8 | Ocehan mama dan ancaman Daru.

3.9K 804 284
                                    

"Lo kenapa deh Ri? Hari ini kerja lo gak fokus," tegur Hasan di ruangannya saat kali kedua Dari melakukan kesalahan malam ini. Pertama, pesanan meja nomor 9 dan 10 tertukar dan menyebabkan dia dikomplen. Kedua, dia memecahkan gelas saat mau membuat minuman.

Setelah Dari selesai membuat minuman untuk pelanggan dan membereskan pecahan-pecahan gelas itu, dia dipanggil Hasan ke ruangan.

"Maaf, San. Kejadian tadi sore bikin gue ngerasa kurang nyaman dan terus kepikiran sesuatu," lirih Dari sambil menunduk. "Buat ganti uang gelasnya lo potong dari gaji gue aja," lanjut perempuan yang memakai celemek coklat sebagai luaran seperti biasa.

"Lo kenapa? Gak biasanya lo begini deh. Ada masalah sama bos lo?"

"Rio dateng lagi, San. Dia ternyata ponakan dari bos gue." Menyebut nama itu membuat tangan Dari mendadak tremor. Dari mengepalkan kedua tangan supaya Hasan tidak melihatnya.

"A-APA? Lo serius?"

Perempuan yang berdiri di depan Hasan, kini mengangkat kepalanya dan mengangguk pelan. "Gue gak tau kenapa takdir sekejam ini ke gue, San. Gue cuma mau hidup tenang, kenapa sulit banget?"

"Kalau begitu lo resign dari sana dan kita nikah. Gue bakalan ngelindungin lo dari dia," putus Hasan tanpa pikir panjang.

"Gak semudah itu. Jelas semua gak semudah kaya apa yang lo omongin," ucap Dari pelan.

"Ya terus lo mau gimana, Ri? Lo mau kejadian dulu keulang lagi? Dia gak akan mungkin ngelepas lo gitu aja. Dia selalu gunain cara buat bikin lo sengsara."

"Kayanya gue mati aja deh, sama Disa."

"RI? SADAR! Lo jangan ngomong asal begitu. Gue gak suka." Hasan marah, ini mengingatkan dia dengan Dari beberapa tahun lalu. Dari yang sedang ada di titik terendah sampai sering berpikir untuk mengakhiri hidupnya gara-gara makhluk bernama Rio.

"Ya gue harus lakuin apa? Dia tuh cuma bisa berhenti kalo udah liat gue sama Disa mati, San. Baru dia bisa seneng pas liat gue sama anak gue udah terbujur kaku. Gak ada cara lain ...."

"Gue yakin ada. Lo jangan berpikir buat nyerah dulu," potong Hasan, menahan Dari untuk tidak melakukan sesuatu yang nekat. "Lo pikir lagi soal Disa deh, lo tega ngajak anak lo mati, Ri? Lo yang bilang kalo lo pengen bisa rawat dia sampe dewasa dan sukses, lo lupa?"

Mata Dari terpejam, dia berusaha untuk berpikir jernih dan tidak lagi terbawa emosi ketika mendengar ucapan Hasan barusan.

"Lo istirahat dulu lima menit, abis itu baru lanjut kerja lagi. Dinginin pikiran lo." Setelah mengucap kata itu, Hasan berjalan menjauh dan keluar dari ruangan.

Wulandari kembali membuka mata, dan dia memilih duduk di sofa yang ada dalam ruangan sambil memijat kepalanya yang agak pening.

***

"Mau apa lo dateng ke sini?" tanya Dari saat mendapati kalau Rio adalah seseorang yang mengetuk pintu rumahnya. "Pergi!" Dia berusaha mendorong tubuh lelaki itu beberapa kali, namun usaha Dari tidak membuahkan hasil. Rio masih tetap bertahan di tempatnya.

"Gue mau ambil anak gue."

"Anak lo? Lo udah gila?"

"Minggir, Dari! Gue mau ambil anak gue."

"Anak lo udah mati! Dan gue gak punya anak dari lo, ngerti?"

"Gue tau dia ada, gue mau bawa dia pergi biar lo bisa balik sama gue."

"JANGANNN, PERGI!" Dari berusaha menahan tubuh lelaki yang hendak menerobos masuk ke dalam rumah.

Mendengar ada keributan di luar, bocah berumur tiga tahun ini buru-buru menghampiri bubunya sambil membawa boneka barbie di tangan. Dia langsung mendekat dan memukul-mukul paha laki-laki yang dianggap mau menyakiti bubu dengan boneka yang dia pegang.

Daru untuk Dari✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang