57 | Mama dan perkataannya.

3.2K 595 75
                                    

Kini, sudah menginjak bulan ketiga Dari tinggal satu atap dengan mertuanya. Di awal-awal, agak sulit untuk beradaptasi tetapi lama-lama dia terbiasa dengan segala sesuatu di rumah ini.

Mama mertua melarang Dari mengerjakan pekerjaan rumah karena sudah ada orang-orang yang melakukan itu. Jadi, Dari melakukan aktivitas lain untuk mengusir bosan karena mama Andaru sering keluar dan jika di rumah agak susah diajak bicara---kalau Andaru tidak ada. Mama kadang menganggap Dari ada, tetapi kadang juga tidak.

Seringnya, Dari mengajak anak perempuannya jalan-jalan keluar rumah dan mengunjungi berbagai tempat supaya Disa tidak melulu terkurung di rumah. Beberapa kali main ke rumah orang tua Rio---di sana Disa lebih banyak berinteraksi karena sudah kenal dan nenek-kakeknya baik. Selain itu Dari mulai mengajari Disa membaca, menulis, mewarnai dan menghitung karena sebentar lagi akan masuk sekolah.

Andaru membelikan banyak buku-buku dan penunjang lainnya untuk belajar Disa. Bahkan ada papan tulis kecil di kamar, Daru beli saat mereka masuk toko alat tulis kemudian Disa bilang ingin punya itu.

Biasanya anak ini suka mencoret-coret papan tulis dengan hal-hal random. Menulis huruf atau angka yang dia ingat untuk kemudian dipamerkan pada mama dan papanya. Kadang dia juga menggambar sesuatu seperti hewan-hewan, rumah, dan lainnya meski tidak jelas bentuknya. Tidak akan dan boleh dihapus sebelum Dari atau Daru melihat.

Jika Andaru libur kerja saat weekend, biasanya mereka menginap di apartemen. Tak jarang, Dari pergi bersama mertua perempuannya ke mal untuk belanja atau perawatan---bersama Andaru dan Disa juga. Dari selalu berusaha untuk mendekatkan diri dengan wanita baya itu meski hasilnya masih belum terlihat. Andaru yang malah selalu minta maaf atas sikap mama meski Dari tidak pernah menyalahkan suaminya sedikitpun.

"Besok kita menginap di apartemen," ucap Daru yang malam ini duduk menyandar di kepala ranjang. Dari ada di sampingnya, mengobrol sejak tadi dengan sang suami sambil sesekali melirik ke arah anak perempuannya yang masih sibuk mencoret-coret papan tulis. Sudah jam setengah sembilan dan belum mau tidur katanya. Kemarin juga tidur jam setengah sepuluh karena sibuk mewarnai.

Dari beberapa kali bilang pada anaknya kalau malam itu digunakan sebagai waktu istirahat, tetapi Andaru bilang tidak masalah kalau anak itu senang. Suaminya bilang, di masa depan bisa saja Disa akan sama pintar seperti Dari.

"Oke, Mas. Disa katanya mau berenang lagi."

"Ban bebeknya waktu itu ada di mana? Saya lupa. Sepertinya saya harus beli lagi."

"Enggak usah, Mas. Bannya aku taruh di apartemen," kata Dari sambil memukul lengan suaminya pelan. "Oh iya, waktu seminggu lalu kamu berenang sama Disa di pinggir kolam ada dua perempuan yang ngomongin kamu."

"Membicarakan saya mengenai apa?" Sampai sekarang, Andaru masih berkomunikasi dengan Dari menggunakan kata saya-kamu. Dari tidak pernah bertanya atau menegur suaminya untuk mengganti kata ganti saat bicara dengan dia, jika Daru nyaman seperti itu ... Dari tidak masalah.

"Itu, nyeletuk beberapa kali hot daddy sugar daddy ... pengen rasanya aku deketin terus ngomong kalau aku istri dari hot daddy sugar daddy yang mereka maksud!" ucap perempuan berambut sebahu yang bicara dengan menggebu-gebu. Waktu itu, dia duduk di tempat yang tidak jauh dari keberadaan mereka.

Mendengar itu, Andaru terkekeh pelan dan mengacak-acak rambut istrinya yang menunjukkan raut wajah kesal. "Itu yang membuat kamu mendiamkan saya hampir dua hari?" kenang Daru. Lelaki di samping Dari ingat, setelah kembali ke kamar ... istrinya tiba-tiba berubah ketus dan tidak mau banyak bicara. Bahkan, saat tidur dia tidak mau mengobrol dulu dengan Andaru dan memunggungi suaminya.

Dari baru membaik setelah Andaru berusaha membujuknya dan berakhir dengan sama-sama keramas di pagi hari. Lelaki itu bertanya apa hal yang membuat Dari marah, tetapi istrinya tidak mau mengaku. Dia cuma bilang kalau sedang butuh waktu sendiri. Ternyata sekarang baru terungkap, dia marah karena ulah perempuan-perempuan di kolam renang.

Daru untuk Dari✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang