Warning! 17+
Mengandung pembahasan vulgarShishi semalam pulang dianterin Jemian jam sebelas malam, dan di antara mama papanya gak ada yang peduli, mereka tidur nyenyak aja. Dan pagi ini Shishi telat banget bangun dan rutinitas utama tidak bisa ditinggalkan, yaitu sekolah.
Shishi mau sarapan. Tapi, baru melihat meja makan aja ia rasanya jijik. Pikirannya langsung melayang saat Chakra berbuat tak senonoh dengan perempuan asing di atas meja makan itu.
Air mata pun seketika turun, keluarganya yang ia pikir tidak ada perselingkuhan itu ternyata ada, dan mirisnya papanya selingkuh di depan mata Shishi.
Entah Shishi harus merasa kasihan sama Mama Airin atau nggak, dulu mamanya juga tau Jeff selingkuhin Shishi tapi mamanya cuek-cuek aja, gak peduli Shishi mau sakit hati apa nggak, gak peduli anaknya itu bahagia apa nggak.
Dan sekarang? Apa Shishi juga harus diam saat tahu Papa Chakra selingkuh? Gak harus kasih tahu mamanya?
“Kesiangan kamu, ya? Emang jam berapa kamu semalam pulang?” Airin dengan cueknya jalan di hadapan Shishi tanpa menoleh sedikitpun, pertanyaan itu juga Shishi tahu itu hanya sekedar basa-basi dan ia gak mau jawab.
“Udah Mama sisain buat sarapan kamu,” lanjut Airin yang terlalu santai itu.
“Shishi gak mau makan udah siang,” balas cewek itu acuh, matanya bertemu sama mata Papanya yang lagi makan itu.
“Papa anterin, ya? Jarang-jarang kan Papa mau anterin kamu?” Chakra yang udah selesai makan itu berdiri dan merapikan bekas makan, menyimpan piring kotor bekasnya dan bekas istrinya itu. Iya, semua piring kotor itu selalu Shishi yang cuci sepulang sekolah.
“Gak mau!” tolak Shishi dan langsung jalan cepat lebih dulu pergi ke luar rumah.
Tapi sialnya Chakra dengan cepat ngejar Shishi dan narik tangannya.
“Awas kamu aduin kejadian kemarin sama mama kamu,” desis Chakra menatap tajam.
“Shishi gak liat apa-apa kemarin,” jawab Shishi santai, meski sebenarnya hatinya sakit. Iya Shishi gak mau peduli apa pun tentang mereka seperti mereka gak pernah pedulikan Shishi.
“Bagus, itu anak Papa, nanti uang saku kamu Papa tambahin,” ujar Chakra tersenyum bangga. Namun bagi Shishi senyumnya itu begitu menjijikan.
Shishi diam aja dan melanjutkan langkah buat berangkat, ini udah siang, bus udah lewat dan dia gak ada yang jemput. Yang akhirnya berangkat diantar papanya untuk yang pertama kalinya, Shishi gak inget kapan terakhir kali Papa Chakra anterin dia ke sekolah, kayaknya pas TK.
Dan Mama Airin? Dia udah berangkat duluan bawa mobil sendiri. Iya, tiap hari mereka berangkat sendiri-sendiri dan gak pernah pedulikan Shishi yang juga harus ke sekolah, kata mereka Shishi mah ada pacar yang pasti antar jemput sekolah.
“Jam berapa kamu pulang tadi malam? Kok Papa gak inget?” tanya Chakra yang mulai menyetir, ini pertama kalinya mereka ngomong berdua dan seintens itu.
“Jam sebelas,” jawabnya datar dan hanya melihat ke luar jendela.
“Shi, kamu kalo maen sama cowok suka pake pengaman, kan?” tanya papanya yang kelewat santai.
“Pengaman?” tanya Shishi yang belum sepenuhnya paham ini.
“Iya, kayak kondom, obat, jangan sampe hamil kamu, masa di usia Papa yang masih 35 ini udah punya cucu haha.”
“Papa!!” Shishi teriak sekeras mungkin sambil menatapnya sengit, Shishi sangat frustrasi dan benci sama sikap papanya, papanya yang sampai ketawa seolah lucu.
“Kenapa kamu? Udah sering kan sama Jeff? Mending Jeff udah agak dewasa dari kamu gak bakalan teledor, coba pacar kamu yang kemarin itu, masih sama-sama tujuh belas tahun, kan?”
Nggak! Gue gak mau dengar omongan papa lagi!
“Papa! Diam!” teriak Shishi lagi semakin gak keruan.
Dada Shishi sesak banget, sakit, sedih, kecewa dan jijik. Orang tuanya aja udah pandang hina dan rendah dirinya, apalagi orang lain? Shishi langsung meraung menangis sejadi-jadinya sekarang ini.
Selama ini Shishi begitu menjaga diri, gak mau dicium seenaknya meskipun cowok itu pacarnya sendiri. Selama ini cuma Jeff yang udah berani cium dia dengan segala paksaannya itu. Shishi udah merasa dilecehkan banget sama sikap Jeff yang udah anggap dirinya murahan, dikasih bibir mau leher, dikasih leher mau dada. Shishi udah mati-matian jaga diri sampe benci sama Jeff.
Dan sekarang? Papanya sendiri nganggap dirinya sudah gak suci lagi, benci ... Shishi benci papanya.
Kenapa? Kenapa semua orang harus nganggap bahwa pacaran itu hanya untuk saling menikmati tubuh pasangan?
Shishi keluar dari mobil tak peduli dengan teriakan Chakra. Berlari dengan sekuat tenaga memasuki gerbang sekolah, sambil menangis. Dia gak peduli sama tatapan dan bisikan-bisikan semua orang. Masuk kelas dan duduk di bangku dengan kasar.
“Shi, kenapa lo?” Lia menyentuh bahunya dan dengan cepat dia tepis tangannya kasar tanpa mau menjawab.
“Woy, kenapa lagi sih?” Kali ini Echan menghampiri dan sepertinya berdiri di samping cewek itu.
“Shi.” Lia kembali menyentuh bahu Shishi.
“Jangan sentuh! Gue jijik!” teriak Shishi menepis tangan Lia dan raungan tangisannya malah semakin menjadi.
Shishi yakin banget, teman sekelasnya lagi perhatiin dia dan dia gak peduli.
“Putus cinta tuh, sampe segitunya,” terdengar suara perempuan.
“Iya, dia baru putus kan sama Kak Hendery? Kemarin aja dia udah datang ke sekolah malah bolos gak tau pergi ke mana.”
“Playgirl, sih!”
“Kak Hendery kan digebukin pacarnya yang preman.”
“Gak tau ada berapa banyak pacarnya, gue lihat kemarin dia dianter sekolahnya sama cowok beda lagi.”
“Ketua kelas kita aja jadi korban, oh iya ketua osis juga kan mantannya dia.”
“Sok cantik, gak tau diri!”
“Bacot aja kalian! Diem gak!” Itu Echan menggebrak meja.
“Apa sih lo, Chan? Yang gue omongin emang bener, kan?” Itu Yezy menjawab dengan santainya.
“Kenapa lo belain cewek kegatelan kayak dia?” tambah Yezy lagi.
Telinga Shishi udah panas banget, dia gak tahan lagi. Dia bangkit dan langsung menyerang Yezy, beberapa bangku ikut terdorong. Shishi mencakarnya tanpa ampun. Duduk di atas perut cewek itu dan menamparnya berkali-kali.
“Lo gak tau apa-apa diem!” cerca Shishi masih mencakarnya tanpa ampun.
“Suka banget lo gangguin gue!” Shishi keinget semua yang udah Yezy perbuat sama dirinya, siram pake air di toilet, halangi kakinya biar jatuh dan lainnya. Shishi gak bisa diam aja sekarang.
“Lo masih ngarep sama Jenov bukan berarti harus gangguin gue, gue juga gak mau lagi sama tu cowok!” teriak Shishi benar-benar kalap.
“Shi! Lo gila hah!” Echan dan Arjun menarik Shishi dengan sekuat tenaga hingga cewek itu berhasil menjauh.
“Lepasin, gue harus kasih pelajaran cewek gak tau apa-apa ini!” Shishi berhasil mendorong dua cowok di sampingnya saking emosinya dan berjalan kembali mendekati Yezy.
Shishi lihat Yezy ketakutan dan Echan sudah meraih dan menahan tangannya lagi dengan kuat, melihat vas bunga di meja guru di depannya itu Shishi meraihnya dan tanpa segan melemparnya ke arah Yezy.
Kepala Yezy berdarah, dia jatuh dan tak sadarkan diri.
“Ada apa ini?” Bel masuk langsung berbunyi diikuti dengan seorang guru masuk kelas.
tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
GREED
Fanfiction[17+] Tidak ada yang berniat selingkuh, namun keadaan membuat mereka menjalaninya dan menjadi pengkhianat. Start : 10 Januari 2022 Finish : 11 Juli 2022 REPUB : 17 Maret 2024