“Hai, Shi. Pulang bareng gue, yuk?” Sosok Jenov datang dengan motor besarnya dan berhenti tepat di depan Shishi.
“Gak usah, makasih,” balas cewek itu sok acuh tak acuh dan melanjutkan berjalan keluar gerbang.
Ngenesnya gak punya pacar ya gini, Shishi seolah terlihat menyedihkan di mata mantan-mantannya. Gadis itu gereget.
“Serius lah, Shi. Ayo naik.” Jenov masih mengejar.
“Gak mau, nanti Yezy marah dan dendam sama gue lagi kalo gue pulang sama lo.” Shishi masih cuek dan berjalan ke arah halte, mending pulang naik bus daripada diantar pulang Jenov, dirinya membatin.
“Emang Yezy siapa gue, udah lama putus juga.” Jenov mengangkat kedua alisnya.
Shishi gak peduli mereka sudah putus apa belum.
“Shi, gue duluan, ya. Bye.” Itu Liana lewat di depan Shishi dan dia sama Jemian. Ternyata Jemian emang serius deketin Lia sampai diantar pulang segala.
Makin menyedihkan kan hidup gue, pokoknya besok gue harus dapat gebetan baru! Batin Shishi konyol.
“Bengong aja lo, ayo pulang gue anterin.” Suara Jenov tiba-tiba menyadarkan Shishi, dan dengan bodohnya cewek itu naik gitu aja, padahal sebelumnya sudah ia tolak. Shishi gak bisa berpikir jernih setelah melihat Jemian bersama Lia yang notabenenya sahabatnya sendiri.
“Pegangan, Shi.” Suara Jenov sedikit berteriak karena mengenakan helm.
“Gak mau.”
“Aneh keliatannya, terus lagi bahaya kan gak pegangan.”
Mau gak mau akhirnya Shishi pun meluk Jenov dari belakang. Mood Shishi bener-bener berantakan banget setelah melihat Jemian sama Lia tadi.
”Jalan dulu, yuk.” Jenov menepikan motornya di depan mall dan mau gak mau Shishi juga ikut turun. Dia baru nyadar Jenov malah bawa dia ke sini bukannya pulang ke rumah, ini pasti karena Shishi melamun terus dari tadi.
“Gue mau pulang, Jen, gue gak mood apa-apa,” desis Shishi agak kesal menatap cowok itu.
“Bentar aja, ayo. Temenin beli hadiah buat Mama.”
Shishi memutar bola mata malas, merasa bahwa itu hanya akal-akalannya saja. Jenov juga menarik tangan Shishi dan membuat mereka pegangan tangan, tapi seketika Shishi lepas juga, merasa risih.
“Apa sih, Jen. Jangan pegang tangan gue,” gerutu Shishi, tapi nyatanya Jenov malah meraih tangannya lagi dan makin menggenggamnya erat. Shishi mendengus saja gara-gara itu.
“Kalo gak gue pegangin, nanti lo bisa kabur dari gue, lagian gak ada yang marah, kan?” ujar Jenov acuh tak acuh membuat mereka akhirnya berjalan pegangan tangan. Waktu masih pacaran aja Jenov kayak gini, begitu pemaksa, agak mirip dengan Jeffano.
“Shi, kenapa sih? Lo gak semangat banget hari ini? Gue dari tadi nanya terus diam aja? Lo sakit? Atau ada masalah?” Jenov sedikit mengguncangkan pegangan tangan mereka.
“Makanya cepetan pulang, gue mau nangis kejer di rumah nih,” jawab Shishi makin lesu. Shishi gak bisa berhenti mikirin Jemian sama Lia. Mereka pasti pergi jalan juga gak langsung pulang.
“Lo ada masalah? Mungkin bisa cerita sama gue?” Jenov terdengar begitu khawatir, sebelah tangannya menangkup sebelah pipi Shishi dan mengangkatnya membuat cewek itu mendongak menatapnya.
“Gak ada hubungannya sama lo ah,” balas Shishi dengan ketus, sedikit mundur.
“Oke, gapapa kalo gak mau cerita, tapi gue tahu sekarang lo lagi gak baik-baik aja.” Seketika itu juga Jenov narik bahu Shishi dan memeluknya begitu erat.
“Kalo mau nangis, nangis aja. Dan lo harus tahu gue selalu ada buat lo kapan pun lo butuh.” Shishi rasakan Jenov mengusap-usap kepala dan punggungnya pelan.
Dan dengan diperlakukan Jenov seperti itu membuat hati Shishi kembali teriris. Iya, Jenov emang selalu ngerti Shishi, selalu ada buat Shishi. Jenov itu satu-satunya mantan Shishi yang banyak kenangannya, banyak hal mesranya Shishi sama Jenov, seperti saat ini.
Shishi juga pernah bener-bener jatuh cinta sama Jenov, tapi dengan Jenov selingkuh di belakang Shishi sama Yezy waktu itu, rasa yang Shishi miliki buat Jenov ikut hancur tak tersisa lagi. Ya, Shishi pacaran sama Jenov sebelum sama Jeffano, jadi Jenov belum pernah kena labrak Jeffano.
***
Hari udah hampir petang. Akhirnya Jenov pun mengantar Shishi pulang ke rumah setelah urusannya selesai. Ya, urusan mencari baju yang katanya buat mamanya Jenov. Yang sebenarnya hanya alasan.
Shishi turun dari motor Jenov dan melepas helm.
“Shi,” panggil Jenov. Shishi yang hendak melangkah ini langsung berbalik lagi menunggu Jenov lanjut bicara.
Tatapan Jenov sangat berbeda saat ini, dia ikut turun dan menggenggam kedua tangan Shishi.
“Gue masih sayang sama lo,” ujar Jenov cepat. “Sebenarnya ada banyak hal yang mau gue lakuin sama lo tadi, nonton, makan dan lainnya. Gue pengin mengulang lagi kisah kita kayak dulu.”
Shishi tersenyum mendengar ini. “Jujur, ya, Jen. Cuman lo mantan gue yang ngasih banyak kenangan manis, ngertiin gue, selalu bikin gue nyaman di balik sifat lo yang pemaksa itu. Tapi, lo juga sekaligus ngasih kenangan pahit. Gue paling gak bisa kalo cowok udah selingkuhin gue, meskipun gue udah maafin tapi gue selalu terbayang-bayang pengkhianatan itu.”
Begitulah Shishi, sekali disakiti maka sulit untuk kembali.
“Kasih gue kesempatan, gue bener-bener nyesel, Shi.” Jenov benar-benar serius mengatakan itu, Shishi bisa lihat sendiri dari tatapan matanya.
Cewek itu menggeleng dan berkata lirih, “Maaf.” Lalu melepaskan tangannya pelan.
“Oh jadi ini cowok yang berani jalan sama cewek gue?” Suara ini ....
Shishi langsung menoleh, dan benar saja itu Jeffano keluar dari pintu gerbang rumah Shishi.
“Siapa lo?” tanya Jenov yang aura galaknya keluar, gak ada takutnya meskipun dirinya masih berseragam SMA.
“Jen, Jen, mending lo pulang aja sana, cepet.” Shishi agak mendorong Jenov agar cepat pulang. Masalah besar, batinnya gelisah.
“Gue cowoknya Shishi,” jawab Jeffano yang sangat menyebalkan itu.
Shishi mengepalkan tangan dan mengahampiri Jeffano dan juga menatapnya benci.
“Kenapa sih lo, seneng banget ganggu gue. Kita udah putus lama juga,” sarkas Shishi dan berjalan melewatinya gitu aja dan masuk ke rumah.
“Dari mana aja, kamu? Dari tadi Jeff nungguin kamu,” sembur Airin sang mama begitu Shishi memasuki rumah.
“Apa peduli Shishi? Pacar juga bukan,” balas Shishi tak acuh.
Shishi benci sama Jeff karena selalu mempergunakan mamanya, iya Jeffano yang seorang mahasiswa itu jauh lebih tua dari Shishi. Membuat Airin sang mama lebih percaya kalau Shishi lebih baik sama Jeff karena katanya Jeff bisa lebih ngertiin Shishi padahal dia brengsek banget. Airin juga seolah lupa kalau Jeff itu sering banget selingkuhin Shishi dulu.
Dan yang paling-paling menyebalkan adalah Airin sama kayak yang lainnya, mengira kalau Shishi masih sayang sama Jeff. Yang paling lama pacaran bukan berarti yang paling sulit dilupakan, karena bisa saja lama pacaran justru yang paling banyak memberi rasa sakit.
tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/297692832-288-k735715.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GREED
Fanfic[17+] Tidak ada yang berniat selingkuh, namun keadaan membuat mereka menjalaninya dan menjadi pengkhianat. Start : 10 Januari 2022 Finish : 11 Juli 2022 REPUB : 17 Maret 2024