Perempuan berusia 21 tahun ini berlari kecil setelah dia turun dari ojol. Dia yang memakai kemeja lengan pendek warna biru muda dan celana bahan hitam, melangkah sedikit terburu menuju salah satu bangunan di antara kawasan perkantoran di daerah Jakarta. Sesekali diliriknya jam tangan di pergelangan lengan kiri sambil mengira-ngira : apa cukup waktu sepuluh menit menuju lantai 15?
Di resepsionis lantai dasar, perempuan bernama Wulandari ditanya ada keperluan apa ke lantai itu. Karena ruangan itu adalah ruangan khusus untuk CEO sekaligus pemilik perusahaan ini.
"Saya sudah buat janji dengan Bapak Samudera Andaru langsung beberapa hari lalu, datang untuk melamar kerja, Kak," ucap perempuan rambut pendek ini dengan sopan.
"Baik, sebentar ya, Kak. Saya konfirmasi dulu dengan sekretaris Pak Daru."
"Iya."
Menunggu sebentar sambil melihat sekeliling ruangan kantor mewah ini, resepsionis yang awalnya bicara lewat telpon dengan sekretaris lelaki bernama Samudera Andaru kini menutup telpon dan meminta kartu identitas perempuan yang biasa dipanggil Dari. Dia menukarnya dengan kartu akses masuk ke dalam.
Setelah mengucap terima kasih, Dari bergegas menempel kartu di dekat meja resepsionis supaya pintu penjaga yang terbuat dari kaca ini bisa terbuka. Dia berjalan dengan langkah kaki panjang-panjang, mengejar lift yang tengah dimasuki beberapa karyawan supaya tidak tertinggal dan harus menunggu sedikit lebih lama lagi. Waktunya tersisa empat menit!
Di dalam lift, Dari menekan tombol 15 dan setelahnya merapikan sedikit poni yang berantakan. Kondisi lift yang tadinya ada orang, sampai menyisakan dia sendirian saat pintu terbuka di lantai 15.
"Selamat pagi, Kak. Bapak Samudera Andarunya sudah datang atau ...."
"Kebetulan sudah menunggu sejak tadi, Kak. Langsung masuk ke dalam saja," balas sekretarisnya ramah yang langsung berdiri dan mengajak Dari menemui yang bersangkutan. "Pak Daru, orangnya sudah datang."
Saat diinformasikan begitu, lelaki itu cuma berdeham. Wajahnya masih tertutup layar komputer.
"Tunggu saja ya, Kak. Saya permisi," katanya sambil tersenyum yang buat Dari membalas dengan sebuah cengiran lebar dan kata terima kasih.
Dari sempat menunggu, sebelum akhirnya lelaki itu menyudahi diri mengetik sesuatu di sana, menegakkan tubuh dan melirik ke arah dia yang masih berdiri. Saat bertatapan dengan laki-laki yang merupakan calon bosnya, Dari menarik kedua sudut bibir ke atas.
"Pagi, Pak," sapanya.
Dari kira lelaki bernama Samudera Andaru itu umurnya sudah tua, atau bapak-bapak, tapi kelihatannya umur mereka tidak jauh beda.
"Kamu yang mau daftar jadi supir saya? Bisa nyetir memangnya?" tanya dia langsung, dengan nada terkesan sedikit meremehkan dan cukup dingin.
"Bisa, Pak. Boleh dicoba saja dulu nanti. Kalau Bapak Samudera---"
"Ah." Dia menyuruh Dari berhenti bicara dengan cara mengangkat telapak tangannya, kelihatan kurang suka dipanggil begitu, "Call me Daru or Andaru."
"Oh, maaf. Kalau Pak Daru mau, saya bisa langsung dites sekarang juga."
Dia sempat menatap Dari beberapa saat, sebelum akhirnya menyuruh perempuan itu duduk di kursi seberang nya.
"Mana CV kamu?"
"Ini, Pak." Dari menyerahkan map coklat yang dia bawa. Lelaki itu membuka gulungan tali pada map dan mengambil semua dokumen yang ada di dalam sana. Dia melihat CV milik perempuan itu, sebelum akhirnya kembali menatap Dari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daru untuk Dari✔
FanfictionWulandari, perempuan berusia 21 tahun yang memutuskan untuk melamar pekerjaan menjadi supir bos Jaya Wardhana bernama Samudera Andaru ... berujung menjadi sebuah kesialan karena mau tidak mau harus bersinggungan lagi dengan laki-laki di masa lalu ya...