59 (B) | Prioritas utama : Keluarga.

3.6K 552 125
                                    

A/n : Makaciii ya buat 30k votesnya, dan buat temen-temen yang udah baca sampe sini!💖 Sisa satu part lagi, jangan pergi dulu😉 Update siang kebetulan udah selesai ngetik dan takut eror lg kek kmrn🥲

***

"Oma dateng, Adik!" Yang pertama kali sadar kalau nenek mereka datang ke rumah adalah si sulung, Disa. Tadi, Dari sudah bilang kalau oma akan main ke rumah untuk menengok mereka ... jadi Dari meminta anak-anaknya bermain di ruang tamu sambil menunggu mama Andaru sampai.

Disa dan Dita sedang sibuk menyusun ratusan puzzle berdua, setelah meminta bubu untuk membelikannya lewat toko online. Baru sampai diantar satu jam lalu oleh kurir, dan dua anak perempuan itu langsung bahu-membahu menyusun kepingan puzzle meski Dita lebih banyak merecoki saja. Beberapa kali Disa mengeluh karena adiknya tidak bisa mencocokkan kepingan puzzle princessnya dengan benar. Alhasil, dia harus membongkar lagi bagian yang sudah Dita susun untuk dibenarkan. Adiknya sendiri sih kelihatan enjoy saja, dia masih tetap menyusun kepingan puzzle dengan asal di tempat lain meski kakaknya sudah beberapa kali bilang untuk memasang dengan sesuai.

"OMAAA!"

"Hai cantikkkk. Sini-sini, peluk Oma dulu!" Wanita itu membalas jeritan cucunya yang sangat senang ketika melihat sang nenek, kemudian membalas pelukan bocah umur empat tahun yang berlari menghampiri. "Uh, cantiknya Oma."

"Oma, Dita lagi main pasang-pasang sama Kakak Disa. Dita pinter kan, Oma?" ucap anak bungsu Dari sambil menunjuk ke arah hasil kerjaan mereka.

"Oh iya dong, cucu Oma emang pinter," pujinya sambil mengecup pipi Dita dan membuat anak itu senang.

Kemarin sore, dia dan Disa sama-sama dipotong rambut sedikit supaya bentuknya lebih rapi. Dita juga bilang pada bubu kalau dia mau punya poni seperti kakak, jadi sekarang rambut keduanya sama. Panjang berponi.

Disa menghampiri oma dan menyalami tangan sang nenek. Dulu, dia sama senangnya seperti Dita ketika Oma berkunjung. Namun, sekarang Disa memilih tidak lagi begitu karena nenek sepertinya lebih sayang dengan Dita.

Disa pernah bicara pada bubu karena beberapa kali iri melihat Dita sangat disayang, dibelikan banyak hadiah oleh oma sementara dia tidak ... tetapi bubu bilang itu semua karena Dita masih kecil. Bubu juga bilang, waktu Disa kecil dia juga disayang begitu oleh nek dan aki---orang tua bubu. Padahal, Disa mau disayang juga oleh oma seperti Dita.

"Di mana bubumu?" Suara oma berubah agak ketus ketika bicara dengan Disa. Wanita tua itu masih memeluk Dita dengan satu tangan.

"Di dapur, Oma. Lagi masak buat makan siang bareng sama Oma."

"Panggil bubumu sana. Bilang, Oma sudah sampai."

Disa mengangguk, lalu dia melangkah menjauh dari adik dan neneknya.

Sepeninggal Disa, oma mengeluarkan sesuatu dari dalam totebag dan menyerahkan sesuatu pada Dita. Semenjak ditegur Dari karena hanya membelikan barang-barang sebagai hadiah untuk satu cucunya saja, wanita itu tidak lagi melakukan hal sama. Dia masih sering membelikan hadiah untuk Dita, tetapi memberikannya ketika Disa tidak melihat.

Padahal, wanita itu merasa apa yang dilakukannya sudah benar. Dia hanya mau memberikan hadiah dan menyayangi cucu kandungnya saja. Bagi mama Andaru, Disa tetap orang lain dan tidak dia anggap sebagai cucu sampai kapan pun.

"Ini apa, Oma?" tanya anak itu yang duduk di sofa bersama neneknya. Dia menaruh kotak kecil berbentuk persegi panjang di atas pahanya yang terbalut celana pendek.

"Sepatu. Kemarin Oma pergi ke mal, terus inget sama cucu oma yang cantik pas lihat toko sepatu," kata mama Andaru sambil tersenyum.

Dita membuka kardus itu, matanya berbinar senang ketika melihat sepatu anak-anak berwarna ungu muda.

Daru untuk Dari✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang