36 | Tantangan Truth or Dare

3.4K 584 184
                                    

Malam ini, Dari menatap langit-langit kamar dengan tangan kiri yang menggenggam tangan kecil Disa. Anak perempuannya itu sudah tertidur pulas sejak satu jam lalu, setelah diberi susu dan ditemani tidur oleh sang nenek.

Perempuan berusia 21 tahun ini tidak bisa tidur karena teringat dengan kejadian sebelum turun dari mobil Pak Daru.

Bagaimana besok dia harus bersikap di depan lelaki itu? Kenapa sih Dari harus keceplosan dan mengucapkan kata-kata memalukan di dekat bosnya? Kenapa juga Pak Daru harus mendengar ucapan asal yang keluar dari mulutnya?

Dari menghela napas dan menarik bibir bawah ke depan. Kini, dia mengubah posisi menjadi tidur menyamping dan menatap wajah sang anak yang tengah tertidur pulas. Perempuan berambut sebahu ini mendekatkan diri dan mengecup pipi anaknya berkali-kali. Gemas dengan Disa. Dia baru menghentikan aksi setelah anaknya merasa terusik dan mengubah posisi menjadi membelakangi Dari.

Dirinya sudah mencoba segala cara supaya bisa tidur. Mulai dari menghitung domba sampai bosan dan berakhir kesal kalau harus mengulang dari awal karena teringat dengan senyum tipis Pak Daru, membuka ponsel dan malah jempolnya secara random melihat foto profil whatsapp Pak Daru yang baru diganti, membuka galeri untuk mengusir bosan malah berakhir dengan melihat-lihat foto Pak Daru yang Dari ambil saat lelaki itu bertemu salah satu rekannya. Pak Daru pernah meminta Dari untuk memotret menggunakan ponselnya.

Wulandari menghela napas, kemudian memilih mengubah posisi menjadi duduk. Dia sempat melirik ke arah anaknya yang tidak lagi terusik dan menikmati tidur dengan semilir angin yang berasal dari kipas besar, kemudian memilih menenangkan diri ke luar kamar.

Dia berjalan ke arah dapur, membuka pintu kulkas dan mengambil satu cup es krim stroberi di dalam freezer. Setelahnya, Dari duduk di salah satu kursi kosong di sana dan membuka tutup cup-nya yang terbuat dari kertas.

Tangan perempuan itu iseng membuka email lama, kemudian menghela napas melihat tidak ada lagi email masuk yang merupakan gangguan Rio. Dari harap, lelaki itu tidak akan mengganggu setelah apa yang dia lakukan pada mereka.

Sekarang, Andaru sudah tahu kelakuan busuk keponakannya. Entah kenapa Dari merasa sedikit lebih tenang. Dia tidak harus menyimpan ini dan hidup dalam ketakutannya sendiri. Dia juga tidak harus terus merahasiakan masalahnya dengan Rio dan berbohong lebih jauh pada Daru.

Dari memakan es krimnya pelan-pelan sambil membalas pesan-pesan yang belum terbalas. Tidak banyak pesan yang masuk di ponsel karena memang dia tidak punya banyak kontak.

***

Di luar dugaan Dari, hari ini Pak Bos bersikap seperti biasa. Ya memang sebenarnya tidak terjadi apa-apa, mungkin Dari yang terlalu menanggapi dengan serius candaan Pak Daru kemarin.

Pak Daru datang sedikit lebih siang, kemudian langsung sibuk dengan pekerjaannya. Saat bertemu Dari pun hanya berbicara sebentar dan setelah itu fokus dengan ponsel atau menelpon beberapa orang di perjalanan.

Dari bisa bernapas lega. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Keesokannya, ada tiga perempuan cantik yang datang berlainan waktu dengan tujuan sama : Melamar menjadi sekretaris Pak Daru.

Dari teringat dengan Pak Daru yang juga mempertimbangkan ingin merekrut sekretaris laki-laki setelah kejadian saat mereka pergi ke luar kota. Tetapi tiga orang yang melamar sudah cukup mumpuni dan kelihatan sangat cocok jika disandingkan dengan Pak Daru. Bahkan, jika Dari dibandingkan dengan mereka bertiga ... Dari malah akan terlihat seperti sekretaris magang di sini.

Setelah melewati proses melamar yaitu tes dan interview, mereka akan naik ke lantai ini dan ditemani Dari menemui Pak Daru di ruangan. Pada akhirnya, lelaki itu yang akan menilai sendiri dan membuat keputusan.

Daru untuk Dari✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang