Seminggu kemudian.. mereka berdua telah siap bertemu dengan Jackson untuk membicarakan sesuatu hal yang penting, Darren sendiri yang langsung menghubungi ayahnya jika ia dan Anne ingin meminta bantuannya.
Kini Jackson telah menunggu kedatangan mereka di ruangannya, dia sangat yakin jika kedua manusia itu pasti akan memohon meminta bantuan padanya.
"Kau sudah siap Shen melihat drama yang akan terjadi disini," ujarnya seraya tersenyum senang.
"Maaf tuan sepertinya mereka sudah ada di depan pintu, saya akan mempersilahkan mereka untuk masuk," ujarnya seraya membungkukkan tubuhnya.
"Iya cepat suruh mereka masuk." kata Jackson tidak sabaran.
Saat pintu telah di buka lebar nampaklah kedua pasangan yang mengenakan stelan jas yang berwarna sama menunjukkan jika keduanya adalah sepasang kekasih atau memang terlihat seperti atasan dan sekretarisnya.
"Selamat datang di Equip Group," sapanya.
"Terimakasih Dad atas sambutannya," kata Darren.
"Boleh kami duduk?" kata Anne.
"Iya silahkan duduk, kau ini Shen tidak mempersilahkan mereka untuk duduk," ujar Jackson menatapnya tajam.
"Maaf tuan." jawab Shen.Anne tersenyum ramah kearah Jackson begitu juga dengan Jackson yang malah menunjukkan senyum tidak humble-nya, ia hanya fokus pada Darren yang sudah beberapa minggu ini tidak berjumpa dengannya.
"Kalian pasti kesini ingin meminta bantuan pada saya bukan?" Darren mengangguk.
"Iya Dad kami kesini ingin meminta bantuanmu, Dad apa kau mau menjadi bagian investor di Great AND Enterprise?" katanya tanpa basa-basi.
"Iya jelas saya pasti akan memberikan bantuan kepadamu tapi dengan satu syarat dan syarat itu sudah diketahui oleh nona Anne," ujar Jackson.
"Katakan saja padaku Dad apa syarat itu?" katanya yang berpura-pura tidak mengetahui hal apapun itu, ia sengaja ingin bermain terlebih dahulu dengan ayahnya.
"Kau harus tinggalkan nona Anne dan kembalilah ke D.J Enterprise," seketika Darren terkekeh mendengarnya berhasil membuat Jackson tidak menyukai tawa dari putranya itu.
"Apa yang kau tertawakan Darren?" Jackson menatapnya.
"Aku menertawakan syarat darimu itu Dad, sejak kapan kau beralih profesi menjadi seorang pengancam, tapi maaf aku tidak bisa melakukan syarat yang kau ajukan itu," Jackson naik pitam mendengarnya.
"Kau pasti akan berpikir jika aku akan memohon padamu bukan? Maaf aku tidak akan melakukannya, aku menghormatimu sebagai ayahku tapi kau justru tidak menganggap ku sebagai putramu Dad," tuturnya berhasil menyentil perasaan Jackson.
"Mereka diluaran sana melihatmu sebagai seorang pria yang hebat dan seorang ayah yang hebat, tapi kau justru memperlakukan ku selayaknya mainan," katanya dengan wajah sendunya.
"Darren apa yang kau bicarakan, saya tidak pernah memperlakukanmu seperti yang kau katakan, saya seperti ini hanya menginginkan masa depan yang terbaik untukmu setelah kau meninggalkannya dan mau melanjutkan pertunanganmu dengan Moa semuanya pasti akan baik-baik saja." Darren menggelengkan kepalanya.
Situasi macam apa ini, bukankah skenario yang mereka bentuk bukan seperti ini, tidak ada perdebatan yang panjang di dalam skenarionya tapi mengapa kini Darren terbawa akan emosinya.
"Aku tidak akan mau lagi menurutimu Dad," katanya lagi.
"Darren sudah cukup, maaf tuan Jackson disini aku akan langsung to the point ke dalam intinya aku harap anda mau bekerjasama dengan kami," kini balik Jackson yang menggelengkan kepalanya seraya tersenyum masam.
"Saya tidak akan pernah mau membantu kalian.."
"Dan saya akan pastikan perusahaan kalian tidak akan bertahan lama, perusahaan kalian tidak akan pernah bisa maju dan bersaing di kota ini," sarkasnya dengan tegas.
Anne mengangguk, "Baiklah dengarkan rekaman ini terlebih dahulu mungkin anda akan mempertimbangkannya kembali," ia memutar rekaman hasil pembicaraannya dengan Jackson di hadapan sang empunya langsung.
Jackson yang menyimaknya ia masih belum paham, ia hanya mendengarkannya saja tanpa dia sadari jika rekaman itu akan menjadi boomerang baginya.
"Apa maksudmu nona Anne? Bukankah itu adalah obrolan kita kemarin lalu untuk apa kau merekamnya secara diam-diam?" Anne tersenyum sinis mendengarnya yang katanya pria hebat ternyata tidak sehebat yang dia pikirkan.
"Tuan Jackson anda dikenal sebagai seorang pengusaha yang hebat dan juga ayah yang hebat bahkan seorang penulis terkenal di kota ini, sampai menuliskan buku tentang anda tuan Jackson, anda sangat disegani di kota ini," ujarnya seraya tersenyum sebelum sampai akhirnya Anne melanjutkan perkataannya kembali.
"Bayangkan jika rekaman ini tersebar sampai menjadi bahan pemberitaan di New York timeline, apa kau yakin mereka akan memandang anda sebagai pengusaha yang sangat disegani, mungkin kau akan mendapatkan jejak profil yang buruk karena rekaman ini," ujarnya menjelaskan dengan gamblangnya.
"Kau mengancam ku?"
"Iya sepertinya, jadi ku harap anda mau kembali mempertimbangkan keputusan anda untuk bekerjasama dengan perusahaan kami,"
"Dan ini dokumen yang sudah saya siapkan anda tinggal mentanda tanganinya setelah itu aku dan Darren akan menghapus rekaman ini," sambungnya kembali seraya menyodorkan dokumennya.
"Sudahlah Dad tanda tangani saja, aku dan Anne masih sangat baik tidak merusak reputasimu dengan langsung menyebarkan rekaman itu," kata Darren yang masih kesal.
Jackson berada di ambang kebingungan satu sisi jika ia tidak mau mengikuti apa yang mereka inginkan itu artinya jejak reputasinya akan menjadi buruk, tapi jika dia mentanda tanganinya hubungannya dengan Vincent pasti akan menjadi buruk, dia pasti akan di cap mendukung usaha Darren dan Anne.
Seketika Jackson mengambil dokumennya dan langsung mau mentanda tanganinya, dia tidak punya pilihan lain selain menyetujui keinginan mereka berdua.
"Kau memang ayah yang hebat Dad, aku beruntung memiliki ayah sepertimu yang mau mendukung usaha putranya dan calon menantunya," ujarnya antusiasme tapi Jackson menunjukkan senyum kesalnya.
"Terimakasih tuan Jackson," Anne tersenyum dengan ramah.
"Baiklah semuanya sudah selesai kami permisi undur diri," ucap Anne.
"See you Dad." Darren tersenyum senang.Setelah mereka berdua keluar dari ruangannya Jackson langsung melempar gelas yang ada di hadapannya, suara pecahannya terdengar sangat jelas, sangat menunjukkan jika sang empu sedang melampiaskan amarahnya. Begitu juga dengan sekretaris Shen dia langsung pamit keluar memberikan waktu untuk tuannya menenangkan dirinya.
"Sialan bisa-bisanya rubah kecil itu menjebak ku seperti ini." ujarnya dengan penuh emosional.
Sekarang Jackson akui jika Anne memang cerdik ia bisa jatuh begitu saja ke dalam perangkapnya dengan mudah dan bodohnya mengapa Jackson tidak berpikir sampai sejauh itu jika kemarin pembicaraannya di rekam secara diam-diam.
***
"Aku tidak seharusnya melakukan hal itu, aku sudah sangat keterlaluan kau pasti berpikiran yang sama bukan?" tanya Anne yang merasa sudah kurang ajar.
Darren menatap wanitanya dengan lekat, sepertinya Anne merasa menyesal setelah berani mengancam Jackson barusan.
"Sudah tenanglah, kita ini satu misi jadi kau tidak perlu merasa menyesal ataupun tidak enak hati, hanya dengan cara ini Anne sudah tidak apa-apa." ujarnya seraya menggenggam kedua tangan wanitanya.
Anne berhamburan ke dalam pelukannya. Darren yang sekarang akan selalu jadi tempat sandarannya, pria itu sudah berjanji akan selalu bersamanya bahkan setelah perbuatannya yang berani mengancam Jackson yang notabenenya adalah ayah dari Darren tapi pria itu selalu disampingnya.
Padahal sudah sangat jelas perbuatannya sudah melampaui batas, anak mana yang akan bersikap dengan santainya melihat ayahnya sendiri di ancam seperti itu.
TBC.
Di harap memberikan Vote dan Komentarnya ya prend memberikan kedua poin itu sangat gratis. :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Scandal With My Boss (END)
RomanceAnnetasyah Cloper harus berhadapan dengan bos sintingnya setiap hari yaitu Darren Jackson CEO di perusahaan Anne bekerja menjadi sekretaris sekaligus menjabat sebagai asisten pribadi Darren berhasil membuat seorang Anne merasa gila dengan segala tin...