A/n : Kemaren tengah malem dah ngetik malah gak ke save, asem🥲 Tapi seneng deh lama gak update pada nungguin, kirain gada yang nunggu bkakakak~
***
Perempuan berambut sebahu yang duduk di meja kerjanya dan tengah sibuk dengan komputer, kini menoleh saat ada seorang laki-laki yang keluar dari lift dan berjalan ke arah pintu ruangan tempat di mana dia singgah.
Ruangan Dari ada di sebelah depan bagian kiri. Dekat dengan pintu ruangan bos. Tidak disekat dengan tembok, hanya berupa meja panjang dengan bentuk setengah lingkaran. Jika dia duduk, maka Pak Daru hanya akan bisa melihat kepala Wulandari karena terhalang meja kerja.
Dari merapikan poni yang sebenarnya baik-baik saja, berdeham pelan, kemudian langsung berdiri tegak dan membuat lelaki berusia 30 tahun ini sampai menghentikan langkah karena terkejut.
"Pagi, Pak Daru," ucapnya dengan senyuman lebar.
"Pagi, Dari," sahut Andaru yang memakai kemeja tanpa jas dan celana bahan. Kelihatan lebih santai di hari Jumat. "Semangat sekali hari ini, pasti karena besok weekend, ya?" lanjutnya sambil terkekeh.
Wulandari yang bingung harus bereaksi seperti apa karena malu, ikut tertawa kecil sambil menyelipkan anak rambut ke belakang telinga.
"Kalau begitu saya masuk dulu, Dari. Jika ada apa-apa hubungi saja," lanjut Pak Daru setelah dia menatap perempuan yang memakai kemeja putih dibalut blazer abu itu beberapa saat.
"Baik, Pak Daru."
Sepeninggal pak bos, Wulandari kembali melanjutkan pekerjaannya. Pak Daru baru ada jadwal pukul setengah dua nanti di luar, jadi untuk pagi ini Dari sibuk dengan urusan yang berhubungan dengan komputer. Dia kelihatan sangat serius dan dengan cepat mengerjakan semua supaya bisa selesai kurang lebih jam satu nanti.
Pagi ini pukul sepuluh, ada perempuan yang datang ke lantai di mana tempat Dari dan pak bos berada. Dari mengalihkan perhatian dari komputer, kemudian melihat perempuan berambut panjang hitam bergelombang dengan bulu mata cetar membahana, blush on cukup tebal dan lipstik yang merah menyala menghampiri meja kerja Dari.
Suara ketukan heelsnya yang tidak beraturan juga parfum dengan aroma wangi yang terlalu menyengat sedikit mengganggu Dari. Tetapi ibu beranak satu ini mencoba untuk tidak merasa terganggu dan bersikap biasa.
"Pagi, sekretaris Pak Darunya ada?" tanya dia langsung sambil menatap Dari yang kini berdiri.
"Pagi, Bu. Kebetulan saya sendiri sekretarisnya," sahut Dari sopan sambil menarik kedua sudut bibir ke atas.
"Hah? Serius sekretarisnya Pak Daru bocah kaya kamu?" ucapnya spontan yang membuat Dari mengedipkan kedua matanya satu kali. Cukup kaget. "Kirain tadi anak magang."
"Bukan, Bu," balas Dari lagi. "Mau bertemu Pak Daru, ya?"
"Ih, jangan panggil bu, dong. Umur aku tuh masih 26 tahuuu!" protes perempuan itu yang menatap manik mata Dari. "Iya nih, ada kan Pak Darunya?"
"Ada, Kak. Sebentar, ya? Saya hubungi beliau dulu."
Dari menghubungi lewat telepon kantor, bicara kalau ada calon pelamar yang ingin bertemu. Tetapi Pak Daru bilang dia meminta waktu tiga menit karena belum selesai meeting online. Perempuan itu lantas menyampaikan pesan Pak Daru dan meminta yang bersangkutan untuk menunggu sebentar.
"Ekspektasi aku soal sekretaris Pak Daru terlalu jauh ternyata," ucapnya, bicara sendiri karena Dari pamit duduk lagi sebab masih ada yang harus dikerjakan. Meski suaranya kecil, Dari masih bisa mendengar apa yang dikatakan oleh perempuan tanpa nama yang berdiri membelakangi dia. "Kalau saingannya aja begitu udah pasti aku bakal lolos."
KAMU SEDANG MEMBACA
Daru untuk Dari✔
FanficWulandari, perempuan berusia 21 tahun yang memutuskan untuk melamar pekerjaan menjadi supir bos Jaya Wardhana bernama Samudera Andaru ... berujung menjadi sebuah kesialan karena mau tidak mau harus bersinggungan lagi dengan laki-laki di masa lalu ya...