Dan benar saja Darren kembali ke kantor sendiri tanpa Anne ia benar-benar tidak menyukai keberadaan Lucas diantara mereka. Mungkin sikapnya ini terlalu berlebihan tapi beginilah Darren seperti bocah ketika sedang cemburu beruntung Anne masih mau mengerti akan sikapnya, seperti sekarang Anne menyusul Darren meskipun ia di tinggalkan begitu saja.
"Darren," panggilnya saat sudah berada di ruangan kerja Darren.
"Kenapa? Kau tidak jadi makan dengannya?" tanyanya seraya membolak-balik berkasnya."Tidak, aku tidak lapar. Kau sendiri kenapa tiba-tiba pergi begitu saja, kau cemburu huh?" tanya Anne balik seraya menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Tidak untuk apa aku cemburu," katanya dengan tenang beralih duduk di sofa.
"Aku tidak percaya jika kau tidak cemburu pada Lucas," Anne mencoba membuat Darren semakin kesal.
"Iya terserah kau mau percaya atau tidak," Darren benar-benar tidak mau mengakuinya.
"Baiklah, malam ini Lucas mengajakku untuk ikut makan malam mungkin aku akan meminta izin darimu untuk pulang lebih awal," Darren menatapnya tajam, ia tidak suka dengan ucapan Anne barusan.
"Why.. apa ada yang salah dengan perkataan ku?" Anne menatapnya.
"Terserah kau Anne bahkan jika kau mau pulang sekarang pun silahkan, aku tidak akan melarangnya," ujar Darren dengan tegasnya.
Anne sebenarnya ingin sekali tertawa terbahak melihat ekspresi Darren yang marah begitu padanya, padahal dia hanya sedang bercanda tapi pria itu sudah menanggapinya dengan terlalu serius.
Anne ikut duduk di sampingnya, "Aku hanya bercanda kau terlalu serius," ujarnya.
"Apa? Kau.. Anne!" Darren geram karena telah berhasil Anne jebak, wanitanya sekarang sudah berani menggodanya.
"Kau ini sejak kapan jadi pria yang gengsi akan mengakui kecemburuanmu, dulu kau sangat terang-terangan mengatakan kau cemburu," ujarnya dan seketika Darren mengalihkan pandangannya.
Anne menggenggam tangan Darren dan seketika ia memeluknya berhasil membuat Darren terpaku di tempat.
"Kau tidak perlu cemburu, aku sudah tidak tertarik dengan pria mana pun," ucap Anne.
"Iya aku tahu kau hanya tertarik padaku," Anne gemas ia mencubit pipi Darren.
"Itu kau tahu jadi berhentilah tiba-tiba marah meninggalkanku begitu saja," kini balik Anne yang menatapnya tajam.
"Maaf aku terlalu terbawa suasana," jawab Darren.
"Tapi kau benar-benar tertarik padaku saja kan Anne, tidak ada pria lain?" tanyanya sekali lagi memastikan jika Anne sedang tidak bercanda dengannya.
"Yes i'm only interest in you." Darren senang mendengarnya seketika ia langsung mengecupi bibir Anne berkali-kali berhasil membuat sang empu merasa geli di buatnya.
***
Setelah selesai dari pekerjaan kantor Anne diantar Darren pulang ke rumah sewanya kembali. Sebenarnya Darren tidak ikhlas jika Anne harus kembali ke rumah sewanya yang dulu itu, dia tidak ingin terlalu lama berjauhan dengan wanitanya.
"Anne kau yakin ini kembali ke rumahmu ini," Darren memastikan kembali.
"Iya aku sangat yakin kau ini kenapa kita ini hanya pisah rumah saja, besok juga pasti akan bertemu kembali kan di kantor," ujarnya.
Tiba-tiba Darren memeluknya dengan mesra dari arah belakang, "Tapi aku tidak bisa jauh darimu Anne," katanya dengan manja.
"Kau ini kenapa jadi manja seperti ini sih? Besok kan kita bisa bertemu lagi, lebih baik kau cepat sana pulang nanti Mom dan tuan Jackson pasti sudah menunggu kepulanganmu," ujarnya seraya melepaskan pelukan erat dari Darren.
Dahi Anne bergelombang melihat ekpresi wajah lemas Darren pria itu benar-benar bertingkah seperti seorang bocah.
"Sudah jangan menunjukkan ekpresi wajah seperti itu padaku cepat sana pulang," Anne mendorong tubuh Darren untuk keluar dari dalam rumahnya.
"Baiklah aku akan pulang tapi sebelum aku pulang, cium aku dulu," pintanya dengan senyuman jahilnya.
Anne memutar bola matanya permintaannya memang tidak akan jauh seputar hal itu dan seketika Anne mencium pipinya Darren.
"Sudah sana pulang aku sudah mengabulkan keinginanmu," serunya.
"Bukan cium pipi sayang tapi cium disini," Darren menunjuk bibirnya, Anne jadi semakin geli dengan keinginan Darren sekarang.
"Kau ini.. "
"Ayo cium setelah ini aku pasti akan segera pulang,"Anne menghembuskan nafasnya dan ia langsung berjinjit dan mencium bibir seksi Darren hal itu berhasil membuat Darren tidak percaya jika Anne berani melakukan keinginannya.
"Anne?"
"Why aku sudah melakukan sesuatu yang kau mau kan, lalu apalagi sudah sekarang kau pulang sana." Anne mendorongnya paksa sampai keluar dari rumahnya.Darren masih terdiam di tempat bahkan saat pintu rumahnya sudah Anne tutup rapat, pria itu masih juga belum beranjak seketika senyum senang terpancar di bibirnya, ia bahkan menyentuh bibirnya sendiri masih merasakan kecupan manis Anne pada bibirnya.
"Kau.. semakin ada kemajuan." gumamnya.
Begitu juga dengan Anne yang masih berada di balik pintu yang sekarang tengah menetralkan pikirannya, jantungnya berdetak begitu cepat mengingat keberaniannya yang memulai mencium bibir Darren, hal itu membuatnya merasa malu dan jelas pria itu pasti sedang sangat merasa kegirangan.
***
Malam ini menjadi malam yang terasa sunyi bagi Anne, ia tidak lagi merasakan keberadaan Darren di dalam kamarnya biasanya pria itu akan selalu bertingkah hal-hal yang sangat menyebalkan jika mereka berada di satu ranjang yang sama. Tapi, sekarang ia benar-benar merasa kesepian pria itu tidak ada di sampingnya.
Anne mencari kontak Darren di ponselnya, ia ragu untuk menghubunginya dan seketika jarinya ia beranikan menekan tombol hijau, suara nada tersambung berhasil membuat jantung Anne langsung berdegup cepat tapi pada akhirnya dia langsung membatalkan panggilan itu.
Berharap Darren sedang tertidur tapi apalah daya pada akhirnya pria itu menghubunginya balik, secepat mungkin Anne mengangkat panggilannya.
"Halo,"
"Iya hay Darren,"
"Kau pasti merindukan ku ya?"
"Tidak,"
"Huh kau mulai gengsi,"
"Aku tidak gengsi Darren,"
"Ya, ya baiklah."Darren mengalihkan panggilan menjadi panggilan video call, Anne buru-buru merapikan tatanan rambutnya.
"Kenapa kau pasti ingin mengejek wajahku seperti waktu dulu kan," tanyanya.
"Hahaha kau sangat cantik Anne," ucapnya.
"Dari dulu aku memang sudah cantik, matamu saja yang sedang buta waktu itu," sarkasnya.
"Waktu itu aku hanya bercanda Anne, kau saja yang terlalu terbawa suasana. Ini sudah sangat malam untuk apa kau menghubungiku Anne?" tanyanya seketika Anne di buat bingung.
"Apa? Aku.. Bukan aku kau sendiri YANG menghubungi ku," ucapnya mengalihkan fakta.
"Kau yang memulainya dari awal makannya aku telepon balik," saat mendengarnya Anne langsung memicingkan sudut matanya.
"Hoam.. sudah ya tuan Darren aku sudah mulai mengantuk," Anne berpura-pura.
"Baiklah jika kau memang sudah mengantuk, tidurlah dan jangan lupa mimpikan aku ya sayang," celetuknya.
"Iya akan ku pertimbangkan untuk memimpikan mu bye." Anne memutuskan panggilannya.
Meskipun Anne sedikit gengsi untuk mengatakan jika dia merindukan Darren tapi setidaknya malam ini, ia sudah bisa mendengar tawa dan melihat wajah pria yang dicintainya, malam ini semoga saja ia bisa tidur dengan nyenyak.
TBC.
Di harap memberikan Vote dan Komentarnya ya prend memberikan kedua poin itu sangat gratis. :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Scandal With My Boss (END)
RomanceAnnetasyah Cloper harus berhadapan dengan bos sintingnya setiap hari yaitu Darren Jackson CEO di perusahaan Anne bekerja menjadi sekretaris sekaligus menjabat sebagai asisten pribadi Darren berhasil membuat seorang Anne merasa gila dengan segala tin...