Bab 3 - Kencan Gila

4.1K 131 3
                                    

Malam ini sesuai perintah Darren dia Anne sudah bersiap menunggu Darren menjemputnya, tidak butuh waktu lama mobil Darren sudah sampai di depan gang rumahnya. Anne langsung masuk ke mobil dan duduk di jok belakang, tapi seketika Darren tidak kunjung menjalankan mobilnya.

"Kenapa?"
"Kamu pikir aku ini supir pribadi mu nona cantik, duduk di depan,"
"Aku tidak mau, nona Moa nanti yang akan duduk di depan bersamamu,"
"Kau tahu perjalanan ke rumah Moa itu menghabiskan waktu satu jam lebih, jadi cepatlah pindah ke depan nanti kau akan pindah duduk lagi ke belakang jika ada Moa." baiklah Anne menurutinya, ia berpindah ke jok depan menemani Darren tengil ini.

Ya, perjalanan ke rumah Moa lumayan cukup lama itu karena Darren yang membawa mobil lumayan cukup pelan, bagaimana mereka bisa sampai tempat tujuan dengan cepat.

"Pak Darren.. "
"Hey sudah berapa kali ku katakan jangan panggil aku seperti itu, jika kita sedang berdua,"
"Maaf maksudku Darren bisakah kau menambah kecepatan mobilmu, bagaimana kita akan sampai ke rumah nona Moa dengan tepat waktu jika kau membawa mobil seperti ini," ujarnya.
"Wah.. ternyata wanita sepertimu sukanya yang lebih cepat ya dari pada yang pelan-pelan." Darren mulai berbicara yang tidak di mengerti oleh Anne.

Anne berusaha menghilangkan pikiran kotornya, ada apa ini dengannya sekarang bertemu dengan Darren membuatnya sering berpikiran kotor, saat menebak kemana arah pembicaraan pria itu.

***

Mereka telah sampai di rumah Moa tepat satu jam yang di katakan Darren dan secepatnya ia berpindah duduk di belakang. Anne sengaja tidak ikut turun dari mobil karena bagaimana mereka sedang berada di depan rumah Moa, ia khawatir jika nanti orang tua Moa melihat dirinya.

"Darren ku pikir kau sedang bercanda mengajaknya ikut dalam kencan kita ini, ternyata kamu benar-benar membawanya," ujar Moa kesal.
"Sejak kapan aku bercanda dalam berbicara." ucap Darren serius.

Anne berusaha untuk tetap tenang ia tidak ingin ikut campur urusan kedua manusia aneh itu, keberadaannya hanyalah karena perintah Darren yang tidak lain dan tidak lebih bukan karena apapun itu.

Mereka sampai di restoran yang terkenal di ibu kota New York. Anne benar-benar merasa seperti orang gila yang mau saja menemani pasangan absurd kencan.

"Kau ingin makan apa nona Anne?" Anne di buat celingukan, pria ini sudah tidak waras apa seharusnya dia bertanya pada tunangannya bukan malah pada dirinya.
"Darren sayang kenapa kamu malah bertanya pada dia seharusnya, kamu juga menanyakan hal yang sama padaku?" rengek Moa manja pada Darren.
"Baiklah biar adil, aku akan pesan makanan yang sama untuk kita bertiga." Darren memesan menu yang paling spesial dan termahal di restoran ini.

Sungguh disini Anne merasa dirinya seperti pacar kedua seorang Darren, pria itu memperlakukannya benar-benar seperti kekasihnya.

Ayolah, Anne ingin sekali secepatnya pulang.

***

Anne terus mengikuti mereka dari belakang, setelah makan entah mau kemana lagi mereka berdua ini dan ternyata mereka berhenti di tempat penjual es krim.

Melihat Moa yang sedang memesan es krim rasa coklatnya membuat Anne ingin juga, huh tapi sayangnya dia tidak punya uang.

"Ah.. " Anne merasa terkejut saat satu cup es krim rasa coklat langsung Darren suguhkan di hadapannya, sejak kapan pria itu memesankan untuknya.
"Untukku?" Anne mendelikkan matanya and Darren menganggukkan kepalanya seraya menyunggingkan eyes smile-nya.
"Iya untuk siapa lagi cepat ambilah nanti keburu mencair, huh aku memang pria yang perhatian bukan." Darren memuji dirinya sendiri.

Moa merasa kesal karena sedari tadi Darren lebih perhatian kepada sekretarisnya di bandingkan dirinya.

"Darren.. " yang di panggil melihatnya dengan malas.
"Kenapa lagi?"
"Aku ingin menangis, kau mengabaikan ku dan terlalu perhatian padanya," Moa menunjuk Anne yang di tunjuk tertegun diam.

Darren berdecak pinggang ini yang tidak di sukai Darren dari kecil Moa tidak pernah bersikap dewasa dan terlalu berlebihan seperti seorang bocah.

"Sudahlah kau jangan menangis, jika bukan karena Anne ada disini aku tidak akan mau kencan keluar di malam hari seperti ini," Anne yang mendengar ia langsung memukul pantat Darren karena berbicara asal begitu.

Anne sejujurnya merasa tidak enakan pada Moa tapi sesungguhnya ia benar-benar tidak pernah meminta untuk di beri perhatian, pria sinting ini saja yang terus memberikannya perhatian dari saat mereka makan sampai sekarang.

"Aku ingin pulang, sekarang juga."
"Ya, baiklah ayo kita pulang."

Senangnya mendengar kata pulang, sudah dari tadi Anne menunggu kalimat itu dan akhirnya ia bisa merasa lega setelah pulang dari kencan gila mereka ini.

***

"Kau tidak seharusnya bersikap seperti itu pada nona Moa," ucapnya.
"Memangnya aku harus bersikap seperti apa Anne?" Darren bertanya, pertanyaan Darren tidak bisa Anne jawab.
"Iya setidaknya hargailah dia sekalipun kau tidak menyukainya." sarannya.

Darren hanya menganggukkan kepalanya dia tidak benar-benar mendengarkan nasehat dari Anne, baginya apa yang tidak dia sukai ya dia tidak akan menyukainya.

Mobil Darren sampai di depan gang rumah Anne, wanita itu turun begitu juga dengan Darren yang ikut turun berhasil membuat Anne menatapnya heran.

"Kenapa? Aku akan mengantarkanmu sampai di depan rumahmu," Darren menatapnya balik.
"Tidak perlu, aku bisa sendiri sebaiknya kau pulang saja," Anne menolaknya.
"Tidak, ayo aku antar." Darren menggenggam tangan Anne sontak membuat sang empu terkejut.

Anne merasa tidak nyaman akan genggaman tangan Darren di tangannya pasalnya ia tidak pernah berjalan beriringan dengan pria, apalagi sampai bergandengan tangan dan pada saat mereka sedang berada di gang jalan menuju rumahnya.

"Bisakah kau melepaskan tanganmu?" Anne mencoba melepas paksa tapi Darren tidak membiarkannya.
"Kau ini kenapa huh, jangan grogi tenang saja. Aku seperti ini sedang menjagamu," Anne terkejut mendengar alasannya.
"Apanya yang menjaga? Ini bukan menjaga tapi kau memanfaatkan keadaan," sentil Anne.
"Hahaha.. kau bisa saja Anne," Darren malah terbahak senang melihat Anne grogi seperti ini.

Dan saat mereka sampai di depan rumah sewa milik Anne, ia langsung menginjak sepatu Darren membuat sang empu melepaskan tangannya. Rumah sewa yang minimalis hanya terdapat satu kamar dan satu ruang tamu yang langsung terhubung dengan dapur.

"Lepaskan tanganmu, kita sudah sampai, terimakasih sudah mengantarkan ku pulang dan sampai jumpa Pak Darren." ujarnya terburu-buru.

Anne langsung berlari masuk ke dalam rumahnya dan langsung mengunci pintunya dengan rapat berhasil membuat Darren menggelengkan kepalanya melihat tingkah Anne barusan.

"Dasar wanita aneh," Darren tidak langsung pergi, ia melihat-lihat sekitar rumah sewa Anne.

Anne yang masih berdiri di balik pintunya, ia mengintip jendela dan ia masih melihat Darren masih di luar sana.

"Ck! Kenapa pria sinting itu masih belum juga pergi sih?!" Anne geram.
"Hey! Jangan mengintip ku, sudah sana cepat beristirahatlah.. " ujarnya.
"Tidak usah khawatir denganku sayang, aku pasti akan pulang dengan baik." sambung Darren yang masih berada di luar sana, ia menyadari Anne yang barusan mengintipnya.

Anne langsung bergidik geli mendengar ucapan Darren barusan, ia segera mematikan lampu di dalam kamarnya. Terserah, Darren mau pulang dengan selamat ataupun tidak Anne tidak perduli akan hal itu.

TBC.
Di harap memberikan Vote dan Komentarnya ya prend memberikan kedua poin itu sangat gratis. :)

Scandal With My Boss (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang