2 | Namanya Disa, bukan anak haram.

5.8K 1K 282
                                    

"Disa, Bubu pulang!"

Anak berumur tiga tahun dengan beberapa barbie dan juga masak-masakan yang berhamburan ke mana-mana, menoleh ke arah pintu utama. Dia tengah bermain sendirian di ruang tamu.

Cengiran muncul di wajah anak umur tiga tahun itu disusul dengan dia yang menghampiri Dari dengan cepat. Langsung menubruk tubuh sang mama yang menyejajarkan diri dengannya sampai perempuan itu hampir limbung dan terjengkang ke belakang. Disa melingkarkan kedua tangan di leher Dari, memeluknya.

"Nata Nek Bubu ari wang jajan anyak uat Nca, ya? Bubu ape nda?" celotehnya dengan ucapan yang masih kurang jelas. (Kata Nenek Bubu cari uang jajan banyak buat Disa, ya? Bubu capek gak?)

"Kalo udah liat Disa capeknya Bubu hilang," sahut Dari yang balas memeluk anak bertubuh berisi ini. Cukup lama. Setelahnya, Dari membetulkan posisi jadi duduk bersila dengan Disa di pangkuannya. Dia menyerahkan kotak putih berisi makanan ringan yang diberi Pak Daru saat beliau selesai meeting.

Isinya makanan-makanan kesukaan Disa, Dari tidak tega ingin memakan salah satunya. Dia juga kenyang karena tadi kebetulan sudah makan siang bersama Pak Daru dan Mba Ratna.

"Ni apa, Bubu?" tanyanya sambil menatap Dari dengan mata bulat dan berbinar. (Ini apa, Bubu?)

"Buka aja coba, Disa bisa gak bukanya?"

"Bubu ang uka aja." (Bubu yang buka aja)

Saat Dari membuka kotak isi bolu, lemper, dadar gulung dan minuman gelas kemasan, anak itu langsung heboh. Dia mengambil bolu yang dibungkus plastik dan juga air kemasan kemudian memperlihatkannya pada Dari. "Ni wat Nca oleh?" (Ini buat Disa boleh?)

"Iya, emang semua buat Disa, kok. Abisin aja, Sayang," sahut perempuan berambut sebahu ini yang mengecup pipi tembam Disa.

"Acih." (Makasih)

Tidak lama kemudian, mama datang dari belakang. Dia kaget karena Dari sudah pulang. Mamanya sedang masak di dapur, dan dia dengar Disa mengobrol dengan seseorang. Khawatir ada sesuatu terjadi, dia bergegas menuju ruang tamu untuk melihatnya. Ternyata dia bicara dengan Dari.

"Mama pikir Disa ngomong sama siapa, ternyata kamu." Dari menyalami tangan sang mama yang sekarang ada di dekat mereka. "Gimana, lancar?"

"Alhamdulillah, Ma. Dari keterima. Besok udah mulai bisa kerja."

"Alhamdulillah Ya Allah, semoga bisa betah kerja di sana. Kata Bu Linda kalau kerja di situ gajinya lumayan. Kalau bagus suka ada bonus."

Bu Linda itu bosnya papa, dia yang memberitahu mengenai lowongan kerja ke papa. Takutnya ada saudara atau teman yang butuh pekerjaan jadi supir untuk saudara jauhnya, anak dari pemilik perusahaan Jaya Wardhana. Bu Linda sendiri yakin papa tidak akan mengambil lowongan itu karena dia sudah setia mengabdi bersama keluarga Bu Linda sejak umur Dari lima tahun.

Berhubung Dari sudah bisa membawa mobil, jadi papanya menyuruh Dari untuk mencoba kesempatan ini. Siapa tahu dia bisa diterima. Ternyata benar, ini memang rejeki Dari. Mereka berharap dengan diterimanya Dari di sana, penghasilan Dari bisa meningkat lebih daripada cuma jadi pekerja part-time. Supaya sedikit dari gajinya bisa ditabung juga, tidak habis terus hanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

"Iya, Ma, doain aja semoga Dari bisa lama ada di sana," balas Dari yang kini membuka air kemasan gelas menggunakan sedotan karena Disa meminta tolong. "Nanti malem Dari tetep kerja kaya biasa, sambil pamit ke Hasan bilang gak bisa lanjut di kedai lagi."

Mama mengangguk.

Jam lima sore, Dari bersiap pergi kerja di kedai. Jadwalnya sampai jam sepuluh malam. Kadang baru sampai rumah jam setengah sebelas atau sebelas kurang karena harus membereskan kedai bersama beberapa pekerja lain.

Daru untuk Dari✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang