Bab 44 - Tidak Fokus

578 23 0
                                    

Moa mengunjungi kantor Darren, ia sengaja berniat ingin menemui pria yang sudah membuat ayahnya mendekam di penjara untuk beberapa bulan.

"Untuk apa kau kemari?" tanya Darren saat melihat keberadaan Moa di kantornya.
"Menemuimu aku ini kan masih berstatus tunanganmu," ucapnya dengan lantang.

Darren mengalihkan pandangannya, dia kesal karena resepsionis di kantornya mengizinkan Moa untuk bertemu dengannya.

"Moa kau jangan terlalu banyak berkhayal kita ini sudah berakhir," cibirnya.
"Sebaiknya kau pulang sana," katanya lagi.
"Aku ingin disini," bukannya pergi Moa malah duduk di sofa.
"Moa..,"
"Darren aku hanya ingin disini, apa kau tidak tahu, selama ini aku selalu berusaha untuk jadi yang terbaik untukmu," matanya mulai berkaca-kaca.

Darren yang merasa iba, ia menghampiri Moa duduk di sampingnya entah mengapa ia jadi merasa sangat kasihan, ini semua karena ulah Vincent yang terus memaksakan keduanya untuk bersama, di usia Moa yang masih sangat muda harusnya bisa lebih banyak menikmati kehidupan di masa remajanya.

"Moa kau masih sangat muda seharusnya kau masih menikmati masa mudamu, jangan kau habiskan waktumu hanya untuk seperti ini," ujar Darren, ini seperti bukan Darren pria itu tidak biasanya berbicara selembut itu dengannya.

"Tapi aku mencintaimu Darren, apa kau tidak bisa memberikan sedikit saja cintamu untukku," Darren terdiam.

"Aku mohon padamu Darren," pintanya memohon.

"Moa jangan bersikap seperti ini, tidak sepantasnya kau seorang wanita memohon kepada pria yang sudah membuat ayahmu mendekam di penjara," Moa menggeleng.

"Aku tidak pernah menyalahkanmu itu memang salah ayahku," jawabnya.

Darren semakin bingung bagaimana caranya mengusir Moa dari ruangannya, ia tidak mungkin menyeret paksa wanita itu untuk keluar.

"Maaf tapi aku benar-benar tidak mencintaimu Moa," ucapnya.

"Tapi kita masih bisa bertemankan, kau tahukan sejak dulu aku tidak memiliki seorang teman dan hanya kau temanku sejak kecil Darren," pintanya dan seketika Darren mengangguk.

Berteman? Tidak masalah, Darren akan menyetujui permintaannya.

"Iya kita masih berteman," seketika Moa berhamburan ke dalam pelukan Darren.
"Moa..,"
"Sebentar saja Darren, anggap saja ini sebagai pelukan pertemanan kita," Darren terdiam dia bingung harus bagaimana, tapi tidak seharusnya mereka berdua berpelukan seperti ini.

"Maaf sebaiknya kau pulanglah siang ini aku ada rapat penting bersama klien," katanya seraya sengaja melepaskan paksa pelukan Moa.

Pada akhirnya Moa mau keluar dari ruangannya. Akhirnya Darren bisa bernafas lega tapi seketika pintu ruangannya terbuka menampakkan wajah wanita yang dicintainya.

"Selamat siang tuan Darren bagaimana pertemuanmu dengan mantan tunanganmu," cibirnya seraya memberikan flashdisk yang berisikan file untuk rapat nanti.

"Sangat menyenangkan," jawabnya jenaka.

Anne menatapnya tajam dia kesal karena mendapatkan jawaban yang tidak disukainya. Harusnya pria itu menjawabnya dengan nada kesalnya, bukan malah menunjukkan senyum kudanya.

"Dia kemari untuk apa?" Anne penasaran.
"Menemuiku," ucapnya.
"Oh menemuimu," tapi Anne merasa tidak percaya, tidak mungkin Moa hanya menemui Darren tanpa sebuah alasan.

Mata Anne menemukan sesuatu membuat dahi Darren bergelombang melihat ekspresi wajah Darren.

"Why?" Darren kebingungan.
"Kau habis berbuat apa dengannya sampai ada bekas lipstik di kerah kemejamu?" tanyanya seraya menunjuk bekas lipstik di kerah kemejanya.

"Apa lipstik?" Darren menarik kerah kemejanya sendiri, melihat dengan sendiri lipstik berwarna merah terdapat disana.

"Kalian berciuman huh?" tebak Anne.
"Apa? Tidak Anne tadi dia memang sempat memelukku itupun hanya sebuah pelukan pertemanan," Anne tidak percaya dengan alasan yang di buat Darren.
"Jadi kau dan Moa berpelukan di ruanganmu ini?" tanyanya dengan raut wajah yang masih tidak percaya.
"Iya tapi itu hanya pelukan pertemanan tidak lebih, kau jangan berpikiran yang tidak baik," ucap Darren berharap wanitanya mengerti.
"Tapi sayangnya aku memang berpikiran yang tidak baik tentang pelukan pertemanan kalian itu," ucapnya terlanjur salah paham.
"Anne..,"
"Darren jujur aku kecewa padamu," Anne memutuskan untuk keluar dari ruangan itu.
"Anne..,"
"Jangan mendekatiku, aku ingin menenangkan diri." sarkasnya tegas membuat Darren tetap berdiri di tempatnya.

Darren di buat bingung bagaimana bisa ada bekas lipstik di kerah kemejanya, mungkinkah Moa memang sengaja meninggal bekas itu di kemejanya tapi apa yang dia mau, jika itu benar Moa sengaja melakukannya demi Tuhan Darren sangat membenci dirinya sendiri yang barusan merasa kasihan pada wanita itu.

***

Anne masih tidak habis pikir dengan apa yang barusan dia lihat, baru saja dia meninggalkan pria itu sebentar untuk bertemu dengan kliennya tapi sekarang dia malah melakukan sesuatu saat dirinya sedang pergi. Dan Moa wanita itu sangat tidak tahu diri, kalau bukan karena Anne yang memberikan izin bertemu dengan Darren dia tidak akan bisa bertemu dengan Darren, ia melakukan ini semua karena merasa kasihan pada Moa yang terus merengek pada resepsionis berharap di izinkan untauk bertemu dengan Darren, tapi sekarang jadi begini akhirnya.

"Maaf Anne menganggu waktumu aku kemari untuk memberikan data ini padamu," ujar Kalvin seraya memberikan flashdisk kepada Anne.
"Data apa?" tanyanya dengan wajah yang terlihat sedang tidak baik-baik saja.
"Aku ingin kau melihat spesifikasi data yang ku tambahkan pada bagian mesin di AERO Sport," Anne menerima flashdisknya.

"Nanti akan ku cek, apa ada hal yang ingin kau sampaikan lagi padaku?" Anne menatapnya.

"Kau terlihat sangat tidak bersemangat Anne, ada masalah?" Kalvin sedikit penasaran.
"Tidak ada masalah," jawabnya.

"Oh iya Anne aku ingin meminta maaf karena pada saat kau kecelakaan, aku begitu sangat tidak percaya jika Rick terlibat dari kejahatan yang tuan Vincent lakukan, maaf Anne harusnya aku mempercayai kalian waktu itu," ujarnya yang merasa bersalah.

"Tentang hal itu lupakan saja ya lagi pula sekarang keadaan ku sudah sangat membaik dan aku pun sudah tidak ingin mengingat hal itu lagi," tuturnya ia benar-benar sudah melupakan kejadian mengerikan itu.

"Terimakasih Anne kalau begitu aku ingin kembali ke ruangan ku." ucapnya seraya mengulum senyumnya.

Benar sekarang Anne benar-benar sudah tidak ingin membahas tentang Vincent dan segala perbuatannya. Sekarang yang ada di pikirannya hanyalah tentang Darren dan Moa yang entah apa yang sudah mereka lakukan, semakin ia berusaha untuk tidak berpikiran yang tidak baik tentang Darren dan bekas lipstik itu, tapi malah semakin pikirannya menjadi-jadi.

"Anne come on fokus pada pekerjaanmu dan lupakan apa yang ada pada pikiranmu sekarang." katanya pada dirinya sendiri.

***

Siang ini bukan hanya Darren yang ikut rapat tapi Anne pun ikut serta dalam rapat tersebut, dia harus bertemu dengan Darren di situasi moodnya sedang tidak baik, seperti sekarang ini sedari tadi Anne tidak fokus dalam mendengarkan presentasi Darren yang ada di hadapannya.

"Pak Darren, apa anda yakin pada saat pemasaran nanti perusahaan anda akan mendapatkan keuntungan besar?" tanya salah satu kliennya.

"Saya sangat yakin AERO sport pasti akan memberikan keuntungan yang besar untuk kita semua, jadi bagaimana tuan-tuan sekalian semua berminat untuk bergabung dengan perusahaan kami?" ujarnya.

"Iya saya berminat,"
"Saya juga berminat."

Pada akhirnya apa yang mereka usahakan berhasil mendapatkan dukungan dari klien-klien besar yang bergabung dengan perusahaan mereka, bukan hanya Darren yang merasakan kesenangan tapi Anne pun yang meskipun sedang tidak fokus, ia ikut merasa senang karena banyak klien yang mau bekerjasama dengan mereka.

TBC.
Di harap memberikan Vote dan Komentarnya ya prend memberikan kedua poin itu sangat gratis. :)

Scandal With My Boss (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang