48. Orang Jahat

295 41 16
                                    

Siapapun yang melihat mereka semua akan bingung dan keheranan.

Shishi, Lia dan Jemian datang ke sekolah bersamaan dengan Lia menggandeng Shishi sedangkan Jemian di belakang mereka.

Drama apa ini? Begitulah di benak mereka.

“Ajib, Jemian bisaan banget lo!” Seseorang menepuk pundak Jemian dan tersenyum menyeringai melihat pemuda itu bisa menggiring pacar dan selingkuhan.

“Ini nih, calon-calon poligami yang bisa sakinah mawaddah warahmah!” ejek seorang siswa lain terkikik melihat pemandangan itu.

Ketiganya memilih diam dan tidak menggubris sama sekali ucapan dan cemoohan itu. Lia meremas tangan Shishi pelan dan tersenyum memberi isyarat bahwa semuanya baik-baik saja.

“Kalian? Beneran?” Arjun di depan pintu masuk kelas sangat terkejut melihat kedatangan ketiga temannya itu, menunjuk dengan wajah menganga.

“Lo kenapa sih, Jun?” Lia menyenggol bahu Arjun dengan bahunya.

“Maksudnya ini gimana?” Arjun menyusul di belakang Jemian.

“Gak ada yang gimana-gimana! Gak ada yang berubah!” sewot Lia duduk di bangkunya, begitupun Shishi yang kembali sebangku dengan Lia.

“Tapi ....” Arjun melirik Shishi dan Jemian bergantian, sungguh itu membuatnya pusing tujuh keliling.

“Jem, jadi cewek lo sekarang siapa?” bisik Arjun mencolek Jemian.

“Maksud lo apa ngomong kayak gitu, hah?” Jemian malah ikutan sewot dan menatap Arjun tajam.

“Ayey Shishi masuk sekolah lagi!” Ryu tiba-tiba datang dan main peluk gitu aja.

Melihat itu spontan Jemian menarik Ryu untuk menjauh dari Shishi, bagi Jemian gadis seperti Ryu lebih berbahaya daripada cowok manapun buat Shishi.

Ryu melirik Jemian dengan sinis. “Jadi, sekarang Shishi cewek lo?” ujarnya dengan sejelas-jelasnya.

Semua hening, pertanyaan Ryu benar-benar membuat semua orang bungkam dan ikut penasaran dengan jawabannya.

Lia berdiri dan mendudukkan Ryu paksa di bangkunya. “Lo diem aja, gak usah kepo. Shishi tetap sahabat gue, begitupun Jemian tetap cowok gue!” ujarnya menepuk pundak Ryu pelan.

“Dasar Lia bego!” ujar Jenov dengan nada malas, ia mengacak rambutnya dan keluar dari kelas itu.

“Semuanya! Dengar ya!” Lia menatap ke sekeliling kelasnya.

“Ini masalah gue, Shishi sama Jemian! Dan kalian gak tau apa-apa tentang permasalahan sebenarnya, jadi sepanjang lebar apapun gue bicara gue yakin kalian gak bakalan ngerti!” Lia menghela napas sebentar.

“Jangan kepo dan jangan ikut campur sama masalah orang lain!” tutupnya dengan pasti, duduk kembali di bangkunya.

Shishi sedari tadi hanya diam saja, sebenarnya ia malu untuk datang ke sekolah, tapi Lia dan Jemian memaksanya harus sekolah dan harus bersikap layaknya tak pernah terjadi apa-apa.

Namun, nyatanya ... Shishi tidak bisa bersikap seolah semuanya tidak pernah terjadi, gadis itu menjadi seratus persen pendiam dan pemurung.

Benar-benar pendiam dan dingin. Sekalipun bertatap muka wajahnya terkesan datar dan acuh. Sampai jam istirahat pun Lia mengajaknya pergi ke kantin tapi Shishi menolaknya dan lebih memilih berdiam diri di kelas memainkan ponsel.

“Shi, mau gue beliin jajanan gak?” Arjun menghampiri dan duduk di depan gadis itu, dan Shishi cuma menggeleng tanpa melirik Arjun sedikitpun.

“Shi, Jemian bilang lo di rawat di rumah sakit, ya?” Arjun rupanya tak mau menyerah dulu.

GREED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang