"Maaf Darren aku tidak bisa menjawab pernyataanmu itu," kata Anne yang berhasil membuat Darren kecewa.
Anne yang melihat ekspresi wajah Darren ia jadi merasa tidak enak hati melihatnya. Apa salah jika dia memilih untuk tidak menjawab, ia hanya takut jawabannya nanti akan membuat Darren malah merasakan kekecewaan yang lebih dalam.
"Baiklah Anne aku akan selalu menunggu jawaban darimu itu," Anne menggeleng, jujur saja ia tidak ingin Darren menunggu dan berharap lebih akan jawaban darinya.
"Ku mohon padamu Darren jangan menunggu dan berharap padaku, aku rasa aku pun tidak tahu pasti kapan aku akan menjawabnya," ujarnya dengan lembut.
"Tak apa Anne bahkan jika aku harus menunggu sampai akhir hayat ku, aku akan tetap menunggu jawaban darimu," ujarnya kekeh yang berhasil semakin membuat Anne kesal karena Darren begitu sangat keras kepala.
Terserah Darren jika memang dia mampu menunggu jawaban darinya sampai akhir hayat hidupnya. Anne mencoba untuk tidak perduli, lagi pula Darren tipe pria yang suka bercanda, jadi Anne berharap semoga besok pagi pria itu langsung melupakan apa saja yang baru dia katakan malam ini kepadanya.
"Aku sudah mengantuk maaf tidak bisa membantumu mencuci piring," ujarnya pergi begitu saja yang berhasil membuat Anne kebingungan dengan sikap Darren.
"Darren.. " ucapnya tidak di respon sama sekali oleh sang lawan bicaranya.
Apalagi makanan di piring Darren pria itu tidak menghabiskannya sama sekali, huh! Apa pria itu sakit hati karena pernyataan tidak Anne jawab dari ekspresi Darren sepertinya pria itu benar-benar sakit hati karena dirinya.
***
Darren menatap dirinya di depan cermin ini untuk pertama kalinya dia menyatakan perasaan sukanya pada seorang wanita, tapi pernyataannya malah tidak di balas atau mungkin karena pemilihan momen yang kurang tepat juga, seharusnya dia bisa menahan perasaannya terlebih dahulu.
"Harusnya aku mengatakannya di sebuah tempat yang romantis bukannya di meja makan dapur seperti itu, dasar bodoh memalukan dirimu saja!" ujarnya kesal pada dirinya sendiri.
Dia malu karena pernyataan sudah jelas-jelas Anne menolaknya, wanita itu tidak memilih menjawab itu artinya Anne menolaknya tapi ia tetap bersikeras untuk menunggu jawaban dari Anne.
"Bolehkah seorang pria menangis?" tanyanya seraya memegang dadanya yang terasa pedih akan penolakan dari pernyataan perasaannya.
Tanpa Darren sadari Anne mencoba menguping di balik pintu kamar Darren tapi nihil ia tidak mendengar suara apapun, ia sebenarnya khawatir karena sudah memilih untuk tidak menjawab, Anne khawatir jika nanti Darren melakukan sesuatu tindakan di luar nalarnya.
"Semoga dia tidak larut dalam kesedihannya, huwaa.. aku terlihat seperti manusia jahat." katanya pada dirinya sendiri.
"AKU INGIN MATI SAJA!" suara teriakan dari dalam kamar Darren berhasil membuat Anne tersentak, baru saja pikirannya berpikir seperti itu.
"Gawat apa jangan-jangan Darren mau bunuh diri? Hah bagaimana ini, aku harus bagaimana?" ujarnya bolak-balik di depan pintu kamar Darren.
"AKU MAU MATI SAJA, DARI PADA HIDUP SENDIRI TANPA DENGAN WANITA YANG KU SUKAI," suara Darren begitu sangat keras berhasil membuat Anne semakin khawatir.
Tok.. tok.. Anne mengetuk pintu kamar Darren.
"Darren apa yang sedang kau lakukan di dalam bodoh?" katanya dari balik pintu.
"PERGILAH ANNE! KAU TIDAK MENYUKAI KU KARENA AKU JELEKKAN, PERGILAH KAU JANGAN PEDULIKAN AKU." Anne semakin di buat resah akan ucapan Darren barusan, ia memutar kenop pintunya dan ternyata tidak di kunci, saat ia masuk ke dalam ternyata Darren sedang berada di balkon kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scandal With My Boss (END)
RomanceAnnetasyah Cloper harus berhadapan dengan bos sintingnya setiap hari yaitu Darren Jackson CEO di perusahaan Anne bekerja menjadi sekretaris sekaligus menjabat sebagai asisten pribadi Darren berhasil membuat seorang Anne merasa gila dengan segala tin...