Dari mengemudikan mobil menuju butik setelah Andaru selesai dengan urusannya. Jam menunjukkan pukul setengah lima sekarang, cukup lama keduanya berada di sana. Mulai mengobrol masalah pekerjaan sampai yang bukan menyangkut itu, Dari tetap setia menunggu pak bos di sampingnya.
Sampai di sana, Andaru meminta Dari untuk duduk di salah satu sofa yang tersedia, sementara dia bercengkrama dengan seorang wanita baya dengan paras cantik dan terlihat awet muda. Keduanya seperti sudah mengenal dekat.
Dari sendiri memperhatikan sekeliling butik mewah ini, tetapi selalu ujung-ujungnya pandangan dia beralih pada laki-laki yang masih berdiri membelakangi dan mengobrol dengan si pemilik butik.
Tadi siang, Dari sempat kikuk dan bingung harus bersikap bagaimana. Daru yang mencairkan suasana dan mengajak Dari mengobrol soal makanan. Sepertinya, Daru memang pandai memainkan perasaan dan suasana hati orang lain.
Dari langsung mengalihkan perhatian ke arah lain ketika bosnya berbalik arah dan mendekat. Tidak mau ketahuan memperhatikan lagi seperti tadi.
Saat wangi parfum yang menguar dari tubuh Pak Daru semakin menguat, perempuan beranak satu ini baru menoleh dan menatap pak bos yang sudah berada di sampingnya. Dari buru-buru mengubah posisi menjadi berdiri.
"Kamu ikut dengan Bu Mega, saya akan tunggu kamu di sini," ucap lelaki bertubuh jangkung yang menatap manik mata Dari. Satu tangannya masuk ke dalam kantung celana bahana yang digunakan.
"Baik, Pak."
Wanita yang masih berdiri di tempatnya, tersenyum lebar sambil merentangkan satu tangan ketika Dari menghampiri, "Ayo, saya bantu pilihkan dress yang cocok untuk calon istri Pak Daru."
Mendengar itu, Dari sempat terkejut. Tetapi tidak butuh waktu lama untuk dirinya mengatur ekspresi. Dari mengangguk dan mengucap terima kasih.
Kalau dihitung-hitung, mereka berada di sana kurang lebih satu jam. Wanita baya yang merupakan pemilik butik ini sangat ramah dan sangat membantu Dari mendapat barang-barang yang diinginkan. Sudah ada satu dress, tas kecil, dan sepatu pilihan wanita itu yang di-approved oleh Pak Daru setelah Dari memakai dan menunjukkan padanya.
Semua barang yang sudah dibeli, disimpan di sana dulu karena besok Dari akan kembali bersama Pak Daru. Sebelum pergi, nantinya Dari akan di-make up di sini. Daru benar-benar totalitas ingin Dari tampil sempurna di hadapan sang mama.
***
"PAKETTTT!"
Pukul sepuluh pagi, ada kurir yang datang mengantar pesanan Disa kemarin. Dari yang tengah mengelap tubuh sang anak sehabis mandi dengan handuk, menoleh ke arah pintu utama. Dia memakaikan handuk pada tubuh mungil anaknya kemudian meminta Disa untuk menunggu sebentar di depan kamar mandi karena Dari akan mengambil barangnya.
Anak perempuannya ternyata membuntuti sang mama dan menunggu di daun pintu utama. Anak yang memakai handuk berwarna merah muda itu berdiri tanpa berani mengikuti bubu lebih jauh karena Dari pernah bilang tidak boleh keluar sembarangan dan bertemu orang lain kalau hanya pakai handuk atau tidak pakai baju.
Di balik daun pintu, dia bersembunyi dengan kepala melongok sedikit. Melihat bubu mengambil sebuah kotak dari seseorang yang menunggu di pagar rumah. Bubu sempat bicara sebentar dengan orang itu kemudian kembali berjalan ke dalam.
"Bubu, tu apah?" tanya anak berumur tiga tahun yang dibalut handuk pink dengan rambut pendek sebahu yang masih basah.
"Ini, pesenan Disa kemarin."
"Ntu ang di titok tu Bubu?" (Itu yang di tiktok Bubu?)
"Iya."
"Ni Nca aja egangna," ucap sang anak sambil menyodorkan kedua tangan pada Dari. (Sini, Disa aja yang pegang)
KAMU SEDANG MEMBACA
Daru untuk Dari✔
FanfictionWulandari, perempuan berusia 21 tahun yang memutuskan untuk melamar pekerjaan menjadi supir bos Jaya Wardhana bernama Samudera Andaru ... berujung menjadi sebuah kesialan karena mau tidak mau harus bersinggungan lagi dengan laki-laki di masa lalu ya...