Bab 4 - Pria Sinting

3.8K 109 2
                                    

Darren sudah berdiri di depan pintu rumah sewa Anne, ia sengaja tidak mengetuk pintunya rencananya ia akan mengejutkan Anne saat wanita itu keluar dari dalam rumahnya dan benar saja saat pintu itu terbuka Anne di buat jantungan.

"Kau.. dasar pria sinting!" Anne memegang dadanya yang shock akan keberadaan Darren di depan pintu rumahnya.
"Di pagi yang cerah ini kau seharusnya mengucapkan selamat pagi Darren tampan, tapi kau malah mengumpat ku," Anne mengenakan sepatu flatshoesnya yang berada di rak depan rumahnya.

Anne mengabaikan ocehan Darren ia memilih mengunci pintu rumahnya dan berjalan begitu saja, membuat Darren harus berjalan menyamakan langkah kakinya dengan Anne.

"Hey.. kau ini tidak sopan sekali padaku, aku ini atasanmu. Kau tau, aku sudah jauh-jauh kesini untuk menjemputmu tapi kau malah mengabaikan ku," cercanya.
"Tidak ada yang memintamu untuk menjemput ku, lagi pula aku ini sekretarismu Pak Darren bisakah kau bersikap se-formal mungkin denganku?" Darren menggeleng.
"Aku tidak bisa, mana mungkin aku bersikap biasa saja pada wanita semanis dirimu nona Anne." Anne menyunggingkan senyumnya, merasa Darren benar-benar sudah tidak waras.

Mereka yang berjalan kaki di gang jalan kecil itu berhasil membuat beberapa orang yang ada di sekitar memperhatikan mereka dan Anne yang menyadarinya, ia secepat mungkin berjalan terburu-buru pasalnya ia terkenal tidak pernah dekat dengan pria di kalangan gang rumahnya, dan keberadaan Darren membuatnya pasti akan menjadi bahan pembicaraan tetangganya.

"Kau berjalan seperti orang yang baru saja melihat hantu." katanya menyamakan langkah kakinya kembali dengan Anne.

Ya, dan kau hantu itu Darren sialan.

Anne tersenyum ramah dan Darren membukakan pintu mobil untuknya, apakah harinya akan terus-terusan seperti ini? Sungguh, Anne merasa tidak nyaman dengan tingkah dan sikap Darren padanya. Mungkin, wanita lain akan menyukai perhatian dari Darren tapi Anne tidak menyukai perhatian yang di berikan pria sinting seperti Darren.

***

Pria tampan itu menghampiri meja kerja Anne, seketika Anne tersenyum ramah padanya. Pria itu sepertinya lebih tua sedikit darinya.

"Hey kau sekretaris baru di kantor ini?" tanyanya disertai senyuman.
"Iya aku sekretaris baru disini." jawabnya.

Anne mengulum senyumnya dan pria itu mengulurkan tangannya, Anne menerima uluran tangan itu dengan senang hati.

"Aku Brian staf marketing di kantor ini," ujarnya.
"Anne.. senang berkenalan denganmu Brian." ucapnya.

Ada apa dengan jantungnya sekarang ini, jantungnya berdetak lebih cepat bukan karena ulah tengil Darren tapi karena senyuman manis yang di berikan Brian untuknya. Anne baru menyadari sejak kapan ada pria setampan Brian di kantor ini, atau memang ia saja yang baru melihat keberadaan Brian.

"Nanti siang jika kau tidak sibuk, aku ingin mengajakmu makan siang bersama sekalian dengan temanku yang lainnya juga bagaimana?" ajaknya.

Demi Neptunus! Brian mengajaknya makan siang bersama sebuah anugrah yang tidak bisa di tolak oleh Anne.

"Oke akan aku usahakan kau tahu sendiri tugas sekretaris seperti apa," Brian terkekeh mendengarnya. Ya, tugas sekretaris CEO memang sangatlah padat.

"Baiklah, aku akan kembali bekerja lagi dan kau semangat ya menghadapi CEO kita yang.. keras kepala." Brian memelankan kata terakhirnya.

Anne melihat punggung Brian yang sudah memasuki ruangannya, ia memeluk berkas di dadanya. Huh! Andai saja ia bisa memiliki seorang pacar semanis dan setampan Brian. Tapi, sayangnya diusianya sekarang masih saja berstatus single.

Duk! Kepala Anne di toyor kedepan membuatnya terkejut dari khayalannya.

"Kau.. Mm, maksudku Pak Darren," hampir saja Anne menoyor balik, ternyata Darren yang menoyor kepalanya dari belakang.
"Dilarang keras menghayal di kantor, kau harus tahu peraturan disini." ujar Darren tegas.

Peraturan macam itu, ia baru mendengar peraturan aneh di kantor ini.

"Mana berkas kemarin, kau tahu dari tadi aku menunggumu di ruangan ku, Kau malah asyik menghayal disini," ujarnya kembali.
"Ini berkasnya," Anne memberikan berkas kemarin yang sudah di setujui Zack.

Darren memperhatikan wajah Anne yang sepertinya kesal karena dirinya karena mereka sedang berada di luar ruangannya, jadi Darren berusaha bersikap se-cool dan tegas padahal sejujurnya ia ingin sekali menertawakan ekspresi wajah Anne sekarang.

"Bibirmu itu jangan di biasakan ditekuk maju ke depan, nanti ada yang mencium." cibirnya.

Darren tertawa kecil sambil berjalan kearah ruangannya sedangkan Anne ia masih melongo di tempat menyaksikan apa yang barusan ditertawakan Darren. Anne menghentakkan kakinya ia benar-benar kesal pada Darren sialan itu.

***

Selesai rapat beberapa karyawan telah keluar dari ruangan meeting kecuali Darren, dan Anne yang masih menemani atasannya membaca beberapa dokumen yang baru saja di bahas.

"Kau tahu Anne jika proyek ini gagal perusahaan pasti akan mengalami kerugian besar," Darren bergumam seraya matanya fokus pada dokumen yang sedang di baca.

Anne bingung harus menanggapi apa tapi yang jelas, ia bisa melihat jika Darren adalah seorang atasan yang begitu bertanggung jawab pada tugasnya.

"Kau ini di tanya diam saja, apa yang kau perhatikan dari wajahku yang tampan ini huh?" Darren menopang dagunya berhasil membuat Anne memundurkan kursinya, wajah mereka terlalu dekat.

"Memang apa yang harus ku tanggapi, aku yakin proyek ini pasti akan berhasil jika pada tangan orang yang tepat," Darren menunjukkan eye smilenya.

"Jadi menurutmu aku ini orang yang tepat untuk proyek ini atau tepat menjadi kekasihmu," Anne menaikan satu alisnya, bicara hal apa ini Darren.

"Sudah waktunya jam makan siang, saya permisi keluar Pak Darren." Anne berdiri dan melangkah menuju ke pintu tapi langkahnya terhenti karena tangannya di cekal Darren.

Anne menepis tangan itu, "Ayo, kita makan siang bersama," katanya dengan percaya diri.

"Maaf aku tidak bisa, hari ini aku akan makan siang bersama Vanny," ujar Anne.

Darren tidak percaya sejak kapan wanita itu memiliki teman di kantornya hanya dirilah temannya sekarang.

"Iya sudah ajak sekalian Venny untuk makan siang bersama kita, lagi pula sudah lama juga aku tidak makan di kafetaria yang ada di kantor," ujarnya.

Anne berpikir keras bagaimana caranya menolak ajakan Darren mana mungkin ia tiba-tiba mengajak Vanny untuk makan siang bersama mereka. Ya, meskipun Venny memang teman baru di kenalnya di kantor ini, tapi siang ini ia tidak ingin melewatkan kesempatan untuk makan siang bersama Brian.

"Maaf Pak Darren sungguh aku tidak bisa menemanimu makan siang dah bye." katanya langsung berlari pergi.

Anne berlari meninggalkan Darren yang menatapnya heran, ada apa dengan sekretarisnya itu kenapa dia sampai berlari segala untuk menghindarinya.

***

Semua karyawan melihat kedatangan Darren di kafetaria pasalnya CEO mereka itu tidak pernah menginjakkan kakinya di kafetaria yang ada di perusahaannya, dan hari ini Darren ingin makan siang di kafetaria ia melihat sekelilingnya mencari keberadaan sekretarisnya yang kabur begitu saja.

Darren tersenyum saat ia mendapati Anne yang duduk di pojok sana bersama dengan beberapa karyawan lain, ia tersenyum dan menghampirinya dan Anne yang melihat Darren ia mengigit giginya berharap Darren tidak menghampirinya.

Sungguh, berikan waktu untuk Anne bernafas sejenak!

TBC.
Di harap memberikan vote dan komentarnya ya prend memberikan kedua poin itu sangat gratis. :)

Scandal With My Boss (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang