Bab 14 - My Boo

2K 47 1
                                    

Bagaimana Anne menghadapi dunia ini, jika semua orang mengetahui hubungannya dengan Darren ia sangat yakin pria itu pasti tidak akan bisa menjaga bicaranya. Semua orang mengetahui Darren memiliki seorang tunangan lalu dirinya datang di tengah mereka, pasti orang-orang akan mengira jika Anne yang menggoda Darren.

"Shit! Kenapa aku harus terlibat dengan pria sialan itu sih, kenapa juga aku bisa sebodoh ini sampai mengajaknya berpacaran," Anne memejamkan matanya dan memukulkan dahinya pelan pada dinding.

"Dasar bodoh," gerutunya kembali dan saat dahinya ia benturkan kembali, seketika ia merasa bukan dinding tembok yang dingin melainkan sebuah tangan menghalangi dahinya.

"Darren," ucapnya saat membuka mata dan melihat tangan Darren yang menempel di tembok.

"Apa kau sudah tidak waras membenturkan kepalamu sendiri di dinding kokoh seperti ini, kau tahu orang lain akan mengira kau tidak waras," ujarnya seraya memeluk kedua tangannya di dada.

"Iya aku memang tidak waras karena harus menjadi kekasih pria sinting sepertimu," sarkasnya yang berhasil membuat Darren menaikan satu alisnya.

Huh! Darren sebenarnya merasa kasihan tapi dia juga tidak mungkin melepaskan Anne, dia dan Anne sekarang sudah resmi berpacaran mana mungkin dia melepaskannya begitu saja. Bukankah seharusnya, dia mempertahankan miliknya sekalipun miliknya itu sedang menyesali tindakannya sendiri.

"Sudahlah jangan seperti ini Anne harusnya kau bangga berpacaran denganku," Anne terperangah mendengar perkataan Darren barusan.

Bangga, ia bahkan tidak pernah berpikir merasa bangga menjadi kekasih pria sinting.

"Sebaiknya kau kurangi rasa kepercayaan dirimu itu tuan Darren." ucap Anne kesal dan secepatnya pergi meninggalkan Darren yang masih berdecak pinggang gemas dengan tingkah Anne.

***

"Bagaimana menurutmu dengan ide yang tadi aku sampaikan kepada para investor," tanya Darren yang sekarang bersama Anne di sebuah restoran mahal yang ada di Chicago.

"Iya ide mu tadi sangat cemerlang aku yakin tuan Julian pasti akan memberikan tendernya kepada kita," ujar Anne seraya mengacungkan dua jempolnya.

Anne akui jika Darren memang sangatlah cerdik dalam berpikiran, pantas saja ia kemarin dengan mudah begitu saja di kelabui oleh pemikiran Darren.

Drrt.. ponsel Darren berdering dan menampilkan nama Moa di layar ponselnya tapi Darren tidak kunjung mengangkatnya.

"Kau.. lihatlah ponsel mu itu sangat berisik sekali, menganggu waktu makan ku saja cepat sana angkat," ujar Anne seraya menodongkan garpu ke arah Darren membuat sang empu menelan salivanya.

"Hey kau tidak perlu seperti itu, kalau kau mau angkat saja aku tidak berminat mengangkatnya," katanya, Anne menggelengkan kepalanya ia tidak mau.

"Aku tidak MAU, cepat kau angkat!" ujarnya dan seketika Darren mengangkat panggilan dari Moa terdengar jelas suara manja dari tunangannya itu.

"Darren sayang kamu kemana saja, pesan dan telepon dariku tidak sama sekali kamu angkat," ujarnya dan bibir Darren mengikuti suara alay dari Moa berhasil membuat Anne ingin mencomot bibir Darren yang tidak bisa menghargai wanita itu.

"Iya, maaf aku sedang ada perjalanan dinas keluar kota," ucapnya santai.

"Apa? Kenapa kamu tidak memberitahuku, aku kan bisa menemanimu nanti di sana," Darren menghela nafasnya.

"Tak perlu repot-repot sudah ada sekretaris ku yang menemani dan menyiapkan segala keperluanku, sudah ya aku masih sibuk dah bye Moa," serunya.

"Darren.. " ucapnya seketika sambungan Darren matikan secara sepihak, ia merasa geli mendengar suara Moa barusan.

Scandal With My Boss (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang