Bab 47 - Egois

840 27 0
                                    

Kabarnya sekarang Vincent Gibson telah bebas karena pihak mereka telah mau membayar kompensasi yang telah di tetapkan dan kabar itu berhasil membuat pihak dari Darren benar-benar di buat kesal. Mau bagaimana lagi mereka tidak akan bisa membuat Vincent mendekam di penjara terlalu lama, pria tua itu memiliki kekuasaan di kota ini.

"Bisakah siang ini kau menemuiku Darren?"
"Untuk apa?"
"Ada hal yang ingin ku bicarakan denganmu setelah itu, aku akan pergi jauh tak akan lagi menganggumu,"
"Baiklah kabari saja dimana tempat kita bertemu."

Darren membalas pesan dari Moa semata-mata hanya untuk menghargai wanita itu saja, lagi pula katanya ada sesuatu yang ingin di sampaikan padanya.

"Maaf Pak Darren anda sudah di tunggu di ruang meeting," ujar sekretaris barunya.
"Iya saya akan segera ke sana." ucapnya.

Darren bergegas meninggalkan ruangannya menuju ruang meeting disana sudah ada beberapa orang-orang penting di perusahaannya, kali ini mereka akan meeting terkait AERO sport dan membahas kelanjutan mobil baru yang akan mereka buat kembali.

Oh, iya berbicara tentang Anne wanita itu benar-benar tidak membahas tentang hal kemarin yang mereka bicarakan terkait pernikahan, begitu juga dengan Darren yang menghargai perasaan Anne yang belum terlalu siap untuk ke jenjang yang lebih serius bersamanya.

***

"Ku pikir setelah ini aku ingin meminta Kalvin membuatkan sesuatu yang bermanfaat," ucap Darren seraya berjalan di samping Anne.

"Pada saat meeting kita kan sudah membahasnya," kata Anne.

"No, no bukan kendaraan tapi ini semacam aplikasi khusus tuna netra," ujarnya.

"Wow.. kau sangat dermawan tuan Darren sampai bisa berpikiran sejauh itu," Anne kagum padanya.

"Aku begini berkatmu juga Anne." katanya seraya tersenyum manis.

Darren memang CEO yang hebat selalu ada ide baru yang ingin dibuat dan idenya itu pasti akan sangat bermanfaat seperti sekarang penjualan AERO sport sangat meningkat bahkan setengah dari hasil penjualannya Darren donasikan untuk beberapa yayasan yang membutuhkan bantuan.

"Siang ini kau mau makan dimana? Restoran sebelah bagaimana, hari ini aku ingin mentraktirmu," ujar Anne.

"Mm.. maaf Anne sepertinya siang ini aku tidak bisa makan siang bersamamu," ucapnya.

Anne terdiam tumben sekali Darren menolak ajakannya.

"Kau pasti sangat sibuk ya?"
"Iya ada urusan yang harus ku selesaikan. Maaf siang ini kau bisa kan makan siang dengan yang lainnya dulu?" ujarnya.

Anne tersenyum, wanitanya itu selalu mengerti akan dirinya, "Iya tidak apa-apa masih ada banyak hari, kau selesaikan saja urusanmu dulu." ucapnya penuh pengertian.
"Thanks my boo." Darren mencium dahinya sekilas sebelum benar-benar pergi dari pandangan Anne.

Sepertinya Darren harus selalu banyak bersyukur karena bisa di pertemukan dengan wanita penyabar seperti Anne, wanita yang tidak pernah menuntut dirinya dan wanita yang punya cara tersendiri dalam mencintainya.

Tapi, sebenarnya jauh di lubuk hati Anne ia sedikit kesal karena Darren menolak ajakannya. Biasanya sepenting apapun pekerjaan Darren, pria itu selalu memprioritaskanya tapi sekarang pria itu justru menolak ajakan makan siangnya. Anne ingin curiga tapi ego menyuruhnya untuk tetap bersikap tidak berlebihan, khawatir Darren ilfil jika ia terlalu posesif.

***

Mobilnya telah terparkir dengan sempurna, ia segera bergegas masuk menemui Moa yang sudah pasti menunggunya tanpa mencari keberadaannya Darren telah mendapati Moa yang sekarang tengah melambaikan tangan kearahnya.

"Maaf kau pasti sudah terlalu lama menunggu dan jalanan sangatlah macet,"
"Don't worry Dar," jawabnya seraya tersenyum.
"Tapi aku memang sudah dari dulu selalu menunggumu Darren," batin Moa berkata.

"Wow.. kau sudah memesankan makanan untukku?" Moa mengangguk, wanita itu tidak pernah lupa akan makanan kesukaannya.

"Thanks Mo, Bye the way kau bilang ingin menyampaikan sesuatu padaku? Apa sebegitu pentingnya," tanya Darren tak sungkan melahap makanannya.

"Iya aku ingin meminta maaf padamu Darren, maaf akan segala perbuatan ayahku padamu dan pada Anne, aku sudah memutuskan untuk melanjutkan kuliah ku keluar negeri," ujarnya dengan mantap.

"Maaf selama ini sudah membuat kehidupanmu selalu merasa tertekan karena perjodohan itu," sambungnya.

"Aku sudah memafkanmu dan memaafkan tuan Vincent tapi apa kau sudah sangat yakin ingin ke luar negeri?" Darren berbasa-basi.

"Ini sudah menjadi keputusanku, aku ingin mencari kehidupan baru." katanya dengan senyumannya.

Mendengarnya saja Darren sudah merasa iba, apa sebegitunya Moa ingin menjauhi dirinya dan mencari kehidupan barunya. Ia jadi merasa bersalah andai saja hatinya mau mencintai Moa mungkin wanita ini tidak akan sampai begini, tapi sangat di sayang kan hatinya tidak mau sama sekali membuka hati untuk Moa.

"Maaf sudah membuatmu harus seperti Ini, Moa kau sangat pantas bahagia dengan pria yang tepat," Darren menatapnya sesaat.

"Aku yakin kau pasti akan menemukan kebahagiaanmu," katanya seraya menggenggam tangan Moa memberikan wanita itu keyakinan.

"Thanks Darren, thanks sudah mau memaafkan ku dan mau menemuiku siang ini mungkin ini akan jadi makan siang terkahir kita," matanya mulai berkaca.

"Ayo kita makan jangan sia-siakan makan siang kita ini." ujar Darren.

Moa sudah benar-benar mengikhlaskan Darren bersama wanita yang dicintainya, konon katanya melepaskan pria yang kita cintai untuk hidup bersama dengan wanita yang dicintainya adalah cara terbaik dari mencintainya. Dan sekarang sedang Moa terapkan hal itu, meskipun hatinya sangat terasa hancur apalagi ketika ia memutuskan untuk pergi ke luar negeri demi melupakan Darren dan segala perasaannya pada kota New York ini.

***

Anne memilih duduk terus berdiam diri di ruangannya pikirannya sedang tidak karuan siang tadi ia bertemu Vanny teman kantornya dulu di D.J Enterprise mereka sengaja bertemu hanya untuk makan siang dan berbincang.

"Apa jadi Pak Darren berniat ingin mengajak mu menikah tapi kau belum siap dan dia mau memaklumi ke tidak siapanmu itu?" Anne mengangguk.

"Apa aku salah bersikap seperti itu Vann?" tanya Anne meminta saran.

"Iya sangat salah kau terlalu egois Anne, dia sangat mencintaimu bahkan rela menunggu sampai kau siap tapi kau masih saja memikirkan karirmu," ujarnya mengingatkan.

"Aku tak ingin menyia-nyiakan masa-masa berkarir ku Vann, kau tahu kan setelah menikah nanti aku tidak mungkin akan terus bekerja, aku pasti akan menjadi seorang istri bahkan menjadi seorang ibu nantinya, tanggung jawabku pasti di rumah dan aku belum siap semua itu," Anne menutupi wajahnya membayangkan segalanya.

Vanny paham maksud Anne tapi pikiran temannya ini terlalu berlebihan.

"Bahkan setelah menikah kau masih bisa berkarir Anne tergantung hatimu sih kalau kau tega tidak mau mengurus suami dan anakmu nanti," ucapnya dengan sedikit terkekeh.

"Tapi dengan sikap labil mu yang seperti ini, aku sangat yakin Pak Darren cepat atau lambat pasti akan mencari wanita yang mau lebih serius dengannya, dari pada menunggu wanita yang terlalu sibuk dengan karirnya,"

"Kalau aku berada di posisimu, aku pasti tidak perlu pikir panjang jika pria sebaik Pak Darren mengajakku untuk menikah, tapi sayangnya Pak Darren menyukaimu," cercahnya sedikit diselingi tawanya

"Pikirkan baik-baik Anne, jangan sampai kau menyesal melihat pria yang kau cintai bersanding dengan wanita lain." ucap Vanny berhasil membuat Anne terdiam membisu, mencerna segala kalimat yang diucapkan temannya itu.

Mengingat obrolannya dengan Vanny berhasil membuat Anne sedikit merasa khawatir, jika nanti Darren benar-benar akan meninggalkannya dan mencari wanita yang lebih serius di bandingkan dirinya.

TBC.
Di harap memberikan Vote dan Komentarnya ya prend memberikan kedua poin itu sangat gratis. :)

Scandal With My Boss (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang