapan matanya juga berubah. “Iya dia juga bego,” jawab Lia malah dengan tertawaan. “Bego gak pertahanin cewek secantik dan sebaik lo.”

“Jem, cewek lo ngatain lo bego nih!” teriak Shishi ikutan tertawa. Aslinya dia mau ikut mencairkan suasana aja biar gak serasa canggung. Harusnya dia gak pernah ungkit kalau Jemian itu mantannya di depan Lia.

“Terus gue juga bego gituh!” Echan entah dari mana ikut nimbrung dan nyambung aja.

Shishi sama Lia saling tatap dan akhirnya tertawa sekerasnya.

“Lo ngerasa, Chan? Emang iya, kan?” tanya Lia mencibir.

“Gue bilangin Arjun lo, ya?” Echan mendelikan matanya kesal.
“Hei, Njun! Nih cewek dua ngatain lo bego!” teriak Echan benar-benar bikin perut Shishi sakit karena ketawa terus.

“Kalo ketemu si ketos juga gue bilangin entar,” lanjut Echan lagi.

“Dasar pengadu!” cibir Lia lagi berdiri dan narik tangan Shishi.

“Ke kantin yuk ah, Shi. Gue kan mau neraktir, sekalian bagiin undangan sama yang mau gue undang.”

Shishi emang belum makan dari pagi langsung berdiri aja, gandengan sama Lia.

GREED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang