Daru untuk Dari✔

4 | Itu anak saya, Pak.

Di masa sekolah, memiliki pacar ganteng, famous, dan berbakat adalah idaman para remaja perempuan. Dari juga termasuk salah satu remaja perempuan yang mengidam-idamkan laki-laki dengan kriteria tersebut. Dia berharap bisa mengalami masa-masa romansa yang indah di masa putih abu-abunya, dan apa yang dia mau terwujud!

Saat masih sekolah, Wulandari termasuk anak yang pintar, ekstrovert, dan pandai bersosialisasi. Dia ikut ekskul basket demi bisa lebih dekat dengan Rio, gebetannya yang dia sukai sejak MOS. Love at first sight, saat acara penutupan orientasi dan mereka ada dalam satu kelompok. Karena tidak pernah sekelas, jadi ini jalan satu-satunya supaya Rio tetap bisa melihat kehadirannya. Dari belajar basket dengan ekstra supaya bisa mengimbangi Rio yang sudah jago dalam bidang ini. Berkat usaha Dari, nama dia dan Rio banyak dikenal dan dianggap keren karena menguasai permainan bola satu itu.

Karena sering dijodoh-jodohkan dan dianggap cocok---terlebih Dari juga menyukai Rio dan Rio tahu---akhirnya Rio menembak perempuan itu saat selesai ekskul di hari Rabu sore di depan teman seangkatan dan adik-adik kelas yang ikut basket. Dari masih ingat ... dia merasa sangat bahagia dan beruntung karena akhirnya bisa menjadi milik laki-laki yang dia sukai dan termasuk jajaran most wanted di sekolah.

Di awal-awal pacaran, tidak ada yang aneh dengan Rio. Dia baik, tidak macam-macam dan sayang dengan Dari. Dia selalu mengantar-jemput perempuan itu dan bilang ke mana pun Dari pergi, hubungi dia saja supaya diantar. Dari saat itu merasa dicintai dan diperhatikan, banyak yang iri dengan hubungan mereka karena terlalu sweet.

Bulan-bulan berikutnya, Rio mulai berubah. Dia jadi posesif, mengekang, mengatur, dan mengklaim kalau Dari itu hanya miliknya. Dari tidak boleh dekat, mengobrol lama, chat, telpon, boncengan, apa pun yang berhubungan dengan lawan jenis tidak diperbolehkan Rio. Dia akan marah kalau sampai Dari melawannya atau melakukan itu diam-diam. Dulu, Dari kira itu salah satu bentuk rasa sayangnya. Tapi ternyata itu bukan hal benar.

Hubungan mereka hampir diisi dengan pertengkaran setiap hari. Rio cepat curiga kalau Dari merespons telpon atau pesannya lebih lama atau tiba-tiba menuduh Dari tanpa ada bukti jelas.

Setiap kali Dari ingin putus, Rio selalu meminta maaf dan menangis. Dia selalu berjanji tidak akan mengulangi hal sama. Dari yang memang mudah luluh dan terlanjur cinta berat dengan Rio, selalu memaafkan dan menerima lelaki itu lagi meski berkali-kali disakiti.

Setahun menjalani hubungan, Rio meminta hal gila untuk alasan yang tidak masuk akal. Dia bilang dia takut kehilangan Dari, oleh karena itu dia mau mereka melakukan seks supaya Dari tidak ada niat untuk meninggalkan dia dan berpaling ke laki-laki lain. Dari awalnya menolak, tetapi Rio selalu punya cara membuat Dari mengasihani dan akhirnya menuruti maunya.

Mereka sering melakukan itu di rumah Rio yang selalu sepi karena kedua orang tuanya sibuk bekerja. Seiring berjalan waktu, Rio jadi lebih berani. Dia tidak segan-segan menyakiti fisik dan mental Dari kalau perempuan itu melakukan kesalahan kecil yang bahkan tidak dia sengaja. Rio bahkan beberapa kali jalan dengan adik kelas perempuannya, dan marah setiap kali Dari menegur dia.

Rio hanya baik saat ada maunya, saat dia menginginkan Dari. Selebihnya, dia bertingkah semau sendiri. Setiap Dari ingin putus, maka Rio mengancam akan menyebarkan foto-foto syur Dari ke seantero sekolah. Dari ketakutan, posisinya di situ dia sudah kelas 12, dia tidak mau punya masalah besar di tahun terakhir kelulusan. Jadi, dia mencoba bertahan walau itu sampai memengaruhi kondisi fisik dan mentalnya.

Timbangannya turun pesat, Dari yang ceria dan enerjik berubah menjadi Dari yang menutup diri dan selalu terlihat sedih, tidak bersemangat. Nilainya pun anjlok di hampir semua mata pelajaran sampai dipanggil wali kelas, tetapi Dari bilang saat itu kalau dia hanya takut menghadapi Ujian Nasional. Padahal Rio yang membuat dia jadi sebegitu parahnya.