Bab 15 - Seranjang

3.4K 51 0
                                    

Anne terus memapah tubuh Darren untuk masuk ke dalam vila, tubuh pria ini sangatlah berat beruntung Anne terlahir sebagai wanita yang tangguh dan pantang menyerah, berat badan Darren tidak ada apa-apanya dengan berat beban kehidupannya.

"Dasar pria lemah sudah ku bilang jangan terus minum tapi kau tidak mau mendengarkan ku," ujarnya kesal seraya mendorong tubuh Darren keranjangnya.

Anne baru saja hendak bangun tapi seketika tangannya di tarik sampai membuat keseimbangan tubuhnya goyah dan jatuh ke pelukan Darren.

"Hei lepaskan aku dasar bodoh!" ucapnya seraya memukul dada Darren.

"Jangan pergi my boo tidurlah disini bersamaku," kata Darren seraya terpejam dan sambil memeluk tubuh Anne erat.

"Aku tidak mau tidur denganmu, lepaskan aku Darren bodoh!" bukannya melepaskannya malah semakin erat memeluknya.

"Darren kau jangan begini, membuat ku takut," ucap Anne yang kewalahan karena tenaga Darren masih sangat kuat dalam memeluknya.

Dia menyerah mungkin tunggu sampai Darren tertidur baru ia bisa melepaskan dirinya dari pelukan pria sialan itu, ia hanya takut Darren melakukan tindakan di luar batas pikiran normalnya.

Anne memukul kepalanya sendiri, "Hei Anne apa yang kau pikirkan dasar bodoh." gumamnya sendiri.

Dia merasa kesal pada dirinya sendiri dan bisa-bisanya Anne berpikiran hal kotor sampai sejauh itu, padahal Darren hanya memeluknya bahkan tidak melakukan hal apapun padanya.

***

Pria itu telah terbangun lebih awal dari wanita yang sekarang berada di pelukannya, dia mengelus pipi lembut wanitanya seketika badannya terasa panas bagaimana pun juga Darren adalah pria normal mana mungkin, ia hanya bersikap biasa saja sedangkan kulitnya dan kulit Anne bersentuhan.

"Ayolah Darren jangan melakukan sesuatu yang membuat dia membencimu," ucapnya tertahan.

Anne yang menggeliatkan tubuhnya ia merasa pergerakannya kurang leluasa, seketika ia membuka matanya baru sadar jika semalam dia malah ketiduran di ranjang kamar Darren.

"Kau sudah bangun my boo?"
"Darren kau? Ah lepaskan pelukanmu," ujar seraya meronta dan Darren terkekeh senang menggoda Anne saat ini.

"Jangan terus bergerak Anne! Apa kau tak merasakannya.. " Anne membulatkan matanya. Ya, dia merasakan di bawah sana sepertinya milik Darren tengah menegang.

"Dasar m-e-s-u-m," umpatnya keras.

Seketika Anne mencubit pinggang Darren dengan keras membuat sang empu melepaskannya dan ia langsung melarikan diri dari kamar Darren. Ia terkekeh melihat Anne yang berlari begitu saja, tapi pinggangnya terasa nyeri akan cubitan tangan Anne barusan.

Dia menyibak selimutnya dan melihat bagian celananya ingin sekali dia tertawa, beruntung Darren bisa mengendalikan dirinya sendiri.

"Ah! Kau ini membuatku susah saja," katanya seraya berlari masuk ke dalam kamar mandinya, dia harus mendinginkan dirinya sendiri.

Sedangkan Anne tengah merasa kesal pada dirinya sendiri karena bisa-bisanya dia tertidur di ranjang yang sama dengan Darren, padahal semalam dia sudah berencana akan keluar dari kamar Darren jika pria itu sudah tertidur pulas dan sekarang dia sendiri yang ikutan ketiduran.

"Tadi apa itu barusan.. " Anne memukul kepalanya sendiri, bisa-bisanya mengingat hal sesuatu  dari balik celana panjang Darren barusan.

"Anne ayolah jangan berpikiran kotor seperti Darren!" ujarnya seraya mengguyur wajahnya dengan air, dia harus mendinginkan otak dan tubuhnya yang sudah mulai tidak waras.

"Selamat pagi nona Anne," ucap Darren seraya ikut duduk di kursi meja makan.

"Kau tampak terlihat senang sekali?" Anne penasaran dengan wajah girang atasannya itu.

"Iya aku senang karena hari ini adalah pengumuman siapa yang mendapatkan tender proyek itu," Anne mengangguk dia pun ikut senang karena sebentar lagi dia tidak akan satu atap lagi dengan Darren.

"Kau sudah menyiapkan proposalnya?" Anne mengangguk.

"Hei aku bertanya padamu jangan terus mengangguk seperti itu," kata Darren kesal.

"Apa kau tidak melihat aku sedang makan tidak baik banyak bicara di depan makanan!" jawab Anne yang berhasil membuat Darren takjub mendengar nada tinggi suara Anne barusan.

Darren memakan rotinya, menggigitnya sambil menatap Anne dia takjub selain galak ternyata Anne sangat cantik juga, dia jadi tidak pernah bosan jika terus berdua seperti ini dengan Anne yang manis itu.

"Jangan terus menatapku," ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya.
"Aku ingin menatapmu my boo," katanya.
"Darren bisakah sehari saja kau tidak membuatku kesal," Anne menatapnya dengan wajah memelas.
"Maaf aku tidak bermaksud membuatmu kesal," ujarnya seraya menundukkan wajahnya tidak menatap Anne lagi.

Drrt.. ponsel Darren berdering dan layarnya menampilkan nama Moa disana ia langsung menjauh dari meja makan demi tidak membuat Anne merasa kesal, dia akan mengangkat panggilan dari Moa agak labih jauh.

"Tumben sekali dia," ucap Anne yang melihat Darren tengah mengobrol dengan Moa dari jarak jauh dengannya, dan seketika dia bisa melihat dengan jelas ekspresi Darren yang sedang tersenyum dan tertawa.

"Crazy huh! baguslah jika hubungan mereka membaik dengan begitu mereka bisa secepatnya menikah dan aku bisa bekerja dengan tenang." ujar Anne entah itu benar-benar tulus dari hatinya atau sekarang sebenarnya ia sedang merasa kesal.

Darren menghampirinya, "Ayo berangkat, kau sudah selesaikan kan sarapannya?" ujarnya seketika berhasil membuat Anne mengerutkan dahinya.

"Aku sudah selesai, kau yang belum selesai lihat rotimu itu tidak kau habiskan sama sekali seasik itu kah, sampai kau melupakan sarapanmu," serunya yang berhasil membuat Darren merasa senang.

"Wah.. apakah nona Anne sedang cemburu pada makanan atau pada nona Moa?" katanya berdecak pinggang.

"Ayo kita berangkat kau ini terlalu banyak bicara," ujar Anne yang berjalan lebih dulu menghiraukan Darren yang sedang merasa senang.

"Kau ini sangat malu sekali untuk mengakui jika kau sebenarnya cemburu." ucapnya menyamakan langkahnya dengan langkah Anne.

Sebenarnya Darren barusan tidak mengangkat telepon dari Moa, tapi dia hanya berpura-pura selayaknya sedang mengobrol asik dan berharap Anne merasa kesal akan tingkahnya dan sekarang dia mengetahui, jika sebenarnya Anne sudah mulai merasakan hal yang sama sepertinya.

***

Tepukan tangan meriah diberikan kepada Smith yang berhasil memenangkan tender proyek, terlihat Darren sangat kesal akan kekalahannya biasanya ia selalu menang dan sekarang dia di kalahkan oleh seorang Van Smithson pria yang pernah menggoda wanitanya, bahkan sekarang hal yang membuat Darren merasa lebih kesal lagi adalah Anne memberikan ucapan selamatnya untuk Smith.

"ANNE! Ayo pulang rapat hari ini sudah selesai," katanya seraya menarik lengan tangan Anne membawanya keluar dari ruang rapat.

"Hei Darren kau ini kenapa, tampak kesal sekali kelihatannya?" Darren menatapnya dan seketika memeluk Anne ia sedih karena di kalahkan.

"Sudahlah tidak apa, kalah menang itu sudah biasa, kau sudah berusaha sangat baik mungkin memang keberuntungan hari ini di miliki oleh orang lain, kau ini sudah hebat Darren," ujar Anne seraya menepuk-nepuk punggung Darren.

"Benarkah aku hebat Anne?" tanya Darren menatapnya.

"Iya kau adalah CEO di D.J Enterprises perusahaan impianku bekerja, kau adalah CEO yang hebat sudah jangan bersedih." Anne menatap balik dengan tulus dan seketika Darren tersenyum, ia senang karena di sanjung oleh wanita yang dicintainya.

Tidak apa jika Darren kalah yang terpenting sekarang adalah dimata seorang Anne dia adalah CEO yang hebat, lagi pula ini hanya kekalahan yang tidak seberapa dikemudian hari Darren pasti akan memenangkan tender lainnya.

TBC.

Scandal With My Boss (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang