46 | Bertengkar dengan mama.

2.9K 662 114
                                    

A/n : Gais, sorry banget ya kemaren di bagian Thalita itu ada miskom. Udah mimi revisi, untung cuma secuil salahnya🤭 Thalita sebenernya masih hamil, anak dia belum lahir wkwkwk tolong dimaklumin karena nulisnya gak pake outline dan kebetulan sempet ditinggal rest beberapa kali karena urusan real life jadi lupa alur😭 Makasi banyak buat temen2 yang udah kasih tau kerancuan ini, kalo kalian ga ngomong w ga bakal ngeh🤣

***

"Kenapa kamu bisa berpikiran begitu?" tanya Andaru dengan alis bertaut.

"Ada banyak hal yang buat aku berani berasumsi soal ini."

"Let me know," ucap lelaki yang melirik sekilas ke arah Thalita dari kaca tengah mobil.

"Yang pertama, kamu cuma akan peduli sama orang-orang terdekat kamu."

"Dia karyawanku, jelas kita dekat," sahut Andaru, memberi alasan. Padahal, sudah jelas ... dekat yang dimaksud Thalita bukanlah seperti itu. Dekat biasa dengan dekat spesial jelas tidak sama. Andaru punya banyak sekali karyawan di kantor, tetapi yang paling dekat dengan dia hanya Dari.

"Yang kedua, kamu bantu dia sampai begini padahal kamu tahu yang sebenarnya."

"Everyone changes, Tha." Ada jeda dalam ucapan lelaki berusia 30 tahun ini. "Ya, aku tahu itu emang video dia. Dia secara sadar rekam dan kirim videonya ke Rio. Aku gak membenarkan itu, but sekarang aku coba lihat dari sisi lain. Keadaannya beda." 

"I know, i know, Ru. Langkah kamu udah tepat buat bantu Dari dengan posisi dia sebagai korban." Thalita mengangguk. "Boleh aku lanjut poin ketiga?"

"Masih ada?"

"Hm, kamu masih mau dengar?"

"Ya." 

"Kamu bisa dekat dengan anaknya Dari dan enjoy sama anak itu. Ini bukan kamu banget, lho. Daru yang aku kenal paling canggung dan gak bisa terlalu dekat sama anak kecil." Thalita terkekeh pelan. "Kali ini kamu gak bisa nyangkal lagi, you lose."

Mendengar itu, Andaru menarik satu bibirnya ke atas sambil geleng kepala. "Kamu kayanya tahu semua tentang aku, ya?"

"Jelas. Kita kenal bukan cuma setahun atau dua tahun," ucap wanita hamil yang kini menatap lelaki di sampingnya. "Yang aku bilang benar, kan?"

Andaru sempat diam sebentar, kemudian dia menyahut, "Aku juga gak tahu kenapa bisa dekat sama anak itu. Dia lucu dan aktif. Walau kadang aku gak terlalu paham bahasanya ... tapi dia cukup menghibur."

"That how love works, Ru." Thalita sekarang mengedikkan bahu. "Kamu gak sadar kalau kamu udah jatuh sama orang yang baru. Kamu mulai bisa nerima dan beradaptasi sama dunia Dari, termasuk anaknya. Jadi jangan lagi terus-terusan bilang kamu gak bisa move on dari aku. Kamu udah move on, tapi kamu masih denial sama perasaan kamu sendiri." 

"Kamu juga tahu soal itu, Tha?"

"Hm, bagian ini Dari yang kasih tahu aku." Ada jeda dalam ucapannya. "Dari juga sama-sama nyangkal pas aku tanya lebih jauh soal perasaan dia ke kamu. Dia bilang kamu masih belum bisa ngelupain aku."

"Kamu bicara apa aja sama dia?"

"Banyak hal. Tentang masa lalu, hubungan kamu dan dia juga," lanjut Thalita. "Tatapannya masih kosong dan dia masih kelihatan takut pas aku bawa ke tempat terbuka, tapi akhirnya dia bisa cerita lebih banyak daripada pas kita ketemu pertama kali."

"Terima kasih atas bantuannya, Tha. Aku harap dia bisa segera membaik, walau aku yakin butuh waktu cukup lama." 

"Pasti bisa, Daru. Ini bukan pertama kali Dari ada di posisi terendah dalam hidupnya," balas Thalita. "Apalagi sekarang Dari punya kamu dan keluarganya yang selalu support dia. Aku yakin dia bakalan pulih lebih cepat dari perkiraan kita."

Daru untuk Dari✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang