54 | Keputusan mama Andaru.

3.2K 622 161
                                    

"Ditambah bandana hitam yang ini jadi lebih cantik dan pas, mau?" tawar pemilik butik yang sore hari ini menemani Dari memilih pakaian untuk dikenakan malam nanti. Sudah dua kali Dari mengunjungi butik yang sama, pemiliknya sendiri mengenali dia sekarang.

Dari menerima bandana yang dipilih pemilik butik untuknya, kemudian dia menjawab, "Boleh saya tanya Pak Daru dulu, Bu?"

"Tentu boleh, silakan saja," balasnya dengan ramah dan buat Dari mengucap terima kasih.

Perempuan bermata bulat dan berpipi tembam ini membawa satu stel pakaian dan bandana pada Andaru yang menunggu di sofa. Pilihannya tertuju pada baju putih dengan lengan panjang yang dibalut blazer hitam yang dihiasi sedikit warna putih. Juga rok di bawah lutut dengan warna yang sama seperti luaran baju.

Meski Pak Daru bilang terserah Dari untuk memilih pakaian yang diinginkan, dia tetap menunjukkan pilihannya terlebih dahulu sebelum lelaki itu membayar. Perempuan beranak satu ini mencari-cari pakaian dengan harga lebih rendah dibanding lainnya karena tidak mau memberatkan Pak Daru.

"Ibu bilang kalau ditambah bandana ini jadi lebih pas, Pak. Kalau menurut Pak Daru gimana?" tanya Dari yang sekarang duduk di sebelah mantan bosnya. Tidak disangka akan akrab kembali dengan cepat mengingat siang tadi keduanya masih sangat canggung ketika makan bersama. 

"Coba pakai, saya ingin lihat."

"Baik, Pak." Perempuan yang memakai jaket hitam ini menyematkan bandana ke rambut pendeknya. Dia sempat merapikan beberapa helai rambut yang berantakan sambil berkaca menggunakan layar ponsel, kemudian menatap Pak Daru sambil tersenyum.

Andaru ikut menarik kedua sudut bibir ke atas, kemudian mengulurkan tangan dan mengelus pipi kanan Dari. "Cantik," pujinya.

Dari yang dipuji begitu, mendadak salah tingkah dan menunduk untuk memutus kontak mata mereka.

"Apa lagi yang ingin kamu beli? Sepatu? Mungkin make up?" tanya Daru setelah mereka keluar dari butik dan berjalan menuju mobil yang terparkir di depan.

Dari sempat menatap flatshoes hitam yang dipakainya sekarang, baru menjawab Andaru, "Sepatunya pakai yang saya gunakan saja, Pak. Kalau make up, kebetulan saya bawa bedak dan lipstik di dalam tas."

Andaru sempat melirik untuk melihat alas kaki perempuan itu, kemudian mengangguk. "Baik kalau begitu. Kita langsung ke apartemen saja?"

"Iya, Pak."

Sampai di apartemen, jam menunjukkan pukul setengah enam sore. Andaru dan Dari memutuskan untuk membersihkan diri. Lelaki itu mempersilakan Dari untuk memakai kamar mandi dalam kamarnya dan berganti pakaian di sana, sementara Andaru sendiri memakai kamar mandi luar setelah mengambil handuk dan pakaian ganti di kamar. Dia menaruh beberapa pakaian di lemari apartemen, jadi tidak harus pulang ke rumah dulu.

Dari bersiap-siap memakai bedak dan lipstik setelah salat dan menelpon mama sebentar untuk mengabari. Mama sudah tahu kalau Dari ada bersama Andaru dan papa pulang lebih dulu. Mama berpesan untuk hati-hati dan jaga diri ketika tahu anaknya menginap di apartemen milik lelaki itu. Dia juga menanyakan kabar Disa, mama bilang Disa hanya mencari dia satu kali karena sibuk bermain dan beraktivitas bersama teman-temannya. Mungkin nanti malam sebelum tidur dia akan mencari Dari lagi karena anak itu hampir selalu tidur bersama bubunya.

"Mama," panggil Dari sebelum memutus sambungan.

"Iya?"

"Doain Dari ya, Ma. Semoga apa pun keputusan orang tua Pak Daru nanti, itu yang terbaik buat masa depan Dari dan Disa."

Mama terdiam cukup lama, sepertinya dia juga sudah mendengar dari sang suami kalau kemarin Andaru menelpon dan sempat meminta ijin mengenalkan Dari pada orang tuanya. Dari sendiri baru tahu di jalan menuju apartemen saat dia bertanya apa saja yang Daru bicarakan pada papa sampai papa membiarkan Dari bersamanya. Papa tidak sembarangan mengijinkan Dari keluar dengan laki-laki setelah kejadian anaknya yang hamil di luar nikah.

Daru untuk Dari✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang