Di malam hari Darren terbangun dari tidurnya, ia di bangunkan oleh mimpi buruknya saat ia melihat ke samping Anne masih tertidur sangat pulas bahkan suara dengkurannya sampai terdengar jelas, tapi ia tidak merasa geli sama sekali mendengarnya.
"Anne kau membuat ku sangat khawatir." ucapnya seraya merebahkan tubuhnya dan menatap lekat wanitanya.
Entah mengapa bisa-bisanya Darren di mimpikan bersama Anne tapi bukan mimpi bahagia melainkan mimpi buruk, yang mana ia tidak ingin dipisahkan oleh wanitanya tapi di mimpinya mereka harus terpisah.
"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu Anne." tuturnya pelan seraya mengelus pipi mulus wanitanya.
Darren memijat pelipisnya yang terasa penat mencoba memejamkan matanya kembali tapi begitu terasa susah, dia ingin tidur kembali tapi ada apa dengan matanya ini sudah tahu besok pagi ia harus bekerja.
"Ayo tidurlah." gumamnya.
Butuh waktu lama untuk Darren bisa tertidur kembali, ia mencoba beralih posisi ke kanan dan ke kiri tapi tetap saja ia sulit untuk tidur, pergerakannya itu berhasil membuat Anne terbangun dari tidurnya.
"Darren tidurlah kau membuat ranjang ini terus bergerak," cercanya seraya melirik ke samping teman tidurnya.
"Maaf Anne aku habis mimpi buruk dan sekarang aku sulit untuk tidur," Anne menaikan satu alisnya macam seperti seorang bocah saja pria ini.
"Tidurlah jangan terus bergerak," pintanya.
Darren mengangguk dan seketika ia langsung menyempitkan jarak tidur keduanya membuat Anne terkejut akan aksi Darren barusan.
"Anne untuk malam ini begini saja aku ingin segera tidur," katanya seraya meringkuk memejamkan matanya posisi mereka sangatlah dekat, guling yang di jadikan penghalang sudah menghilang di lempar Darren sembarangan.
Anne menepuk-nepuk pelan pundak Darren, "Tidurlah." ia pun sama sudah sangat mengantuk, jadi tidak ingin berdebat di malam hari.
***
Dia menyesali perbuatannya semalam yang mengizinkan Darren untuk tidur sedekat itu dengannya, karena pada akhirnya saat mereka terbangun posisi keduanya berakhir dengan Anne yang tidur sambil memeluk Darren, jadi seperti inilah sekarang Darren terus menggodanya.
"Semalam kau pasti tidur sangat nyaman kan sayang,"
"Diam lah ini di kantor Darren,"
"Kau malu?"
"Tidak untuk apa aku malu, kita sudah sering tidur satu ranjang," jawabnya berpura-pura bersikap sebiasa mungkin.
"Kapan kita akan melakukannya?" tanyanya sambil menopang dagunya.Anne melayangkan tatapan tajam padanya sudah tahu mereka sedang bekerja tapi bisa-bisanya pria itu terus menggodanya.
"Aku ke ruanganmu untuk membahas proposal untuk semifinal nanti tapi kau malah terus menggodaku, kalau begini terus lebih baik aku kembali ke ruangan ku saja," ujarnya mengalihkan topik.
"Hei tunggu! Kau ini cepat sekali marah, iya ayo kita bahas proposalnya padahal tanpa perlu kita membahasnya, kau hanya cukup mengusai inti dari proposal itu Anne," saran Darren.
"Tapi tetap saja kau tahukan disana pasti nantinya akan ada beberapa pertanyaan yang akan di ajukan," Anne bersikekeh.
"Daripada kita bahas proposal ini, bagaimana kita bahas tentang jika perusahaan kita gagal di kompetisi itu?" Darren asal bicara.
"Bukan kah kau sangat percaya diri jika kita akan menang dan Kalvin pun sudah mencoba mobilnya kemarin, lalu kenapa tiba-tiba kau berpikiran seperti itu Darren?" Anne menatapnya.
"Aku juga tidak tahu kenapa aku tiba-tiba berpikiran seperti ini mungkin efek mimpi buruk itu Anne," ucapnya.
"Mimpi buruk, kau habis mimpi buruk apa semalam?" Darren mengangguk sekarang Anne paham kenapa semalam pria itu kesusahan untuk tidur.
"Jangan percaya akan sebuah mimpi yang menentukan kehidupan seseorang adalah sang maha kuasa Darren," tuturnya.
"Iya aku tahu tapi aku ini hanya manusia biasa Anne, jadi bagaimana mungkin aku tidak kepikiran soal itu, apalagi posisinya sekarang kita ini sedang dalam menghadapi kompetisi besar," ujarnya.
Anne menggenggam tangan Darren mencoba menenangkannya, "Tanganmu sangat halus sekali Anne." katanya seraya mencium punggung tangan Anne.
Darren sangat mencintai wanitanya meskipun dia tahu hubungan mereka diawali dengan skandal yang dibuatnya sendiri, Anne yang tidak tahu apapun sampai ikut terseret dalam permasalahannya tapi entah mengapa pada akhirnya keduanya sama-sama saling mencintai.
***
Berbeda dengan Moa yang mengurung diri di kamarnya tidak mau keluar untuk beraktivitas dan melanjutkan kuliahnya. Aksinya yang mengurung diri membuat Vincent dan Selyana kebingungan membujuk putri bungsunya itu, beginilah Moa jika sesuatu yang diinginkannya tidak bisa di milikinya ia pasti akan mengurung diri, sikapnya ini sudah dari sejak kecil tidak pernah bisa berubah.
Sampai-sampai kakak pertamanya Chintya Gibson rela pindah kuliah dari New York ke LA karena tidak tahan dengan Vincent ayahnya yang selalu menuruti keinginan Moa di bandingkan dirinya.
"Moa keluarlah sayang ayo kita makan dari kemarin kamu terus mengurung diri," kata Selyana.
"Moa keluarlah Daddy berjanji akan membuat Darren memohon ampunan darimu," ujarnya.
"Simpan saja usahamu itu Dad karena percuma juga tidak ada satupun yang berhasil," teriak Moa dari dalam kamarnya.
"Kau tahu Daddy sudah sangat berusaha untuk membuat Darren kembali padamu tapi dia sulit untuk di kendalikan, tapi Daddy berjanji padamu akan menghancurkan mereka semua. Keluarlah Moa jangan bersikap seperti ini," ujar Vincent.
Mendengar janji ayahnya untuk menghancurkan mereka pada akhirnya Moa mau keluar dari kamarnya, mungkin ayahnya memang tidak akan bisa membuat Darren jatuh kembali ke dalam pelukannya tapi untuk menghancurkan mereka ayahnya pasti akan bisa melakukannya.
"Mom," katanya dengan penampilan acak-acakannya yang langsung berhamburan ke dalam pelukan Selyana.
"Tenanglah Moa Daddy mu sudah berjanji dan dia pasti akan menepatinya yang harus kau lakukan sekarang adalah bersikap tenang dan kembali beraktivitas seperti biasanya," ujar Selyana.
Sejujurnya Selyana tidak menyukai sikap Vincent pada Moa yang menurutnya terlalu berlebihan, memaksakan kehendak seseorang dan sikap Moa sama persis seperti Vincent, berbeda dengan putri pertamanya yang jauh lebih dewasa dan selalu mempunyai pilihannya sendiri tanpa harus memaksa seseorang untuk menyukainya.
"Kamu terlalu memanjakannya jadi Moa bersikap seperti ini," kata Selyana pada Vincent yang kini tengah melihat Moa tengah makan sendirian di meja makan.
"Dia putriku jadi aku berhak memanjakannya bukan," jawabnya dengan santai.
"Tapi bukan dengan memaksakan seseorang untuk menyukai sesuatu yang tidak disukainya, apa kamu ingin melihat putrimu menikah dengan pria yang seumur hidupnya tidak mau mencintainya sama sekali," ujarnya seraya menatap suaminya yang keras kepala itu.
"Sudahlah sayang lagi pula aku juga sudah tidak berniat menikahkan Moa dengan Darren," katanya.
"Iya kamu tidak akan menikahkan Moa dengan Darren tapi kamu akan menghancurkan mereka. Vincent mengapa sikapmu tidak pernah mau berubah dari dulu?" Selyana menatap suaminya.
"Terserah kamu mau bilang apa, aku lelah mau istirahat." kata Vincent yang langsung pergi menaiki anak tangga.
Vincent memang sangat keras kepala tapi jika harus berargumen dengan Selyana istrinya, dia dari dulu akan mengalah dan lebih memilih untuk tidak meladeninya karena jika seorang pria berargumen dengan wanita pada akhirnya, para pria tidak akan pernah memenangkannya.
TBC.
Di harap memberikan Vote dan Komentarnya ya prend memberikan kedua poin itu sangat gratis. :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Scandal With My Boss (END)
RomanceAnnetasyah Cloper harus berhadapan dengan bos sintingnya setiap hari yaitu Darren Jackson CEO di perusahaan Anne bekerja menjadi sekretaris sekaligus menjabat sebagai asisten pribadi Darren berhasil membuat seorang Anne merasa gila dengan segala tin...